"PR investor? Critical thinking"
Pada umumnya apabila kita bahas pembahasan seputar investasi, kita selalu bahas yang namanya financial statement, dividend, brand perusahaan, management dan lain lain, tapi ada 1 hal yang biasa sedikit terlupakan oleh investor khususnya investor pemula, yakni "criticial thinking" dalam menganalisa suatu saham atau kejadian. Bagaimana contoh critical thinking yang mesti di asah investor khususnya para pemula? keep reading
Sebelumnya, seperti biasa saya selalu menginfokan bahwa saya biasanya sharing mengenai investasi dan ekonomi melalui Instagram saya, apabila berkenan, bisa follow Instagram saya di bawah ini
Instagram: @James.Jayadi
Link Insta: https://cutt.ly/BwAxmMhD
====================================
"Melihat apa yang ada di sekitar perusahaaan"
Bermainlah dengan otak kita, investor butuh yang namanya critical thinking
Asumsi ada 2 perusahaan yakni PT.A dan PT.B. Situasinya adalah PT.A merupakan perusahaan induk dari PT.B. Saham yang kamu pegang sekarang adalah saham PT.B dan kamu sedang menganalisa apakah saham PT.B yang kamu beli ini akan membagikan dividend atau tidak, apakah akan naik atau tidak dan sebagainya
Sebagai investor, kita bermain dengan data dan informasi, sering pula kita mempelajari hubungan perusahaan yang kita beli dengan group perusahaannya (misal perusahaan induk/anak dari perusahaan tersebut dan berbagai macam informasi lainnya). Apabila kita tau bahwa kinerja perusahaan PT.B baik baik saja, keuangannya baik baik saja dan kita juga punya data mengenai induk perusahaan tersebut yakni PT.A, sebenarnya kita bisa analisa pula (atau bahkan menebak2) apakah nanti PT.B akan membagikan dividend yg lebih banyak dari tahun sebelumnya atau tidak
Kita sudah punya data PT.A dan ternyata kondisi keuangan PT.A sedang tidak baik baik saja dan butuh dana segar tambahan untuk bisa survive, maka secara cara kerja bisnis pada umumny, tentu penghasilan PT.B bisa menjadi sumber dari dana segar untuk membantu kebutuhan PT.A melalui dividend, ini di karenakan PT.A yang sebagai induk perusahaan tentu punya kepemilikan saham di PT.B, sehingga dividend yang di bagikan PT.B tentu akan masuk ke kantong PT.A, terlebih induk perusahaan pada umumnya merupakan pemegang saham mayoritas anak perusahaam sehingga punya hak intervensi keputusan management di PT.B, oleh karena itu tentu masuk akal apabila ada sebuah opsi pagi PT.A untuk meminta PT.B membagikan dividend yang lebih tinggi di banding tahun lalu sehingga dividend yang di terima PT.A pun akan bertambah pula dan itu bisa membantu bisnis dari PT.A
Dalam scenario seperti ini, kita sebagai investor PT.B tentu juga akan mendapatkan keuntungannya melalui peningkatan dividend. Scenario ini mungkin tidak selalu terjadi, tapi ini merupakan gambaran kalau kita bermain dengan critical thinking kita seputar dividend
====================================
"MARAH karena perusahaan ga bagi dividend"
Di beberapa kasus, sering kita melihat investor yang cenderung kesal atau bahkan marah karna management dari saham perusahaan yang ia beli memutuskan untuk tidak membagikan dividend di tahun ini, lagi lagi tidak bagi saham, tahun kemarin tidak, tahun ini tidak, mungkin tahun depan juga akan tidak #pikir investor tersebut
Sebagai investor mandiri yang mengerjakan PR nya #no ikut ikutan beli club, tentunya sudah mengerti cara kerka basic dari dividend, yakni net income di kurang retained income untuk perusahaan kemudian sisanya itulah cash bersih yang bisa di pakai untuk di bagikan ke para pemegang saham
Dengan rumus basic di atas, tentu lah makes sense apabila perusahaan yg bagi dividend umumnya juga perusahaan2 yang berhasil mencetak net income pula, jadi bagaimana bisa perusahaan membagikan dividend apabila perusahaan tersebut merugi? dari sini kalaupun seorang investor belum baca betul laporan keuangan dan lain2, app @Stockbit sudah menyediakan data dividend dan dividend di masa lalu, dari sana investor seharusnya bisa melihat gambaran pendapatan perusahaan sebenarnya bagaimana selama ini, apabila dividend dari tahun ke tahun di bagikan dan cenderung naik, maka kemungkinan besar pendapataan perusahaan pun cenderung bertumbuh dari tahun ke tahun dan juga vice versa
Note: Tentu ini hanya analisa kasar, sebagai seorang investor bertanggung jawab pastinya harus melihat lebih dalam karna bisa saja perusahaan menahan untuk tidak bagi dividend karna sedang ada strategy2 (contoh sedang ekspansi dan sebagainya yang dimana membutuhkan dana lebih sehingga retained income pun naik), but I hope you get the point for this part.
======================================
"Pelajari makro guna memperkirakan boom laba perusahaan"
Seharusnya memang sudah merupakan sebuah PR bagi investor untuk selalu update dengan kondisi makro (anything), mau bagaimanapun makro ujung2nya bakal ke mikro, contohnya?
Mungkin salah satu contoh terbaik adalah kasus kenaikan harga coal sebelumnya yang dimana di mulai dari pandemic covid-19
Di saat pandemic covid-19 terjadi, sebagian besar populasi manusia kala itu (di mulai dari 2020) mulai di cegah untuk keluar rumah, para pekerja di rumahkan atau bekerja dari rumah, membeli makanan dan barang harus secara online, kendaraan banyak berkurang di jalan, perusahaan2 dan industri2 jatuh akibat kurangnya demand.
Di saat demand berkurang, maka pabrik2 dari perusahaan2 kecil hingga besar tentu harus menurunkan produksinya dan di saat perusahaan menurunkan produksi maka apa yang terdampak? ya tentu saja energy consumptionnya dan apa salah satu energy paling murah dan banyak terpakai di dunia? yap, its coal!
Dengan turunnya demand akan coal maka harga coal pun turun. Sebagai investor yang melihat peluang dan menggunakan critical thinkingnya tentu bakal mulai mapping (mempetakan) kira2 kesempatan cuan apa yang bisa di raih dari kejadian ini. Dengan jatuhnya coal maka harga saham2 perusahaan coal pun akan turun, apabila para investor expect beberapa tahun kemudian akan ada pemulihan mau dari pandemic, bisnis, demand dan lain lain maka secara teori pun harga coal akan nail lagi dan itu ujung2nya berdampak pada bisnis perusahaan tambang batu bara, sehingga membeli saham coal pada kala itu merupakan sebuah "opportunity".
Tidak sampai situ, mungkin itu terkesan dangkal, tadi saya sudah sebut kata "mapping (mempetakan)". Investor yang benar benar mapping suatu kondisi maka dia bakal berusaha mencari cuan sebesar besarnya dari suatu kejadian. Setelah coal naik, bagaimana cara investor meraih cuan besar lagi? ternyata coal di distribusikan dari tempat ke tempat menggunakan kapal! yes, dari sana timbul lah sebuah idea bahwasannya dengan naiknya traffic dan demand coal maka orderan jasa perkapalan pun akan naik, sehingga investor pun bisa antisipasi membeli saham kapal pada saat harganya sedang turun pada masa itu
Note: Untuk bagian ini mungkin suatu saat saya akan tulis sebuah postingan khusus dan menyeluruh mengenai bagian ini
======================================
"Last Note"
Dari postingan kali ini, sebenarnya 3 contoh ini hanyalah contoh simple dan idea dari postingan ini tidaklah di batasi oleh 3 contoh ini saja, tetapi inti dari apa yang ingin saya tekankah adalah bahwasannya PR investor bukan hanya sibuk baca laporan keuangan, baca annual report, liat strategy management, nyobain produk/jasa perusahaannya dan sebagainya, tetapi PR investor juga mengenai asah cara pikir atau critical thinking dari seorang investor tersebut. Semoga postingan ini betmanfaat, terima kasih.
======================================
Instagram: @James.Jayadi
Link Insta: https://cutt.ly/kwAxmMnW
Random tags:
$IHSG $ITMG $BBCA $BRIS $TLKM