BTPS - Nasib sang #bankirpemberdaya
BTPN Syariah (BTPS) merupakan unit usaha dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang usahanya dimulai di tahun 2010. Berfokus ke segmen yang belum memiliki akses terhadap perbankan atau lebih spesifiknya adalah segmen ultra-mikro dan berfokus untuk memberdayakan wanita. Dan selama 13 tahun ini BTPN Syariah menjadi salah satu Bank Syariah ternama di Indonesia, bahkan di titik tertingginya market cap perusahaan ini pernah hampir menyentuh 40T.
Dalam menjalankan usahanya, mayoritas pekerja BTPS didominasi oleh wanita. Di tahun 2022, BTPS memiliki total 12.000an karyawan di seluruh Indonesia, 95% diantaranya adalah wanita, dan 47% nya merupakan lulusan SMA/SMK. BTPS juga sudah menjalankan aktivitas usahanya di Jawa, Sumatera, Bali , Sulawesi & NTT. Walaupun memang mayoritas pendapatan BTPS datang dari Jawa & Sumatera.
Secara profil customer dari BTPS, 100% adalah wanita dimana total customer di tahun 2022 ada sebanyak 4.25 juta. Dimana pinjaman minimal yang diberikan BTPS dimulai dari angka 2 juta rupiah , dan kapasitas pinjaman ini dapat meningkat apabila mereka mengikuti kegiatan rutin yang diwajibkan dan mempunyai riwayat pembayaran yang rutin dan tepat waktu.
Sisi unik dari BTPS, mereka mengharuskan para customer / nasabah ini untuk membentuk suatu grup, dimana nantinya akan ditunjuk ketua untuk menjadi penanggungjawab atas grup tersebut, dan nantinya pegawai dari BTPS yang berdomisili disana akan mengunjungi secara rutin setiap 2 minggu sekali, baik untuk kegiatan penagihan ataupun penyuluhan agar meningkatkan knowledge dari grup tersebut sehingga diharapkan bisa lebih produktif dalam menjalankan kegiatan usaha mereka masing-masing.
Pinjaman yang diberikan ini juga hanya berfokus kepada pinjaman yang bersifat produktif atau bisa dikatakan modal kerja. Dengan semakin berkembangnya usaha para peminjam, maka BTPS juga turut andil dalam melakukan pemberdayaan wanita khususnya untuk wanita-wanita tangguh yang tidak jarang juga mereka berperan sebagai kepala keluarga untuk menghidupi keluarganya.
Dikarenakan memang secara profil customernya ada di ultra-mikro, BTPS juga tidak menerapkan syarat agunan / collateral, dalam proses peminjamannya. Dimana resiko dari tidak tertagih atas pinjaman tersebut harus dibagi terhadap grup peminjam, apabila ada satu orang di grup tersebut yang tidak melakukan kewajiban pembayarannya, maka anggota grup lainnya sepakat untuk membayarkan atau bahasa lainnya adalah tanggung renteng. Karena jika grup tersebut tidak melakukan tanggung renteng, maka resikonya adalah data para anggota tersebut di BI Checking akan menjadi buruk, yang berakibat mereka tidak bisa mengajukan pinjaman ke pihak lain. Karena unit usaha BTPS ini sudah dilindungi oleh OJK.
Fenomena yang saat ini terjadi dimana BTPS membukukan CKPN yang terus meningkat, mengakibatkan para investor ragu atas kelangsungan bisnis BTPS kedepannya. Maraknya pinjaman online dan judi online juga turut memperparah keadaan segmen ultra-mikro yang dinilai sangat rentan terhadap kedua hal tersebut, dikarenakan kurangnya financial literacy.
Menurut saya pribadi, faktor yang menekan BTPS saat ini lebih kepada judi online. Karena menurut data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sepanjang tahun 2023 ini transaksi judi online sudah mencapai 500 Triliun. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena uang sebanyak itu seakan ‘lenyap’ tak bersisa, dan hanya dinikmati oleh segelintir orang. Pemerintah Indonesia saat ini juga turut menyoroti hal tersebut dan turut serta untuk membuat regulasi yang bisa menekan membesarnya wadah judi online ini.
Bagaimana dengan pinjaman online? Menurut saya pribadi, justru customer dari BTPS saat mendapatkan dana dari pinjaman online ini mereka akan menyisihkan sebagian untuk membayarkan kewajiban pinjaman kepada BTPS. Karena jika itu tidak dilakukan, maka seluruh credit score grup tersebut akan jelek, yang mengakibatkan kesulitan untuk pembiayaan di kedepannya.
Dengan berbagai fakta dan kondisi yang saat ini ada, saya percaya bahwa BTPS akan dapat bangkit kembali, tinggal faktor waktu yang akan menentukan cepat atau lambatnya BTPS bisa kembali seperti sedia kala. Faktor utama dari perbaikan kondisi saat ini adalah seberapa cepatnya pemerintah bisa menutup atau memberantas judi online serta BLT yang dapat diberikan kepada masyarakat kecil terkhususnya untuk mereka mempunyai modal produktif dan mendapatkan penghasilan yang layak, serta tidak tergoda kembali untuk mempunyai pola pikir ‘ingin cepat kaya’ yang berujung menjebak.
Bagaimana dengan teman-teman stockbiters? Apakah masih memiliki conviction terhadap bank ini?
$BTPS $BBRI $BRIS $BBCA $BMRI