Kenaikan Harga Saham mengikuti Pertumbuhan Laba Perusahaan
Lebih dari setengah abad yang lalu, Benjamin Graham yang merupakan seorang ‘Father of Value Investing’ mengamati: “In the short run the market is a voting machine, but in the long run, it is a weighing machine". Satu kutipan tersebut masih relevan hingga saat ini dan implikasinya telah lama diakui oleh mereka yang saya anggap sebagai investment master.
Dalam jangka pendek, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor psikologi manusia, emosional market, dan kepentingan banyak pihak. Namun dalam jangka panjang, laba yang dihasilkan perusahaan lah yang menjadi pendorong kenaikan harga saham, dan hal ini tidak perlu DIPERDEBATKAN.
Sebagai seorang investor yang bijak, Anda tidak perlu bingung apabila dalam jangka pendek harga suatu saham memang sangat berfluktuasi terlepas dari fundamental bisnis yang mendasarinya. Penyebanya adalah sebagian besar partisipan market yang berjiwa spekulasi memperlakukan saham sebagai alat berjudi dan menganggap barang ini hanyalah sebuah kertas yang harganya bisa naik dan turun.
Bagi sebagian ‘kecil’ partisipan market, saham lebih dari sekedar lembaran kertas. Saat Anda berinvestasi pada saham, Anda sebenarnya berinvestasi pada suatu bisnis yang dijalankan oleh sekelompok orang. Dan lagi-lagi pada akhirnya, penentu utama kemana harga saham akan bergerak adalah kinerja bisnis yang mendasarinya. Warren Buffett pernah menegaskan hal ini dalam surat tahunannya di tahun 2017:
"Charlie and I view the marketable common stocks that Berkshire owns as interests in businesses, not as ticker symbols to be bought or sold based on their “chart” patterns, the “target” prices of analysts or the opinions of media pundits. Instead, we simply believe that if the businesses of the investees are successful (as we believe most will be) our investments will be successful as well."
Itulah mengapa seorang investor dengan mentalitas dan mindset seperti business owner akan lebih concern terhadap potensi laba yang akan dihasilkan masing-masing perusahaan miliknya di tahun-tahun mendatang, bukan pada pergerakan harga sahamnya semata, dan bukan juga pada laba kuartalan atau bahkan laba tahunan yang sudah dilaporkan.
“Our business owner mentality.. allows us to virtually ignore the constant babble of short term macro noise." Allan Mecham
"People buy a stock and they look at the price next morning and they decide to see if they are doing well or not doing well. It is crazy. They are buying a piece of the business. You are not buying a stock, you are buying part ownership in a business. You will do well if the business does well, if you didn't pay a totally silly price. That is what it is all about." Warren Buffett
Dengan lebih fokus pada laba yang dihasilkan perusahaan dalam jangka panjang, maka dapat membantu untuk mengendalikan temperamen kita dalam menghadapi fluktuasi harga saham dalam jangka pendek yang lebih besar dibandingkan fluktuasi kinerja bisnis itu sendiri.
“Research has shown that over the last century, U.S. stock prices have been three times more volatile than fundamentals. In part due to financial innovation, volatility has accelerated since 1990, with stock prices fluctuating at 6–10 times the rate of change in fundamentals.” Frank Martin
"Securities prices rise and fall much more than profit ... Why is that so? Primarily, I think, because of the dramatic ups and downs in investor psychology” Howard Marks
"As a youthful analyst I used to have a notice on my desk that read, ‘Share prices are more volatile than corporate cash flow, which is more volatile than asset replacement cost’. It was a reminder to concentrate on non-transitory items. Today I would update such a notice to read, ‘share prices are more volatile than business values’, but the gist is the same: a reminder to focus on lasting value, not transitory prices." Nick Sleep
Perlu saya ingaktkan juga, bahwa seorang investor saham perlu memiliki visi yang jauh dan kemampuan analisis yang bersifat forward-looking. Jangan terlena dengan pertumbuhan laba yang sudah dihasilkan perusahaan di tahun-tahun sebelumnya, namun perkirakan juga apakah di masa mendatang laba perusahaan bisa terus bertumbuh atau bisa lebih tinggi dibandingkan saat ini. Sebaliknya, jangan pula Anda alergi atau enggan membeli saham perusahaan yang pertumbuhan labanya dalam 10 tahun ke belakang cenderung flat atau lambat. Bisa jadi, 10 tahun ke depan pertumbuhan labanya malah membaik karena ada suatu perubahan dari internal.
Untuk memudahkan analisis secara forward-looking, maka diperlukan pemahaman terhadap industri, kualitas bisnis dan kualitas manajemen suatu perusahaan. Kita perlu mengandalkan intuisi dan kreativitas dalam melakukan analisis kualitatif, dan hal ini tidak bosan-bosannya saya sampaikan di forum ini.
"Investors own a claim to the current and future profits of a company." Christopher Bloomstran
“Past profits only rewards past investors not today’s buyers. And it is future earnings that make up intrinsic value.” Francois Rochon
“Behind all the smoke and noise on the market’s surface, it’s important to remember that companies — small, medium, and large — make up the market’s backbone. And corporate earnings drive stock prices.” Peter Lynch
“We own shares for multi-year periods and so our continued investment success has far more to do with the economics of the underlying businesses than it has to do with their last share price quote.” Nick Sleep
Jika Anda membeli bisnis yang berpotensi labanya bisa lebih tinggi di masa depan, maka seharusnya harga saham akan ikut naik. Contoh sederhana: Anda membeli saham senilai Rp100 dengan menghasilkan EPS Rp10, maka Anda membayar dengan PE ratio 10x. Jika laba perusahaan tumbuh sebesar 12% per tahun (CAGR), maka di tahun kesepuluh EPS nya menjadi sekitar Rp31. Jika PE ratio nya tetap 10x, maka harga saat itu menjadi Rp310 (3 bagger). Jika harganya tidak kemana-mana atau masih Rp100, maka PE ratio nya di tahun kesepuluh itu hanya 3,2x, sebuah skenario yang rasanya tidak mungkin terjadi, apalagi perusahaan menghasilkan ROIC di atas 10% secara konsisten, DER nya rendah, dan profit marginnya semakin menebal.
Silahkan dikunyah-kunyah pendapat para investor hebat ini:
“There are only two things that matter in investing. What are they going to earn, and what multiple are people going to put on that. Let’s not make our business any more complicated than this.” Larry Robbins
“Ultimately the market does reflect value, even if it may seem to lose its marbles for unbearably long periods.” Leon Levy
"Over time, earnings determine a stock's value." Joel Tillinghast
"Our investment philosophy is that, in the long run, corporate earnings drive returns." Dan Davidowitz
"We believe that earnings growth is the primary driver of investment returns over the long run." Rajiv Jain
“We believe that the market performance of a share of common stock, over an extended period of time, is likely to follow the business performance of the underlying company.” Lou Simpson
"Market performance and corporate performance are rarely synchronized over the course of a calendar year. But as more time passes, the synchronization between the two inevitably begins to reveal itself.” Francois Rochon
“We recognize that over long periods of time, the share prices of our holdings should grow at a pace driven by the economics of the underlying businesses.” Chuck Akre
“Over the intermediate to long-term in the stock market, business performance has been inexorably reflected in share price performance.” Bill Ackman
“We believe when one pays a fair price for quality businesses and holds them for the long term, share prices and, thus, the aggregate return of the portfolio will follow the underlying earnings growth over time.” Jeff Mueller
"On any given day, market prices are driven almost 100% by sentiment. As one's investment horizon lengthens, however sentiment matters less and returns are more dominated by cash flows." Andy Redleaf
“One central premise we believe is that over time, the compounding of our long portfolio will revert to the underlying earnings power growth of the businesses we own.” Yen Liow
"For the most part, it is short-term trades that prices are driven by emotion. Mid-term and long-term investments are usually influenced more by fundamentals." James Rogers
“Long-term gains in the intrinsic value of a company are more important than short-term gains in stock prices. The market has a way of fairly pricing stocks over long periods. Provided a company performs well, its stock price will invariably reflect the performance.” Christopher Bloomstran
“Often, there is no correlation between the success of a company’s operations and the success of its stock over a few months or a few years. In the long term, there is 100 percent correlation between the success of the company and the success of its stock .” Peter Lynch
“As a bottom up investor, our investments over the long haul will largely mirror the performance of the underlying companies we invest in.” Li Lu
“Note that I have no interest in the development of share prices. This is why I don’t waste your time with a discussion of the fund’s or individual company’s price development. If a company regularly increases its earnings power, the share price will track this over time. A robust investment process correctly identifies companies which increase their earnings power. A rising share price is the outcome. My sights are firmly trained on process.” Robert Vinall
“A continuous focus on share price movements to the exclusion of the underlying fundamental economics of the companies is neither healthy nor useful. In the long term one will follow the other, and it is not the fundamentals which will follow the share price.” Terry Smith
“Occasionally, people lose track of the fact that in the long run, shares can’t do much better than the companies that issue them.” Howard Marks
"In the long run, the stock market indexes fluctuate around the long-term upward trend of earnings per share." Sir John Templeton
“Your goal as an investor should simply be to purchase, at a rational price, a part interest in an easily-understandable business whose earnings are virtually certain to be materially higher five, ten and twenty years from now ... Put together a portfolio of companies whose aggregate earnings march upward over the years, and so also will the portfolio's market value.” Warren Buffett
Saudara-saudara, jika 10 tahun ke depan Anda menginginkan modal Anda tumbuh menjadi 10 baggers dari suatu saham, maka Anda juga harus bisa memperkirakan laba atau EPS perusahaan bisa tumbuh sebesar itu pula. EPS yang tumbuh 10x lipat dalam 10 tahun itu setara CAGR 26%. Rasanya bukan hal yang mustahil untuk mencapai itu, tetapi memang tidak mudah bagi perusahaan.
Sebagaimana yang saya jelaskan sebelumnya, untuk memperkirakan prospek pertumbuhan perusahaan ke depan, kita harus mencari tahu dan menganalisis lebih dalam faktor-faktor kualitatif, seperti: model bisnis, track record dan rencana capital allocation oleh manajemen, strategi manajemen untuk memperkuat bisnis perusahaan, produk yang dijual, potensi pasar produk, growth drivers, keunggulan kompetitif perusahaan dan lanskap persaingan di industrinya.
Setelah mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai kualitas suatu perusahaan, baik dari aspek bisnis, manajemen, dan keuangannya, maka pastikan Anda tidak membeli sahamnya di harga yang mahal. Karena hal ini cukup membantu untuk mencapai return multibagger sekaligus untuk memberikan Margin of Safety. Secara sederhana, perhatikan 3 hal ini untuk memaksimalkan profit kita: Quality, Growth, and low PE.
Untuk memperoleh return investasi saham yang memuaskan, maka kuncinya adalah: membeli saham perusahaan yang berkualitas, dengan prospek pertumbuhan yang cerah, di harga yang wajar, kemudian berniat untuk hold sahamnya selama fundamentalnya masih bagus. Apabila selama kita hold sahamnya perusahaan mampu menumbuhkan laba nya dari tahun ke tahun dengan growth rate > 10%, maka dengan begitu di tahun ke-5 atau ke-10 dan seterusnya kita akan memperoleh floating profit yang mantap dengan dividend yield yang juga semakin membesar setiap tahunnya.
Silahkan dipelajari data pertumbuhan beberapa emiten-emiten di BEI berikut, dan lihatlah bagaimana keterkaitan antara kenaikan harga saham dan pertumbuhan EPS, serta PE yang kita bayarkan dalam time-frame 10 tahun.
$UNVR:
PE 2012: 32,9x
Price growth rate (2012-2022): 1,2%
EPS growth rate (2012-2022): 1%
PE 2022: 33,4x
$HMSP:
PE 2012: 26,4x
Price growth rate (2012-2022): -9,89%
EPS growth rate (2012-2022): -4,49%
PE 2022: 15,3x
$ACES:
PE 2012: 30,4x
Price growth rate (2012-2022): -4,18%
EPS growth rate (2012-2022): 4,54%
PE 2022: 11,57x
Berdasarkan data tersebut, bisa dipelajari adanya keterkaitan antara PE ratio dan pertumbuhan EPS pada pergerakan harga saham. Kita tahu ketiga emiten di atas merupakan high quality business di BEI, dengan ROIC yang tinggi, profit margin yang juga tebal, dan kemampuan menghasilkan FCF yang mantap. Namun, bagi yang buy and hold ketiga saham tersebut sejak 2012, maka return dari capital gain-nya sangat mengecewakan, meskipun sudah hold selama 10 tahun. Itulah alasan untuk tidak disarankan membeli saham high quality business di harga yang terlampau mahal, karena jika pertumbuhan EPS perusahaan tidak sesuai ekspekstasi market, maka harga sahamnya akan dihukum cukup parah tidak peduli sebagus apapun kualitas perusahaan.
Kita pindah ke contoh lain, jika Anda membeli saham perusahaan berkualitas baik, dengan tingkat pertumbuhan EPS yang juga baik, apalagi Anda membayarnya dengan PE yang relatif rendah, maka kenaikan harga saham yang Anda miliki bisa lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan EPS yang ditorehkan perusahaan. Coba pelajari data di bawah ini:
MTDL:
PE 2012: 5,1x
Price growth rate (2012-2022): 33,2%
EPS growth rate (2012-2022): 22%
PE 2022: 12,3x
$ULTJ:
PE 2012: 14x
Price growth rate (2012-2022): 13,6%
EPS growth rate (2012-2022): 11,7%
PE 2022: 13x
Dari kedua contoh di atas, kita bisa pelajari dahsyatnya kombinasi antara quality business, fast growing EPS, dan low PE. Untuk kasus MTDL, inilah yang disebut Chris Mayer dalam bukunya ‘100 baggers’ sebagai twin engine, yakni pertumbuhan EPS yang diiringi dengan PE expansion. Dengan demikian, mereka yang buy and hold MTDL sejak tahun 2012 akan merasakan kenaikan harga saham yang lebih tinggi sebesar 50% dibandingkan pertumbuhan EPS perusahaan. Mereka merasakan excess ten baggers atau kenaikan modal lebih dari 10x lipat, meskipun EPS perusahaan tidak tumbuh sebesar itu.
Sekarang, timbul pertanyaan: bagaimana jika kita sudah terlanjur membayar terlalu mahal suatu saham karena kita begitu yakin dengan kualitas perusahaan dan prospek pertumbuhannya? Ya tidak mengapa, asalkan Anda betul-betul yakin dengan tesis Anda dan perusahaan berhasil membuktikannya. Coba cek data berikut:
$AMRT:
PE 2012: 44,9x
Price growth rate (2012-2022): 17,7%
EPS growth rate (2012-2022): 19,5%
PE 2022: 38,5x
ARNA:
PE 2012: 19,2x
Price growth rate (2012-2022): 9,3%
EPS growth rate (2012-2022): 13,9%
PE 2022: 12,7x
Nah, ternyata membayar dengan PE yang relatif tinggi tetap bisa memberikan kita floating profit yang bagus, meskipun kenaikan harga sahamnya nya tidak setinggi pertumbuhan EPS perusahaan. Tapi, saya tidak berani melakukan itu, yakni membayar suatu saham dengan kelipatan PE yang tinggi, seyakin apapun saya dengan kualitas dan prospek pertumbuhannya. Jangan pernah abaikan konsep Margin of Safety untuk memberikan ruang jika kita melakukan kesalahan analisa. Dan tidak kalah penting, berilah kesempatan waktu bagi perusahaan untuk membuktikan kemampuannya dalam menumbuhkan intrinsic value (earning).
Saya akhiri artikel ini dengan kutipan dari salah satu mentor saya, mendiang Charlie Munger:
“What we really like is buying good-sized to very large first-class businesses with first-class management and just sitting there. You don’t have go from flower to flower. You can just sit there and watch them produce more and more every year.”
Semoga bermanfaat. Jangan lupa bahagia dan selalu bersyukur.
Sekian artikel terakhir saya di tahun ini, mungkin ini juga merupakan artikel terakhir saya di Stockbit. Untuk ke depan, saya hanya menjadi silent reader saja. Terima kasih.
-RAJOPANGULU
1/2