Duo konglo era orba tetap relevan di jaman now : Mencoba peruntungan di luar jalur core business, tetap on track tidak keluar jalur menuju orang terkaya.
Kaget?
Tentu ini satu kata yang tepat menggambarkan bagaimana IPO $AMMN & $BREN sukses menggemparkan IDX hingga mengubah susunan top 10 market cap IDX, bahkan keduanya berhasil menggeser posisi market cap top company seperti TLKM & ASII.
Salim Group & Barito Group identik dengan group konglomerasi yang dekat dengan pemerintahan pada rezim orde baru (orba).
Keduanya bukan besar dari bisnis yang saat ini buat gempar bursa (Copper Gold Mining & Geothermal).
Salim group bahkan memulai bisnisnya di industri semen, menjadikan $INTP sebagai company pertama dari group ini yang listed di IDX dan bahkan awalnya INTP dijadikan holding company dari divisi bisnis yang lain.
Barito Group pun bisnis awalnya bukan bertumpu pada petrokimia & geothermal seperti saat ini.
Awalnya group ini lebih dikenal sebagai raja kayu di Indonesia ketika $BRPT listed.
Bagaimana keduanya bisa terus berjaya hingga sekarang bahkan berhasil jadi makin kaya?
Terlihat dari posisi di Forbes rich list yang makin naik.
Jawabannya ada pada peningkatan market cap saham yang listed, diversifikasi usaha yang tepat & funding option yang canggih.
Salim group selama ini punya stable cashflow dari $ICBP yang membuatnya bisa ekspansi di berbagai bidang.
Puncaknya adalah ketika owner berhasil cashout dari Pinehill dan menjualnya ke ICBP sebesar kurang lebih Rp 45 triliun.
Owner dengan cepat mengalokasikan Rp 45T tersebut ke berbagai sektor sekaligus.
Mungkin Rp 45T tersebut sudah berbuah 5-10X lipatnya saat ini.
Adapun portfolio grup Salim di IDX saat ini adalah :
- Food related : ICBP ROTI
- Restaurant : FAST
- Holding Company : INDF DNET EMTK
- Mining : AMMN BUMI BRMS
- Oil & Gas : MEDC
- Tech : DCII & BUKA (indirectly via EMTK)
- Banking : BINA MEGA & BBHI (directly & indirectly via BUKA).
Dan juga masih ada sisa saham di BBCA sebesar 0,69% tapi kalau dirupiahin masih tetap besar sekitar Rp 7,6T
https://cutt.ly/CwWdtbmH.
- Palm Oil related : SIMP & LSIP
- Automotive : IMAS IMJS
- Cement : INTP (masih ada sisa saham di sini sepertinya, mungkin tersebar jadi beberapa account di bawah 5%, terbukti manajemen juga masih diisi orang grupnya)
- Property : PANI
- Media : SCMA (indirectly via EMTK)
- Healthcare : SAME RSGK (Indirectly via EMTK).
- Infrastructure : META
- Insurance : AHAP
- Chemical : UNIC
- Packaging : IPOL
Melihat gurita bisnis grup Salim yang hampir menyentuh semua sektor, masih ada beberapa sektor yang belum difokuskan atau belum listed, seperti :
- EBT : grup ini mempunyai Tamaris Hydro yang merupakan private company dan juga ada indirect ownership via MEDC pada Proyek Geothermal Sarulla.
- Telco : sepertinya grup ini hanya terbatas tertarik pada fiber optic via DNET.
- Property : beberapa gedung perkantoran & juga resort di Pulau Bintan. Oh ya Gedung Wisma 46 BNI di Jakarta yang iconic ada tanduk seperti petir itu juga milik Salim group melalui JV dengan Lyman Group & BNI.
https://cutt.ly/mwWdtbBh
Selain itu grup ini juga punya kepemilikan kedua terbesar di PT Pondok Indah Padang Golf Tbk (Public Company Non Listed)
https://cutt.ly/FwWdtneV
- Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk
- Media cetak & digital melalui Bisnis Indonesia Group
https://cutt.ly/VwWdtnb8
- Radio Elshinta
https://cutt.ly/7wWdtnRh
Belum lagi bisnisnya di luar Indonesia seperti First Pacific yang jadi Superholding & Metro Pacific Investments yang jadi Subholding Infrastructure.
Sementara itu untuk Barito Group beberapa tahun sebelum covid memang masih dominan di industri Petrokimia terutama sejak Naphta Cracker pertama diresmikan di Indonesia.
Secara top line memang group ini bergantung pada Petrokimia, namun beberapa tahun terakhir ini secara bottom line dominan diisi oleh Geothermal Power dikarenakan bottom line sektor petrokimia yang memang kurang stabil karena mengikuti fluktuasi harga oil.
Adapun portfolio grup Barito baik melalui holding company maupun melalui direct ownership oleh Pak PP di IDX saat ini adalah :
- Holding Company : BRPT
- Geothermal : BREN
- Petrochemical : TPIA
- Coal & Minerals Mining : CUAN
- Palm Oil : GZCO
Kedua group konglo ini mempunyai perbedaan dalam hal funding options :
- Salim Group lebih sering mendanai project / invesment lain melalui internal cashflow dari dividend ICBP yang stabil ditambah eksternal funding seperti cashout Pinehill.
- Barito Group lebih sering mengandalkan external funding untuk new project / investment baik melalui bank loan, bonds issue maupun right issue / private placement.
Ke depannya kemungkinan kedua group ini masih akan cukup dominan pada IHSG maupun corporate action / mega deals lainnya.
Walaupun ada yang bilang mayoritas kekayaannya masih di atas kertas (unrealized), tapi kalau kaya ya tetep aja kaya 馃ぃ
Semoga bermanfaat & happy weekend 鉁岋笍
1/5