$BVIC Samotny Apakah Undervalued?
Di postingan sebelumnya saya sempat bahas tentang bank mini $BGTG yang menurut saya undervalued dari sisi modal inti. https://cutt.ly/cwQij0hS
Ada juga salah satu bank mini yang undervalued dari sisi modal inti yakni BVIC. Tapi sayangnya ini BVIC sama seperti BGTG adalah bank konvensional yang tidak syariah. Modal inti BVIC mencapai 3,8 Triliun sedangkan market capital nya dihargai market hanya 1,5 Triliun. Jadi dari sisi valuasi modal inti di harga 98 rupiah, BVIC ini lebih undervalued dari BGTG. https://bit.ly/3MWYnC0
Kalau BGTG itu ada hubungan afiliasi dan relasi dengan grup Gajah Tunggal, BVIC itu sangat dekat dengan Grup Panin. Tapi Grup Victoria melebarkan sayap bisnisnya di bidang properti via BIPP dan bidang kimia via BMSR.
BVIC awalnya punya anak usaha bank Syariah yakni Bank Victoria Syariah tapi mayoritas sahamnya Bank Victoria Syariah ini sudah dijual ke pihak berelasi yakni $VICO yang juga merupakan PSP perusahaan. Sekarang BVIC hanya punya 19,81% saham Bank Victoria Syariah. Dengan demikian BVIC tidak lagi menjadi pengendali Bank Victoria Syariah. Transaksi dilakukan pada 22 Desember 2022. Mungkin ini juga yang menjadi salah satu penyebab BVIC tidak diapresiasi oleh market secara fundamental. Perusahaan jual aset dalam kondisi rugi di valuasi murah, itu artinya manajemen harus upgrade skill. https://bit.ly/3YGX6Dc
BVIC menjual rugi Bank Victoria Syariah dengan total nilai kerugian mencapai 968 Milyar rupiah. Itu artinya Bank Victoria Syariah itu dijual di harga murah ke pihak afiliasi dan relasi. Jadi menurut saya, secara tidak langsung, transaksi ini sebenarnya menguntungkan PSP tapi merugikan investor minoritas. Tapi opini saya ini, bisa saja salah. Investor lain mungkin menganggap ini transaksi yang menguntungkan. Tapi sekali lagi, menurut saya ini transaksi yang merugikan secara fundamental karena pihak BVIC sendiri mengganggap ini sebagai transaksi rugi di LK Q2 2023. https://bit.ly/44DTDHe
Saya tidak mengerti mengapa BVIC harus menjual rugi Bank Victoria Syariah di harga murah ke PSP. Tapi sejak menjual Bank Victoria Syariah jumlah penyaluran kredit BVIC meningkat.
Di Desember 2022 penyaluran kredit BVIC hanya 15,8 Triliun
Di Juni 2023 penyaluran kredit BVIC sudah mencapai 17,2 Triliun.
https://bit.ly/47YZIR9
Penyaluran kredit BVIC jauh lebih besar dari penyaluran kredit beberapa bank kecil lainnya yang modal intinya kurang dari 10 Triliun seperti
1. BGTG modal inti 3,1 Triliun, penyaluran kredit 3,6 Triliun
2. $ARTO modal inti 8,3 Triliun, penyaluran kredit 10,8 Triliun
3. $BBHI modal inti 6,7 Triliun, penyaluran kredit 7,3 Triliun
4. MCOR modal inti 6,3 Triliun, penyaluran kredit 15,9 Triliun
5. INPC modal inti 4,1 Triliun, penyaluran kredit 9,9 Triliun
6. BBYB modal inti 3,4 Triliun, penyaluran kredit 9,7 Triliun
https://bit.ly/47YZIR9
Dari data ini kita bisa melihat bahwa meskipun modal inti BVIC memang kecil kurang dari 4 Triliun tapi ternyata penyaluran kredit BVIC jauh lebih besar daripada bank - bank populer seperti BBHI, ARTO, dan BBYB.
BVIC paling banyak memberikan pinjaman ke lembaga pembiayaan atau multifinance. Nanti multifinance kemudian yang mencari nasabah. Total pinjaman yang diberikan BVIC ke lembaga pembiayaan mencapai 4,5 Triliun di Q2 2023.
CKPN BVIC di Q2 2023 hanya 495 Milyar, coba cek berapa jumlah kredit macet dan bermasalahnya.
Kredit Kol. 3 = 227 Milyar
Kredit Kol. 4 = 9 Milyar
Kredit Kol. 5 = 466 Milyar
Dengan demikian kredit bermasalah atau NPL BVIC = 702 Milyar. Untuk tahu kriteria kredit macet itu bisa baca tulisan lama saya tentang kolektibilitas (kol) kredit bank di sini https://bit.ly/3Dq2xxu atau bisa baca di buku dasar - dasar perbankan https://bit.ly/47YZIR9
Dengan jumlah kredit bermasalah mencapai 702 milyar, cadangan atau CKPN yang disiapkan BVIC hanya 495 milyar. Itu artinya NPL Coverage BVIC hanya = 495 Milyar / 702 Milyar x 100% = 70,5%. Sangat rendah. Fundamental BVIC kurang kuat kalau melihat CKPN mereka. Mungkin ini juga yang membuat BVIC kurang diapresiasi oleh market. https://bit.ly/44DTDHe
Biasanya ketika fundamental perusahaan lemah maka market akan memberikan valuasi saham yang murah pada perusahaan tersebut apalagi jika ditambah dengan faktor bandarnya lemah dan tidak punya skill goreng saham.
https://bit.ly/3OSbRPl
CKPN atau cadangan kerugian BVIC belum cukup untuk cover semua kredit bermasalah mereka. Jika dibandingkan dengan perusahaan bank besar seperti BBCA BBRI BMRI BBNI itu mereka semua memiliki rasio NPL Coverage lebih dari 200% sedangkan BVIC hanya memiliki NPL Coverage 70,5%.
https://bit.ly/3LsxlQJ
Dari sisi kualitas kredit dan fundamental, menurut saya BVIC kurang oke meskipun memang secara valuasi sangat murah. Tapi soal harga saham itu urusan bandar. Banyak saham yang fundamentalnya jelek tetap juga bisa digoreng bandar seperti yang terjadi pada saham Jiwasraya, Asabri, Wanaartha, dan Kresna. itulah realitas di bursa Indonesia. Bandar tukang goreng saham banyak sekali. https://bit.ly/45FDAJu
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/3SJLT0W
https://bit.ly/3CJthZl
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/4