Lebih Baik All In Daripada Market Timing
Satu lagi penelitian yg menunjukkan bahwa daripada pegang cash dan berusaha masuk wkt market bottom, lebih baik langsung all in.
Penelitian ini dilakukan oleh Schwab Center for Financial Research, bagian dari perusahaan investasi Charles Schwab. Lengkapnya di sini https://cutt.ly/rwbub50d
Dalam penelitian ini, dibayangkan ada 5 org investor: Peter, Ashley, Mathew, Rossie, dan Larry. Masing2 dikasih $2,000 tiap tgl 1 Jan selama 20 tahun antara 2002 s/d 2022.
5 investor itu menginvestasikan uangnya ke indeks S&P 500 dengan cara berbeda-beda sbb:
1. Peter: Punya 'kesaktian' bisa mengetahui kapan indeks akan bottom pada suatu tahun tertentu. Dia tahu misalnya thn 2002, indeks akan bottom pada 15 Agustus. Maka ketika dia terima $2,000 pada 1 Jan 2002, dia akan tunggu sampai 15 Agustus, baru duitnya diinvestasikan. Pas masuk di bottom. Demikian seterusnya selama 20 tahun.
2. Ashley: Menganut paham all in. Jadi tiap terima $2,000 pada 1 Jan, langsung diinvestasikan
3. Matthew: Menganut paham Dollar Cost Averaging. Tiap tahun uang $2,000 dibagi 12, lalu diinvestasikan tiap bulan pada jumlah yg sama
4. Rossie: Adalah market timer yg gagal. Maunya seperti Peter, tapi malah masuk pas di market top setiap tahun.
5. Larry: Tidak mau risiko. Semua uang dimasukkan ke pasar uang (sy hitung2 dengan bunga 1% per tahun)
Berapa uang yg mereka miliki pada 2022? Lihat gambar di bawah.
- Yg punya duit paling banyak tentu saja Peter, karena tiap tahun selama 20 tahun dia selalu tepat tebak kapan market bottom. Dapat duit $138,000. (Sy hitung2 setara return 11.6% setahun)
- Nomor 2 adalah Ashley, yg all in. Dapat duit $127,000. (sy hitung2 setara 10.9% setahun) Selisih $11,000 dari Peter. Return selisih 0.7% setahun
- Nomor 3 adalah Matthew, dapat $124,000. Ini secara statistik tidak beda dengan Ashley. Kita anggap sama
- Rossie dapat $112,000, paling sedikit. Karena memang dia masuk selalu wkt market top.
- Yg paling sedih tentu Larry, cuma dapat $44,000. Ini mungkin setara kalau duitnya dimasukin ke bank.
Penelitian diulang pada 78 periode yg berbeda (misal 1930 - 1950, 1931 - 1951, dst). Pada 68 periode hasilnya sama. Dari 10 yg beda, cuma 1 periode strategi all in urutan nomor 4, yg lain 2, atau 3.
Penelitian diulang pakai periode 30 tahun, 40 tahun, dan 50 tahun, hasilnya sama.
Apa yg bisa kita simpulkan di sini?
1. Antara Peter dan Ashley tidak beda banyak. Selisih cuma $11,000 dari $138,000, atau 8% saja selama 20 tahun. Dilihat return tahunan, selisih cuma 0.7% setahun. Ini dengan asumsi Peter punya 'sihir' sehingga bisa perfect masuk market bottom tiap tahun. Kalau nggak perfect dikit aja, pasti sudah kalah dari Ashley
2. All in vs. Dollar cost averaging hasilnya kira2 sama
3. Bahkan kalau kita selalu apes, dan masuk selalu pas market top, hasilnya masih jauh lebih bagus dibandingkan pasar uang.
Beberapa quote dari penelitiannya
- The best course of action for most of us is to create an appropriate plan and take action as soon as possible
- It's nearly impossible to accurately identify market bottoms on a regular basis. So, realistically, the best action that a long-term investor can take, based on our study, is to determine how much exposure to the stock market is appropriate for their goals and risk tolerance and then consider investing as soon as possible, regardless of the current level of the stock market
- If you're tempted to try to wait for the best time to invest in the stock market, our study suggests that the potential benefits of doing this aren't all that impressive—even for perfect timers
- Given the difficulty of timing the market, the most realistic strategy for the majority of investors would be to invest in stocks immediately
- Dollar-cost averaging is a good plan if you're prone to regret after a large investment has a short-term drop, or if you like the discipline of investing small amounts as you earn them
Quote tentang market timing dari bbrp ahli
- “In all my 55 years on Wall Street, before I retired to do something vastly more important, I was never able to say when the market would go up or down. Nor was I able to find anybody on Earth whose opinion I would value on the subject of when it would go up and down.” John Templeton
- “Most people who have been really successful in the securities markets say the same thing -- that they're not smart enough to get into the market and out of it. So they tend to remain more or less in the market at all times.” Walter Schloss
- "People spend all this time trying to figure out "What time of the year should I make an investment? When should I invest?" And it's such a waste of time. It's so futile.” Peter Lynch
- “People who exit the stock market to avoid a decline are odds-on favorites to miss the next rally.”Peter Lynch
- “If timing the market is such a great strategy, why haven't we seen the names of any market timers at the top of the Forbes list of richest Americans?” Peter Lynch
- “I am an exponent of the philosophy that the main objective of common stock investment should be pricing, not timing; and by pricing I mean the endeavor to buy securities at prices which are attractive, letting timing take care of itself.” Benjamin Graham
- “Market timing is speculating and it rarely, if ever, pays off.” Peter Lynch
- “I don't believe all this nonsense about market timing. Just buy very good value and when the market is ready that value will be recognized.” Henry Singleton
- "In the financial markets, hindsight is forever 20/20, but foresight is legally blind. And thus, for most investors, market timing is a practical and emotional impossibility." -- Benjamin Graham
Kalau org2 hebat seperti mereka saja mengaku tidak bisa market timing, apalagi rakyat jelata macam kita?
Saya selalu full deploy, tidak ada cash di RDN. Memang kadang2 pas ada saham yg murah saya tidak bisa serok bawah karena sudah tidak ada amunisi. Atau harus jual sebagian saham lainnya dulu utk bisa serok bawah yg ini. Tapi dibandingkan dengan ruginya dana yg menganggur, yg berarti tidak menikmati ketika saham yg kita incar lagi naik, rasanya tidak masalah se-kali2 gagal serok bawah.
Bbrp bulan lalu wkt porto lagi merah, saya sempat kepikiran utk pegang cash saja dulu sampai akhir tahun (nunggu window dressing/january effect), atau sampai selesai pilpres. Karena wkt itu kok rasanya semua emiten pada turun terus menerus. Untung nggak jadi sy lakukan. Karena mulai Agustus tiba2 naik banyak. Mungkin wkt itu rada stres juga lihat porto ber bulan2 merah, sampai terpikir aneh2. Untung nggak jadi 😆
Investor lain mungkin punya style yg ber beda2. Ada juga yg sedia cash utk kesempatan serok bawah. Tiap org punya jalan sendiri2 🙂
Semoga bermanfaat
$IHSG $MEDC $UNTR $ABMM $BRMS
1/2