Belajar Mencari Free Cash Flow Dengan Sederhana Studi Kasus $ULTJ
Free cash flow simpelnya adalah sisa uang hasil laba yg nganggur, setelah dipakai untuk semua keperluan bisnis, misalnya bayar pemasok, gaji karyawan, pengeluaran investasi, penambahan modal kerja, dll, sehingga free cash flow (FCF) itu bisa digunakan untuk membayar hutang, berinvestasi, buyback saham, atau membayar dividen. Dengan mengetahui FCF sebuah perusahaan, maka kita bisa mendapatkan gambaran kondisi keuangan perusahaan, apakah sehat atau tidak. FCF yg positif menandakan bahwa aliran kas perusahaan dalam keadaan yg baik, sedangkan FCF yg negatif bisa menandakan perusahaan sedang mengalami masalah dalam keuangannya. Penasaran kan? Yuk sama-sama belajar!
Rumus FCF sederhana yg sering dipakai adalah CFO (cash flow from operation) - capex (capital expenditure), yg biasa dilihat pada laporan arus kas. Akan tetapi, CFO dalam laporan arus kas biasanya kurang akurat, karena turut memperhitungkan piutang, serta kas keluar masuk yg bukan termasuk dalam inti bisnis perusahaan. Misalnya sebuah perusahaan menghasilkan CFO 1T, bisa saja CFO itu sebagian berasal dari pembayaran piutang tahun sebelumnya, sehingga CFO murni dari hasil bisnis intinya belum terungkap. Belum lagi, ada juga yg memasukkan penghasilan lain-lain dalam CFO, misalnya pendapatan bunga, sewa, dll, sehingga belum tentu pendapatan itu akan ada terus menerus setiap tahun. Sehingga untuk mendapatkan hasil yg lebih akurat, maka saya memakai istilah "cash profit" yg merupakan hasil laba murni dari hasil bisnis perusahaan. Sehingga, rumus FCF yg saya pakai adalah :
FCF = Cash profit - capex - perubahan NWC (net working capital)
Bingung kan? Ya namanya juga masih belajar. Hehe.. Yuk coba kita belajar bareng satu-satu..
1. Cash profit
Adalah memperhitungkan laba yg benar-benar bersih diluar pendapatan dan beban lain-lain non cash. Untuk mencarinya, bisa memakai rumus cash profit = net profit + beban non cash (diluar bisnis) - laba non cash (diluar bisnis) + penyusutan. Beban non cash atau diluar bisnis misalnya rugi selisih kurs, rugi hasil jual aset tetap dll. Laba non cash atau diluar bisnis sama juga, misalnya laba selisih kurs, hasil jual aset, laba entitas asosiasi, dll, semua kita keluarkan untuk mendapatkan laba murni, kemudian terakhir ditambahkan dengan beban penyusutan, karena juga merupakan beban non cash. Hasilnya adalah, kita akan mendapatkan laba bersih perusahaan dalam bentuk cash.
2. Capex
Adalah pengeluaran modal untuk membeli aset tetap, aset hak guna, aset tak berwujud dll, yg diperlukan perusahaan untuk meningkatkan laba di masa depan. Angkanya bisa langsung saja dibaca di laporan arus kas, tinggal ditambahkan saja. Yg saya pakai biasanya hanya yg berhubungan dengan aset tetap perusahaan.
3. Perubahan net working capital (NWC)
Adalah perubahan modal kerja yg diperlukan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Seperti yg kita tau, semakin besar modal, maka ada kemungkinan labanya juga akan meningkat. Untuk menghitung modal kerja, kita pakai rumus yg simpel saja, yaitu aset lancar - liabilitas lancar. Lalu kita bisa menghitung perubahan modal kerja dengan rumus : modal kerja akhir tahun - modal kerja awal tahun. Perubahan modal kerja bisa positif (modal kerja meningkat), atau negatif (modal kerja menurun). Mengapa perlu memperhitungkan perubahan modal kerja? Karena modal kerja juga merupakan pengeluaran, jika capex adalah pengeluaran untuk aset tak lancar, maka change in working capital adalah pengeluaran untuk aset lancar.
Terakhir, ketika semua komponen sudah lengkap, tinggal kita kurangi. Hehe. Ngga susah amat kan? Yuk dicoba studi kasusnya!
Free cash flow $ULTJ (dalam jutaan)
2018
Cash profit = 798.622
Capex = 352.246
Change NWC = (-461.005)
FCF = 798.622 - 352.246 - (-461.005) = 907.381
2019
Cash profit = 1.041.539
Capex = 303.821
Change NWC = 721.967
FCF = 1.041.539 - 303.821 - 721.967 = 15.751
2020
Cash profit = 1.199.672
Capex = 412.741
Change NWC = 331.755
FCF = 1.199.672 - 412.741 - 331.755 = 455.176
2021
Cash profit = 1.076.876
Capex = 255.441
Change NWC = 76.200
FCF = 1.076.876 - 255.441 - 76.200 = 745.235
2022
Cash profit = 981.590
Capex = 378.642
Change NWC = (-126.790)
FCF = 981.590 - 378.642 - (-126.790) = 729.738
1H23
Cash profit = 681.075
Capex = 130.255
Change NWC = 267.742
FCF = 681.075 - 130.255 - 267.742 = 283.078
Informasi apa yg kita dapat? Seperti yg dijelaskan diatas, ada banyak sekali pemanfaatan FCF, yg bisa menguntungkan pemegang saham seperti misalnya membagi dividen atau buyback saham. Misalnya, kalau kita perhitungkan dengan dividen yg telah dibagi oleh ULTJ dari tahun 2018 - 1H23, maka :
Total FCF sejak tahun 2018 = 3.136.359 yg telah dipakai untuk membayar dividen dan buyback saham dengan perincian :
Total dividen sejak tahun 2018 = 1.459.168
Total buyback = 1.854.411
Ya, kurang lebih jumlahnya mepet dikit lah. Tapi secara sederhana, free cash flow bisa dipakai investor untuk mendapatkan gambaran perkiraan kemampuan perusahaan untuk membagi dividen. Memang bisa juga dividen dibagi memakai saldo kas perusahaan atau dari hutang bank, namun alangkah lebih baik bila menggunakan FCF agar tidak mengganggu modal kerja perusahaan.
Semoga bermanfaat dan never stop learning!
$LSIP $PRDA $HMSP