TERTIPU ANGKA EPS YANG TERPAMPANG ATAUPUN ANGKA KEYSTATS STOCKBIT ??!!!!!
Fair Value Through Other Comprehensive Income ( FVOCI )
FVOCI adalah sebuah metode yang digunakan untuk menilai nilai wajar suatu asset seperti obligasi dan saham untuk diimplementasikan pada bagian laba rugi di LK. Perubahan nilainya sendiri tidak tergabung secara langsung dalam laporan laba rugi perusahaan, yang berarti keystats stockbit, EPS di rti, dll itu semua murni hasil operasional perusahaan, untuk pendapatan atau kerugian investasi yang masih berfluktuasi akan tercatat sebagai pendapatan komperehensif lain lain ( biasanya pada bagian terbawa laporan laba rugi setelah informasi laba periode berjalan ). Bingung? mungkin contoh yang saya berikan akan lebih mudah di cerna. Btw yang tergabung di laporan laba rugi secara langsung itu gimana ? itu adalah FVPTL ( Fair Value Through Profit or Loss ). Metode tersebut akan dibahas di postingan lain kali.
Contoh :
Perusahaan VCGR memiliki investasi saham dimana mana. VCGR memegang semua saham yang ia beli dalam jangka waktu yang panjang dengan harapan dapat mendapatkan pendapatan dari dividen dan kenaikkan nilai wajar ( capital gain ). Dalam laporan keuangannya, VCGR memilih metode FVOCI untuk mengukur portfolio sahamnya.
Pada Awal tahun, nilai wajar portfolio VCGR adalah Rp 1.000.000. Selama tahun tersebut, nilai wajar portfolio VCGR naik menjadi Rp 1.500.000 karena kenaikkan harga saham dan VCGR mendapatkan dividen dari sahamnya sebesar Rp 5000. Dalam laporan tahunan VCGR, kenaikkan nilai wajar sebesar Rp 500.000 tersebut tidak akan memengaruhi laba rugi periode berjalan, melainkan akan tercatat sebagai penghasilan komprehensif lainnya, metode ini sangat membantu untuk menciptakan gambaran yang lebih stabil dari kinerja VCGR karena fluktuasi harga saham tidak memengaruhi laba tahunan. Di laporan keuangan VCGR akan tercatat laba periode berjalan Rp 5000 dan laba penghasilan komprehensif lain lain sebesar Rp 500.000. Dan yang akan tercatat sebagai net income VCGR di Keystats maupun RTI adalah Rp 5000, kecuali saham yang dimiliki VCGR dijual baru bisa Ro 500.000 tersebut diakui sebagai laba.
Contoh Nyatanya bisa dilihat pada foto yang saya tampilkan dibawa ( emiten BAYU ). Mereka sendiri berinvestasi besar di saham CFC dan pt reasuransi tbk apalah itu. Tetapi kerugian nilai wajar ( floating loss ) sebesar 12 miliar rupiah tersebut tidak memengaruhi laba operasional yang dihasilkan yaitu sebesar 16 miliar, hal tersebut tentu dapat dibuktikan dari keystats stockbit maupun rti yang mencatat 16 miliar tersebut sebagai laba dan mengabaikan floating loss investasi mereka sebesar 12 miliar. Bayu sendiri di catatan kakinya sudah mengatakan mereka menggunakan metode FVOCI untuk mencatat kerugian ataupun keuntungan saham yang mereka miliki.
Kesimpulannya adalah metode FVOCI ini dapat dipakai untuk memisahkan keuntungan/kerugian perusahaan sebenarnya ( entah dari operasional atau asset yang telah dieksekusi dan kas hasil jual asset nya sudah ditangan ) dengan keuntungan atau kerugian investasi yang nilainya masih berfluktuasi. Tetapi perlu juga diingat bahwa metode FVOCI ni bisa menjadi senjata untuk menipu investor, anggapan ada perusahaan investasi seperti kasus korupsi dana asuransi pensiun, itu semua saham yang dibeli kan aneh aneh sampai floating loss gede, tapi karena ada dividen dan jikalau lapkeu perusahaan dicatat secara FVOCI maka kita hanya akan mengetahui keuntungan perusahaan dari dividen yang mereka dapatkan, kita tidak akan tau sebenarnya apa yang ada dibelakang laporan tersebut, padahal perusahaan asuransinya sedang floating loss gede. Mau cek di RTI kek apa kek akan selalu terpampang angka profit dari dividen yang diterima, namun tidak dengan floating lossnya.
$BAYU $AMMN $ITMG $WIIM $PANI
1/3