Rights issue berbeda pengaruhnya dengan stock split.
Right issue secara mudahnya adalah penerbitan saham baru yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis, melunasi hutang, dan mendukung usaha perusahaan.
right issue juga sering dikenal dengan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (PMHETD) yang akan diberikan kepada Investor lama sebelum diberikan kepada investor lainnya ataupun investor baru (standby Investor).
pengaruhnya Investor lama bisa mendapatkan harga saham lebih murah, sama atau bahkan lebih mahal daripada saham sebelumnya.
apabila investor lama tidak membeli saham baru tersebut maka akan mengurangi komposisi saham dalam sebuah perusahaan yang dibelinya atau terdelusi.
misalnya, terdapat 40% kepemilikan saham atas nama Masyarakat dan 60% atas nama A, lalu perusahaan menerbitkan saham baru dengan rasio 1:3, yang artinya kepemilikan saham 1 lembar memiliki hak membeli 3 lembar saham baru, jika jumlah saham keseluruhannya adalah 10.000 lembar, maka 4000 lembar milik masyarakat dan memiliki hak membeli saham baru dengan jumlah 12.000 lembar, dan investor A memiliki 6000 lembar saham juga memiliki hak 18.000 lembar saham baru.
sehingga total lembar saham yang diterbitkan perusahaan menjadi 40.000 lembar saham.
jika investor A tidak membeli saham barunya, maka 18.000 lembar akan dilempar kepada masyarakat sehingga jumlah kepemilikan sahamnya menjadi, masyarakat 4000+12.000 + 18.000 = 34,000 milik Masyarakat, atau secara komposisi 85% kepemilikan masyarakat dan investor A hanya memiliki 15% Saham, jadi investor lama harus merogoh kocek baru untuk membeli lembar saham yang diterbitkan, agar komposisinya bisa tetap terjaga.
pengaruh selanjutnya, harga saham perusahaan tersebut akan mengalami penyesuaian harga kembali, sehingga terkadang investor fundamental tidak terlalu suka terhadap salah satu aksi korporasi ini.
Stock split adalah pemecahan harga saham yang terlalu mahal sehingga harganya menjadi lebih terjangkau untuk dilempar ke pasar ritel.
ibaratnya, kita memiliki uang 100 rb satu lembar, lalu kita tukar dengan 50 rb menjadi dua lembar, atau kita bisa menukarnya dengan 10 rb menjadi 10 lembar. sehingga secara nominal tetap sama 100 rb tetapi jumlah lembarnya menjadi bertambah banyak.
sebagai contoh perusahaan Unilever (UNVR) harga sebelumnya adalah 42.000 perlembar sahamnya, lalu UNVR melakukan stock split dengan rasio 1:5 menjadi 8.400 perlembar sahamnya, jika lembar saham terdahulunya adalah 1000 lembar secara keseluruhan maka jumlah lembar saham yang beredar menjadi bertambah 1:5 atau 5000 lembar, jika 5000 lembar dikalikan 8.400 nominalnya akan sama 42.000 perlembar.
dengan stok split, investor ritel bisa dengan mudah membeli saham sehingga saham perusahaannya menjadi lebih liquid dipasar modal.
jadi sangat berbeda ya aksi korporasi Right issue dengan stock split…