Melihat Proses Penambangan from Pit to Port milik $ITMG
Pada 23-25 Agustus lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti rangkaian Site Visit ke salah satu tambang milik ITMG, yaitu Indominco Mandiri (IMM).
Acara ini dihadiri oleh sekitar 10 analis dari beberapa sekuritas lokal dan asing, yang ditemani 3 orang perwakilan dari tim Investor Relations ITMG. Hari pertama relatif hanya berisi perjalanan kami dengan pesawat dari Jakarta menuju Samarinda (2 Jam), yang kemudian dilanjutkan dengan mobil Hi-Ace menuju kota Bontang (3 jam lebih perjalanan). Hari diakhiri dengan perkenalan sekaligus makan malam bersama manajemen Indominco yang terdiri dari Mine Head/Kepala Tambang, Operational Head, Administration Head, serta beberapa staf lainnya.
Hari kedua langsung dimulai dengan perjalanan menuju area tambang Indominco. Sebelumnya, berikut beberapa informasi mengenai tambang ini:
- Wilayah kerja Indominco mencakup 3 Kabupaten (Kutai Timur, Kutai Kartanegara, dan Bontang).
- Per 6M23, Indominco berkontribusi terhadap 39% dari total volume produksi dan 32% dari total volume penjualan ITMG
- Wilayah tambang terbagi menjadi 2 blok, yaitu barat (luas 17 ribu ha) dan Timur (7 ribu Ha)
- Jumlah pekerja di tambang ini mencapai 8 ribu orang. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 500 orang yang merupakan pegawai Indominco. Sisanya merupakan pekerja dari kontraktor, dengan jumlah terbesar dari Pamapersada-nya $UNTR sebanyak 3.500 orang. Gak heran kalau di dalam area tambang banyak sekali alat berat berlogo PAMA. Selain itu, sekilas juga sempat terlihat truk dengan logo $MAHA.
COMMAND CENTER
Tempat pertama yang kami singgahi adalah Command Center atau pusat komando yang mengawasi seluruh kegiatan penambangan dari hulu ke hilir. Di sana terpasang banyak sekali monitor yang mengawasi aktivitas secara real time di seluruh pelosok tambang. Saya cukup kaget ternyata di tengah wilayah tambang, teknologi yang digunakan sudah sangat canggih. Command center ini setidaknya memegang 2 fungsi yang sangat krusial:
1. Mengawasi dan mendeteksi aktivitas / potensi terjadinya anomali pergerakan lahan yang bisa menyebabkan longsor. Sehingga perannya sangat penting karena Safety merupakan prioritas utama dalam penambangan.
2. Memonitor indikator seperti Stripping Ratio dan OB Distance yang merupakan komponen biaya utama penambangan. Ketika aktivitas penambangan tidak berjalan dengan efisien, maka dapat dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya pembengkakan biaya.
MINE PIT
Selanjutnya kami berkesempatan untuk melihat aktivitas penambangan di pit 19A yang merupakan area mining aktif terbesar di Indominco. Menariknya, ketika berada di sana kebetulan sedang dilakukan aktivitas peledakan atau blasting yang bisa kami saksikan dari jarak aman. Sekilas rasanya seperti sedang berada di film Oppenheimer :).
Setelahnya, kami diberikan kesempatan foto di atas Haul Truck yang ukuran ban-nya saja jauh lebih besar dari manusia dan menurut salah satu pekerja harganya setara dengan 1 mobil Innova. Truk-truk ini yang akan membawa batu bara ke Crusher.
CRUSHER / STOCK PILE
Dari 5 fasilitas crusher yang dimiliki Indominco, saat ini hanya 1 yang sedang beroperasi (Crusher 3), sementara sisanya dalam posisi standby. Batu bara diletakkan pada conveyor belt panjang menuju mesin crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil.
Dari sini batu bara dikumpulkan dan dipilah sesuai spesifikasinya, untuk kemudian dapat diangkut menuju pelabuhan. Pengangkutan batu bara ke port dilakukan dengan menggunakan double trailer yang sekali angkut (1 rit) dapat memuat sebanyak 100 ton.
PORT
Indominco memiliki fasilitas pelabuhan bernama Bontang Coal Terminal, yang memiliki 2 jalur conveyor belt panjang. Satu jalur diperuntukkan untuk menerima coal (karena Indominco juga mendapat kiriman coal baik dari sister company ITMG lainnya maupun pihak ketiga). Sementara jalur satu lagi digunakan untuk loading batu bara ke kapal untuk dikirimkan ke buyer. Batu bara yang dikirim juga akan melalui proses inspeksi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa surveyor seperti $CRSN.
Ketika berada di sana, kami berkesempatan untuk menyaksikan proses loading yang tengah berlangsung dengan menumpang speed boat yang membawa kami ke dekat kapal buyer dari China.
POWER PLANT
Menjelang sore, kami juga mampir ke beberapa fasilitas pembangkit listrik milik Indominco, yang terdiri dari:
- PLTU kapasitas 2x7mW
- PLTD kapasitas 10 mW
- PLTS kapasitas 3mW
Di sini terlihat bahwa Indominco juga sudah memiliki bauran energi dari sumber terbarukan (EBT) seperti solar panel. Yang menarik, PLTU-nya pun juga tidak hanya menggunakan coal saja, tapi memiliki campuran biomassa dari kayu.
Namun lebih lanjut mengenai bauran EBT ini akan saya lanjutkan di post berikutnya bersama dengan aktivitas serta beberapa tempat lain yang sempat kami kunjungi. Di situ, kita bisa lihat berbagai Responsible Mining Practices yang diterapkan oleh grup ITMG ini.
For informational purposes only (not intended as a buy/sell/hold call)
Contents from this post are merely the writer’s personal view/opinion
Always Disclaimer On & Do Your Own Research
1/6