NAHKODA $RALS
Perusahaan dapat berjalan hingga mencapai tujuan ditentukan oleh banyak faktor, faktor terpenting nya adalah PSP (Pemegang Saham Pengendali) dan tim MANAJEMEN yang menjalankan operasional perusahaan.
Kita akan bahas satu persatu. PSP yaitu PT Ramayana Makmur Sentosa yang memiliki saham perseroan 55,88%. PT Ramayana Makmur Sentosa dimiliki oleh Paulus Tumewu dengan porsi kepemilikan saham 99,80%. Paulus Tumewu sebagai Komisaris Utama Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Beliau juga memiliki saham secara langsung sekitar 3,66% di Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Jadi sebenernya arah dan kebijakan strategis sangat ditentukan oleh Paulus Tumewu karena beliau merupakan pengendali yang sangat memiliki pengaruh kepada $RALS, walaupun beliau tidak terjun langsung sebagai Direktur perseroan. Kinerja NAHKODA perseroan sudah teruji beberapa kali dalam melewati fase krisis. Seperti pada saat tahun 1998, 2008, dan 2020. Perseroan masih dapat bertahan hingga saat ini. Sejak berdiri tahun 1978, sekitar 45 tahun yang lalu.
Selanjutnya untuk operasional perseroan dijalankan oleh tim Direksi Perseroan, yang terdiri dari Direktur Utama (Agus Makmur) dan anggota direktur lainnya (Muhammad Yani-SDM, Gantang Nitipranatio-Merchandising, Halomoan hutabarat-Operasional, Andreas Lesmana-Keuangan). Sisi positif Agus Makmur termasuk berpengalaman di industri ritel karena sudah menjalani selama 38 tahun sejak Ramayana beroperasi, beliau juga memiliki saham minoritas di PT Ramayana Makmursentosa sebesar 0,2%, beliau juga dapat fokus dalam menjalankan perseroan karena tidak memiliki rangkap jabatan. Mayoritas anggota direksi tidak memiliki rangkap jabatan kecuali Andreas Lesmana memilki rangkap jabatan sebagai komisaris independent di perusahaan tbk dan ketua komite audit.
Salahsatu cara untuk melihat komitmen direksi yaitu mencocokkan target kinerja dengan realisasi fakta. Manajemen menetapkan target penjualan tahun 2022 meningkat 25% dari tahun sebelumnya atau sekitar Rp 5,2T (Pubex QnA tahun 2022). Sedangkan fakta yang terjadi selama tahun 2022 penjualan tidak menjadi target (Rp 4,9T). #warning sign. Perseroan terlalu optimis dengan target yang ditetapkan sejak awal. Mungkin beranggapan segmen pasar yang menjadi target perseroan cepat pulih pasca pandemic, padahal segmen menengah kebawah yang menjadi target perseroan masih belum pulih atau kebiasaan yang mulai berubah. Untuk tahun 2023 manajemen membuat target penjualan meningkat 5% menjadi Rp 5,2T dengan diiringi kenaikan laba bersih 5%. Hingga saat ini HY2023, penjualan baru mencapai Rp 2,8T, yang brarti perseroan harus bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target, karena pencapaian Rp 2,8T sudah termasuk pencapaian Hari Raya Idul Fitri, dimana saat hari besar tersebut mayoritas penjualan dalam tahun berjalan terjadi. #warning sign.
Riwayat aksi korporasi, 1. perseroan konsisten membagi dividen sejak tahun buku 2010 hingga saat ini kecuali hasil kinerja tahun buku 2020 tidak dibagikan tahun 2021 karena perseroan konservatif terhadap situasi pandemic yang saat itu terjadi. Tahun 2020 walaupun perseroan mengalami kerugian tapi secara neraca perusahaan dapat bertahan pada situasi sulit karena tidak memiliki utang berbunga dan memiliki kas dan setara kas + deposito berjangka pada asset lancer lebih dari 2T rupiah. Perseroan konsisten membagikan dividen dengan dividen payout ratio minimal 50%. 2. Perseroan memperhatikan pemegang saham minoritas dengan cara buyback / pembelian saham treasury sejak pandemic. Hal ini dilakukan sebagai kompensasi bahwa kinerja perseroan hingga saat ini belum kembali seperti sebelum pandemic covid, namun manajemen tetap berusaha meningkatkan value kepada semua pemilik saham perseroan. Buyback masih terus dilakukan hingga saat ini. Pada tahun ini Manajemen tampak konservatif melihat situasi yang terjadi, perseroan tidak melakukan ekspansi dikarenakan daya beli yang belum kembali atau searah menuju pre-pandemic. Perseroan untuk sementara waktu meletakkan dana yang besar pada deposito berjangka dan investasi jangka pendek, dimana ini bukan merupakan inti bisnis operasional perseroan. #warning sign.
Secara umum, manajemen dan pemegang saham pengendali berusaha mempertahankan value kepada setiap pemegang saham perseroan walaupun kondisi bisnis operasional belum membaik. Paulus Tumewu merupakan sosok kunci sebagai pengendali terhadap jalannya bisnis di Ramayana, beliau saat ini sudah berusia sekitar 70 tahun
Pertanyaan selanjutnya. Apakah kondisi ini bersifat sementara atau jangka menengah atau jangka panjang ???
$ISSI