Sharing Resiko Default Obligasi Korporasi dan Reksadana Terproteksi (RDT)
Obligasi korporasi merupakan salah satu Efek yang tercatat di Bursa berupa surat hutang yang diterbitkan oleh korporasi sedangkan RDT merupakan jenis reksadana yang akan memproteksi 100% pokok investasi investor pada saat jatuh tempo. Perbedaan utama reksadana biasa dan RDT adalah RDT memiliki jatuh tempo dan memiliki imbal hasil yang diberikan tiap jangka waktu tertentu.
Jadi apakah RDT yang menuliskan menjamin proteksi 100% pokok investasi benar" aman dari resiko default?
Contoh RDT yang pernah saya/keluarga beli:
1. RDT BNI-AM Proteksi Ebony (Terbit 2019 / default)
2. RDT Sucorinvest Proteksi 38 (Terbit 2020 / 100% kembali)
Contoh obligasi korporasi yang pernah saya beli:
1. Obligasi berkelanjutan II Mayora Indah Tahap II Tahun 2022 rating idAA
Kupon 7% p.a. jangka waktu 5 tahun
2. Obligasi Berwawasan Lingkungan (Green Bond) I Arkora Hydro Tahun 2023 rating idA
Kupon 9,5% p.a jangka waktu 3 tahun
RDT dikenalkan ke kami pertama kali oleh RO di bank $BBNI, RDT memberikan kepastian pengembalian uang pokok 100% sehingga menjadi opsi yang cukup aman. RDT Ebony diterbitkan oleh PT BNI Asset Management dan RDT Sucorinvest dikeluarkan PT Sucorinvest Asset Management. RDT Ebony dibelikan obligasi Waskita Beton $WSBP dan RDT Prot38 dibelikan obligasi Sinar Mas Agro Resources and Tech $SMAR dan Indah Kiat Pulp & Paper $INKP.
Kupon RDT Prot38 diberikan setiap 3 bulan sekali dan nilainya berfluktuatif dengan range kecil. Hasil rekapan saya menunjukkan nilai kuponnya app. 5,6% p.a. Tahun 2023, RDT cair parsial 50% di bulan April dan 50% di 8 Juni. Setelah saya hitung, ternyata kurang 3%an dari pokok karena NAB RDTnya memang turun. Setelah saya konfirmasi ke RO BNI, sisa kekurangan dana sudah dikonfirmasi ke pihak sucorinvet akan ditf di akhir bulan Juni. Pembayaran molor sedikit yang akhirnya cair 12% kekurangan di 17 Juli dan sisanya 28 Juli. RDT Prot38 terbukti kembali 100% pokok investasi dengan kupon app. 5,6% p.a.
Nasib berbeda di terjadi di RDT Ebony (keluarga saya yang beli). Kupon sudah telat dan tidak dibayar sejak tahun 2021 akhir/2022 awal (jika tidak salah) dan ketika ingin mencairkan RO BNI menenangkan keluarga saya dan menjamin bahwa jika dihold tetap akan kembali 100% (posisi NAV sudah turun ke 60%). Akhirnya ketika jatuh tempo, bunga tetap tidak bisa dibayar dan WSBP PKPU. Hutang WSBP di persidangan akhirnya direstrukturisasi dan obligasinya menjadi obligasi wajib konversi. Berikut saya cantumkan tulisan dari BNI kepada pemegang RDT Ebony tertanggal 1 November 2022:
“Adapun obligasi WSBP tersebut telah mendapatkan keputusan dengan skema Trance B dan Trance C. Sesuai putusan PKPU tersebut dijelaskan bahwa Trance B adalah 15% dari Obligasi WSBP akan dikonversi menjadi utang dengan jangka waktu 5 tahun, dengan bunga 2% p.a. dan diselesaikan pada tahun ke-6 dan Trance C adalah 85% dari Obligasi WSBP akan dikonversi menjadi “Mandatory Convertible Bond” dengan jangka waktu 10 tahun, tanpa bunga.”
Naas nasib yang dialami keluarga saya. Para pemegang RDT tidak berdaya dan tidak mampu melakukan apapun karena tidak bisa menghadiri RUPO maupun persidangan. Pihak BNI mungkin juga tidak berkewajiban melakukan ganti rugi sehingga seluruh kerugian ditanggung oleh pemegang RDT. Bunga turun menjadi 2% p.a dari 15% pokok ditambah sisanya menjadi saham dalam 10 tahun yang sekarang sahamnya merugi, suspend, dan mendekam di LQ50. Saya baru tahu permasalahan ini juga ketika sudah default dan setelah membaca prospektusnya, sedari awal tidak tertulis bahwa akan dibelikan obligasi WSBP. Berikut lengkapnya:
(a) Minimum 70% (tujuh puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen) dari Nilai Aktiva bersih pada Efek Bersifat Utang yang diterbitkan dan/atau dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau Efek Bersifat Utang yang diterbitkan oleh korporasi dan/atau lembaga internasional dimana Pemerintah Republik Indonesia menjadi salah satu anggotanya dan/atau Efek Beragun Aset dan/atau Efek Bersifat Utang lainnya yang ditetapkan oleh OJK di kemudian hari, yang telah diperingkat oleh Perusahaan Pemeringkat Efek yang telah terdaftar di OJK dan masuk dalam kategori layak investasi (investment grade), yang diperdagangkan di Indonesia; dan
(b) Minimum 0% (nol persen) dan maksimum 30% (tiga puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih pada instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau deposito;
Sialnya sepertinya RDT Ebony ini dialokasikan 100% ke WSBP.
Saya membeli obligasi korporasi secara langsung melalui BNI Sekuritas yaitu $MYOR dan ARKO. Sejauh ini tidak ada permasalahan pembayaran kupon oleh MYOR dan ARKO sendiri baru dibeli bulan lalu. Kupon dibayarkan tiap 3 bulan. Melansir informasi di web https://cutt.ly/wwdVHUpG, Pada saat jatuh tempo, Penerbit memiliki kewajiban untuk mengembalikan seluruh pokok efek bersifat utang kepada Investor. Apabila obligasi ini memang kembali 100% pokok investasi, saya berpikir membeli obligasi korporasi secara langsung lebih baik dibandingkan RDT. Kita bisa memilih sendiri obligasi korporasi yang prudent dan sehat dengan tingkat kupon lebih tinggi, waktu pembayaran kupon sama, dan uang pokok kembali 100%. Apabila ada yang pernah membeli obligasi korporasi dan memegang sampai jatuh tempo, mungkin boleh bantu konfirmasi apakah benar. Sekian sharing dari saya, semoga teman” terus dapat menumbuhkan modalnya dengan meminimalisir resiko yang ada, Tuhan memberkati.
1/3