Begini Cara Analisa Perusahaan Leasing : Semua yang Saya Pelajari dari BFI Finance [ $BFIN ]
----------------------------------------------------------------------------

Halo, selamat siang. Saya harap pembaca menjalani hari yang baik saat membaca tulisan ini.

Melalui tulisan ini, saya mengajak pembaca untuk berdiskusi mengenai bisnis pembiayaan atau leasing dan mengambil PT BFI Finance Tbk atau BFIN sebagai contoh. Ini juga kali pertama saya mempelajari bisnis pembiayaan, jadi bagi pembaca yang juga pemula di sektor ini, mari kita sama-sama belajar.

Untuk pengalaman membaca yang lebih nyaman, saya menyarankan cek tulisan asli saya di blog ini https://cutt.ly/HwiJVs67

Tulisan ini setidaknya akan memuat:

1. Profil singkat BFIN, dan bagaimana cara perusahaan pembiayaan menghasilkan uang.
2. Analisa keuangan BFIN berdasarkan Laporan Tahunan 2022.
3. Opini saya.

Meskipun saya menyebut bahwa opini akan berada di bagian ketiga, pembaca perlu ingat bahwasannya besar kemungkinan tulisan ini akan bias dan mengandung opini pada bagian kedua. Oleh karena itu, tolong kritis dengan cara saya menyajikan data keuangan agar tidak terhasut (walau saya tidak bermaksud begitu).

Ok, Let's go.
----------------------------------------------------------------------------

1. Profil singkat BFIN, dan bagaimana cara perusahaan pembiayaan menghasilkan uang.
Sebagai pembuka, BFIN atau PT BFI Finance Indonesia Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan. Lebih spesifik, pembiayaan konsumen yang dimaksud di sini tepatnya adalah pembiayaan kendaraan roda dua dan empat yang sudah lama menjadi fokus BFIN. Oleh karena itu, beberapa pembaca mungkin sudah familiar dengan nama BFI Finance. Baik karena mendengar ketika mencari info penyedia leasing (jasa utang/kredit/ atau apapun itu sebutanny) atau bahkan pembaca sudah merupakan konsumen dari jasa BFIN. Coba tanya orang tua, barangkali jasa BFIN sudah digunakan oleh keluarga dalam membeli motor atau mobil yang ada di rumah saat ini.

Lantas, tepatnya bagaimana BFIN menghasilkan uang? begini.

Melanjutkan apa yang telah kita bahas di atas, BFI Finance memiliki segmen usaha sebagai berikut:

a) Pembiayaan Konsumen
b) Sewa Pembiayaan, dan
c) Pembiayaan Konsumen berbasis Syari'ah

Mari bahas satu per satu.

a) Pembiayaan Konsumen
Pembiayaan konsumen sebenarnya terbagi dua lagi, yakni dengan dealer dan tanpa dealer. Nama keren keduanya adalah Dealer Financing (DF) dan Non-Dealer Financing (NDF), dapat di-googling jika tertarik.

Nah apa beda antara keduanya?
Pembiayaan dengan dealer berarti konsumen akan langsung dapet mobilnya, nanti silahkan mengangsur ke BFI. Jenis pembiayaan ini merupakan kontrak trilateral (widih). Ada tiga pihak yang terlibat, yakni konsumen, pihak leasing (BFI dalam konteks ini), dan distributor resmi atau dealer.

Sedangkan ketika konsumen mengambil opsi pembiayaan tanpa dealer, maka distributor/dealer tidak terlibat dalam transaksi ini. Kredit yang diajukan akan langsung dicairkan dalam bentuk fresh money alias uang cash.

Cara menghasilkan BFIN menghasilkan keuntungan dari bisnis ini:
Dengan dealer : pembayaran konsumen atas cicilan dan bunga atas angsuran kendaraan yang dibiayai
Tanpa dealer : pembayaran konsumen atas cicilan dan bunga atas fresh money yang sebelumnya dipinjam

Oke, mari kita lanjut dahulu ke segmen bisnis selanjutnya.

b) Sewa Pembiayaan
Sewa pembiayaan itu cukup unik. Bayangkan pembaca adalah seorang pengusaha yang punya pabrik dan mesin. Sewa pembiayaan berarti pembaca sebagai pengusaha akan menjual mesin yang anda punya ke BFI kemudian mesin tadi akan disewakan kembali ke pembaca.

Berikut flow-nya:
Pembaca punya mesin -> mesin tersebut dijual ke BFI -> kepemilikan mesin berpindah dari pembaca ke BFI -> pembaca menyewa kembali mesin yang tadi dijual

Unik kan? ribet juga kelihatannya, buat apa sih?

Sewa pembiayaan ini umum dilakukan supaya perusahaan bisa terus memakai mesin tersebut tanpa harus jadi pemilik.

Anggap saja di sini BFI seakan-akan jadi pegadaian. Kita kasih barang ke mereka, mereka kasih uang ke kita, lalu kita bayar uang ke mereka. Bedanya, pegadaian ga mewajibkan kita nebus sedangkan BFI dkk mewajibkan sesuai kesepakatan, karena ini tetap leasing. Konsep ini bisa pelajari lebih lanjut dengan googling keyword "Leaseback."

Cara menghasilkan BFIN menghasilkan keuntungan dari bisnis ini:
Kurang lebih sama seperti skema pembiayaan dengan dealer, tapi di sini BFIN seakan-akan jadi dealer itu sendiri

c) Pembiayaan Konsumen berbasis Syari'ah
Bagi konsumen yang punya preferensi syari'ah, BFI (dan lainnya) juga menyediakan segmen bisnis tersendiri untuk ini. Dalam segmen bisnis ini, walaupun namanya "pembiayaan", layanan ini memiliki konsep kesepakatan yang berbeda dengan pembiayaan sebelumnya yakni Akad Ijarah dan Akad Murabahah. Bagi pembaca yang belum familiar, Ijarah pada prinsipnya berarti kita menyewa dari BFI. Sedangkan Murabahah berarti kita membeli barang dari BFI.

Agar lebih mudah dipahami, berikut flow dari pembiayaan dengan akad Ijarah:
Pembaca ingin punya motor tapi belum mampu bayar full cash -> pembaca pergi ke BFI untuk mengajukan pembiayaan syari'ah untuk motor itu -> "Permisi pak BFI, saya suka motor itu tapi ga ada uang untuk beli penuh sekarang" -> "Oh gapapa, gimana kalo saya (BFI) beli motor itu, terus saya sewakan ke Mas tiap bulan?" -> "Gran idea! Eres muy inteligente, Pak"

Adapun berikut flow dari pembiayaan dengan akad Murabahah:
Pembaca ingin punya motor tapi belum mampu bayar full cash -> pembaca pergi ke BFI untuk mengajukan pembiayaan syari'ah untuk motor itu -> "Permisi pak BFI, saya suka motor itu tapi ga ada uang untuk beli penuh sekarang" -> "Oh gapapa, gimana kalo saya (BFI) beli motor itu, terus saya jual lagi ke Mas untuk dicicil tiap bulan selama 20 bulan? Tapi saya naikkin harganya 10%" -> "Super! Me encanta esa solución."

Kira-kira begitu flow dan dialognya bila barangkali pembaca merupakan lulusan pesantren asal Granada Spanyol yang kebetulan ingin membeli motor.

"Lalu apa bedanya akad murabahah dengan pembiayaan biasa? Kok sepertinya mirip?"

Good question!

Perbedaanya, Murabahah mewajibkan pihak penjual untuk mendeklarasikan berapa margin yang mereka dapat dari transaksi ini. Artinya, BFI di sini akan secara gamblang mengatakan "dari kontrak ini, BFI dapat keuntungan 15% dari cicilan Anda, apakah sepakat?"

Konsen pihak pembeli diperlukan setelah margin dijelaskan agar akad ini sah. Istilah kerennya disebut NCC atau Natural Certainty Contract.
(Pembaca dapat googling dengan kata kunci ini jika ingin tahu lebih lanjut)

Akad dan pencatatan keuangan Murabahah juga sudah memiliki pedoman tersendiri pada "PSAK 102 : Akuntansi Murabahah" di bawah pengawasan Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI

Adapun untuk Ijarah, berdasarkan Mazhab Syafi'i yang umum diikuti oleh negara Asia, diterangkan bahwa penyewa wajib mengganti kerugian apabila barang rusak disebabkan oleh kesalahan penyewa. Di luar itu, maksudnya kerusakan yang di luar kendali penyewa, sepenuhnya ditanggung BFI sebagai pemegang hak milik.

(Referensi paragraf di atas ialah buku "Fikih Praktis Madzhab Syafi'i" karya Abu Syuja' Al-Ashfahani yang kebetulan masih ada di rak buku saya di kampung)

Maka sebagai simpulan, cara BFIN menghasilkan keuntungan dari bisnis ini ialah:
Ijarah : pendapatan dari menyewakan motor tadi, sepanjang masa kontrak, biasanya jumlah pendapatan sewa > biaya beli full cash. Selisih ini menjadi keuntungan bagi BFIN.
Murabahah : menjual kembali barang yang diajukan kepada pembeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga perolehan, selisih antara harga jual dan harga beli akan menjadi keuntungan bagi BFIN.

Tolong berhenti dulu.

Sampai di sini, apakah sudah terbayang dari mana cara BFI menghasilkan uang? Jika belum, tolong berkomentar atau marahi saja saya di dm Instagram agar bisa diralat..
----------------------------------------------------------------------------

2. Analisa Keuangan BFIN berdasarkan Laporan Tahunan 2022
Pertama-tama, pembaca perlu menyadari bahwa industri pembiayaan ini bisa dibilang sepupuan dengan industri perbankan, akan banyak sekali kemiripan yang akan kita temui apabila sejak awal memang sudah familiar dengan industri perbankan. Tapi bagi pembaca yang 100% pemula pun tidak perlu khawatir, apa yang sudah dibaca di poin 1 sudah lebih dari cukup untuk menyamakan pandangan.

a) Balance Sheet
Total aset BFIN bertambah dari Rp15 triliun di tahun 2021 menjadi Rp21 triliun di tahun 2022 atau tumbuh 40%. Pembaca terkejut? Nanti dulu. Pertumbuhan ini didominasi oleh pertumbuhan piutang yang bertambah Rp5,8 triliun. Hampir sama bukan dengan total pertumbuhan aset secara total? Hal ini terjadi karena pada dasarnya, 89% aset BFIN itu piutang.

Hal ini bisa dibilang merupakan sinyal yang baik pula bagi bisnis pembiayaan atau leasing karena seperti yang dijelaskan pada poin 1, BFIN dan perusahaan pembiayaan lain mendapatkan keuntungan dari memberikan pembiayaan atau utang. Dengan asumsi tidak ada risiko gagal bayar, maka semakin besar piutang tumbuh (tepatnya piutang pembiayaan), semakin besar pula keuntungan operasional.

Walaupun tumbuh bersamaan secara industri, BFIN cukup superior dibandingkan rata-rata. Nilai piutang industri pembiayaan dicatatkan naik 14% di tahun 2022. Dengan pertumbuhan BFIN di angka 40%, maka mereka sudah outperform lebih dari dua kali lipat industrinya.

"Loh walau piutangnya bertumbuh, kan masih ada risiko gagal bayar"

Betul, tapi kabar baiknya persentase gagal bayar atau Non-Performing Financing (NPF) dari industri ini sedang di level yang baik, turun dari 3,53% di tahun 2021 menjadi 2,32% di akhir tahun 2022. Bagi yang sudah familiar, NPF ini persis seperti NPL (Non-Performing Loan) di perbankan.

Pembiayaan yang diberikan untuk apa saja?
Detil tersebut bisa dilihat di [Gambar 1]

Dapat kita lihat bahwa pertumbuhan pembiayaan mobil bekas bermain besar dengan pembiayaan disalurkan bertambah Rp3,77 triliun di tahun 2022. Pembaca dapat pula perhatikan aset-aset lain yang dibiayai dan interpretasikan mana saja yang signifikan tumbuh. Jeda membaca dulu saja.

Dapat kita lihat bahwa setiap jenis pinjaman bertumbuh.

Ilustrasi lebih baik juga ditunjukkan melalui laporan yang sama. Kali ini kita melihat jumlah kontrak untuk tiap aset dalam satuan unit pada [Gambar 2]

Beberapa detil unik lain bisa kita temui juga jika membaca laporan tahunan tersebut seperti
- Apa tipe mobil dan motor yang paling banyak dibiayai?
- Apa merek mobil dan motor yang paling banyak dibiayai
- Industri mana saja yang paling banyak mengajukan pembiayaan alat berat?
- Properti apa yang paling banyak dibiayai? Rumah atau ruko?

Ketika menemukan ini, saya cukup menyesal kenapa ga dari dulu baca laporan tahunan perusahaan pembiayaan, padahal data seperti ini banyak manfaatnya untuk analisa industri lain. Kalau begitu, pembaca, ayo kita sama-sama mulai nyicil baca mulai sekarang.

Ok, moving on.

Ketika membahas perusahaan pembiayaan, sebenarnya penting untuk membahas liabilitasnya pula secara detil. Namun sayang karena saking detilnya, akan menguras energi pembaca. Tapi sementara ini bisa dikesampingkan dulu karena kita baru mulai belajar kan? Pelan-pelan. Lagipun apa yang sudah kita bahas di atas setidaknya menyelesaikan 75% urusan. Lain waktu, mari kita diskusikan lengkapnya di tulisan lain.

Ok, moving on (2).

b) Laba Rugi
Kenapa subjudulnya bukan "income statement"? Karena perusahaan seperti BFIN ini membuat kita tidak bisa terbatas di income statement saat membahas profitabilitas, tapi perlu lompat bolak-balik lagi ke balance sheet.

Sebagaimana yang dijelaskan di poin 1, kita mengerti bahwa BFIN mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman yang disalurkan kepada konsumen. Tapi berapa sih bunga saat pinjam ke BFIN?

Detil tersebut dapat ditemukan di [Gambar 3] dan dapat dilihat pula pada Catatan Kaki No. 5 Laporan Keuangan Tahunan.

Bunga pinjaman BFIN sangatlah tinggi, dan trennya cenderung meningkat dibanding 2021. Apakah ini hal baik? Iya, setidaknya bagi BFIN dan investornya. Bagi masyarakat yang pinjam sih tidak. (Sedih juga saat menulis ini).

Seperti yang kita lihat sebelumnya di bagian Balance Sheet, di tengah peningkatan bunga seperti ini, jumlah pembiayaan justru tetap bertumbuh pesat. Ini artinya arus kas BFIN sudah akan baik sekali setidaknya untuk beberapa masa mendatang. (Asumsikan tidak terjadi syok ekonomi lagi, aamin).

Dan kabar baik ini juga tercermin pada peningkatan pendapatan perusahaan. Pendapatan BFIN di tahun 2022 tercatat mencapai Rp5,38 triliun atau tumbuh 33,2% dibanding tahun 2021. Supaya lebih gampang, kita lihat saja menggunakan fitur @Stockbit Financials seperti pada [Gambar 4].

Dapat dilihat bahwa pertumbuhan pendapatan lebih besar dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan biaya, mengindikasikan profitabilitas yang baik. Setidaknya di "upper-line"

Selain beban pajak yang memang proporsional, beban lain tidak meningkat setinggi pendapatan. Bagus, ini berarti BFIN dan kompetitornya memang menguntungkan dari sisi model bisnis.

3) Arus Kas
Meskipun mengalami pertumbuhan yang baik dari sisi laba rugi, kita bisa lihat bahwasannya BFIN masih mengalami arus kas operasional yang negatif. Hal ini berarti jumlah uang yang keluar untuk membiayai konsumen lebih besar dibandingkan uang yang masuk dari cicilan konsumen. Selisihnya sekitar Rp1 triliun jika kita tidak memperhitungkan biaya adminstrasi. Secara total, arus kas operasional negatif -Rp3,5 triliun di tahun 2022. Sebuah pembalikan negatif dibanding arus kas operasional yang positif Rp500 miliar di tahun sebelumnya. [Gambar 5]

Ini hanya hemat saya, tapi melihat model bisnis BFIN, saya menilai bahwasannya komponen arus kas dari aktivitas investasi bisa diabaikan dulu pada tulisan ini. Mari kita langsung menuju arus kas dari aktivitas pendanaan.

Let's move on.

"BFIN kan minjemin uang, tapi datang dari mana uang itu?"

Uang (kita panggil "uang" saja biar mudah) yang disalurkan BFIN kepada konsumen datang dari dua sumber. Pertama dari modal sendiri (ekuitas) alias dari laba tahun-tahun sebelumnya yang terakumulasi pada retained earning, Kedua, dari pinjaman pihak lain. Umumnya bank. Hal ini bisa kita lihat di bagian arus kas aktivitas pendanaan. [Gambar 6]

Di tahun 2022, BFIN cukup banyak menerima uang kas dari pinjaman. Ketika kita lihat lebih jauh, setidaknya ada 16 penandatanganan perjanjian kredit (bahasa lainnya, BFIN sudah 16 kali mengambil pinjaman baru di tahun 2022). [Gambar 7]

16 kontrak baru ini tentu membawa uang kas yang segar, dan sudah tercermin pada laporan arus kas.
----------------------------------------------------------------------------

3. Opini Saya
BFIN dan perusahaan leasing/multifinance lain sebenarnya memang memiliki model bisnis yang super profitable pada level upper-line (gross margin). Kenapa masih ada konsumen yang pilih leasing padahal ada bank? Pengamatan saya menemukan bahwa pengajuan pembiayaan ke perusahaan leasing itu lebih mudah dibanding ke bank. Hal ini menjamin industri ini akan terus ada dan dibutuhkan oleh masyarkat.

Itu maksud saya secara industri loh ya, bukan at individual level per perusahaan. Saya belum tahu mana yang lebih baik satu sama lain sementara ini.

BFIN juga menanggung risiko pada kegagalan bayar. Pembaca mari kita ingat lagi, uang yang disalurkan BFIN itu juga uang pinjeman. Kegagalan bayar besar-besaran dari konsumen akan membawa malapetaka karena likuiditas kas bakal amburadul dan kesulitan bayar utang jangka pendek (beban bunga tahunan). Itu sebabnya penting melihat bagaimana "ketaatan" pembayaran dari konsumen.

Kriteria saya cukup sederhana untuk hal ini, prinsipnya begini "Dengan size perusahaan yang sama, saya akan pilih perusahaan dengan NPF terendah". Setidaknya filosofi ini sudah menurunkan kerentanan pembaca dari risiko kebangkrutan yang lebih tinggi. Tentu perlu riset lebih dalam, tapi ini sudah menyelesaikan 50% masalah pembaca dalam screening.

Well, sekian tulisan hari ini. Semoga diskusi di sini dapat menjadi referensi awal pembaca dalam memahami BFIN dan industrinya.

Oh mau lebih paham soal BFIN dan industrinya? Kebetulan ada kesempatan dari @Stockbit di mana pembaca dapat datang langsung bertemu manajemen BFI Finance. Silahkan rebutan kursinya di sini
https://stockbit.com/post/11705752
(Sepertinya anda hanya perlu scroll 10 postingan ke bawah apabila sedang membaca ini dari laman $BFIN )

That's all.
I hope you have a nice day.

[ $ADMF $CFIN ]

Read more...

1/7

testestestestestestes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy