imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBRX perusahaan ini sudah bertahun-tahun untung terus, tidak pernah mencatat rugi bersih secara tahunan.
Sudah seharusnya size perusahaan ini semakin berkembang seiring akumulasi saldo laba ditahan yang dikumpulkan, mengingat laba itu juga sudah lama tidak dibagikan jadi dividen yang dulunya kalau ada pun bernominal kecil.

Kemanakah larinya kumpulan laba itu dan sudah jadi apa?
Secara akuntansi, laba bersih yang dikumpulkan akan masuk jadi penambah ekuitas. Saldo laba ditahan PBRX yang merupakan bagian dari ekuitas pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp 458 miliar, kini sudah menjadi Rp 2.245 miliar di tahun 2022. Naik +490% hampir 5 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Jika modal naik, maka secara akuntansi harus ada pasangannya, bisa dipakai untuk mengurangi utang, atau untuk menambah aset.
Bila lihat sisi utang (liabilitas), maka saldonya bukan turun tapi malah naik dari tahun 2013 Rp 1,6T menjadi Rp 6T di tahun 2022.
Akibatnya, total aset pun naik signifikan dari tahun 2013 Rp 2,85T menjadi Rp 11,3T di tahun 2022, karena didorong naiknya ekuitas dan juga liabilitas.

Lalu, dari sisi liabilitas yang naik pun bukan dari utang usaha. Yang mana utang usaha saldonya selalu stabil di kisaran Rp 500-950 miliar, bahkan turun di bawah Rp 200 miliar pada tahun 2022.
Jadi kenaikan Liabilitas murni disebabkan naiknya Debt (utang berbunga).
Ditambah lagi, right issue yang baru saja digelar, memberi tambahan modal yang signifikan untuk PBRX.

Jadi, paduan dari kumpulan laba ditahan, right issue, dan juga utang berbunga (debt). 3 hal utama inilah yang mendorong pertumbuhan aset sedemikian besar di PBRX.

Lalu, jenis aset apa yang terkumpul?
Jika lihat dari Fixed Asset (mesin, bangunan, dll) angkanya naik turun di kisaran yang "hanya" Rp 700M-1,7T. Tidak signifikan. Jenis aset tidak lancar lainnya seperti investasi dll pun tidak ada yang jumlahnya signifikan.
Jika lihat dari sisi Kas, juga naik turun di level Rp 450M-1,6T. Tidak signifikan juga.

Ternyata, 2 bagian aset ini yang naiknya sangat signifikan, yaitu Piutang Usaha dan Persediaan.
Hasil laba ditahan, right issue, dan debt semuanya bermuara ke 2 bagian aset ini yang saldonya terus membengkak.

Piutang Usaha angkanya selalu merangkak naik tiap tahun dari 2013 Rp 552 miliar menjadi Rp 2.089 miliar di tahun 2022. Naik +378% dalam 10 tahun.
Begitu juga Persediaan dari tahun 2013 Rp 679 miliar angkanya naik terus tiap tahun menjadi Rp 3.639 miliar di tahun 2022. Naik +536% dalam 10 tahun.

Persediaan memegang porsi 32% aset. Sementara, Piutang Usaha memegang porsi 18% aset. Total keduanya mencapai setengah dari aset PBRX.

Aset yang terus menumpuk dalam bentuk Persediaan dan Piutang Usaha yang besar inilah yang malah jadi "problem".
Kas PBRX levelnya selalu rendah dan Arus Kas Operasional PBRX pun hampir selalu negatif tiap tahun.
Ini yang membuat laba ditahan tidak bisa dibagi jadi dividen maupun untuk pengembangan usaha lain misalnya, bahkan harus disokong debt, hingga akhirnya right issue, untuk bisa menambal minus dari arus kas operasional. Kasnya kurang terus.

Mengapa bisa arus kas operasional negatif terus sehingga PBRX selalu mengalami kekurangan kas?
Ini akibat ketidakseimbangan yang cukup parah antara arus utang usaha, piutang usaha, dan persediaan.

Seperti sudah dijelaskan di atas, utang usaha PBRX selalu di bawah Rp 1 triliun bahkan saat ini di bawah Rp 200 miliar. Ambil rata-rata utang usaha Rp 500 miliar misal setiap periode. Maka, dengan pembayaran utang ke pemasok sekitar Rp 1,4 triliun per kuartal, PBRX punya turnover utang 2,8-3 kali setiap kuartalnya, umur utangnya sekitar 30 hari saja sampai dilunasi.
Ditambah lagi, PBRX harus menyediakan Uang Muka (Advances) yang tercatat di aset mencapai Rp 2,5 triliun. Ini juga porsinya besar terhadap aset.
Sudah utang harus bayar cepat ditambah lagi harus sedia uang muka pula.

Hal ini tidak diimbangi dari sisi piutang usaha yang saldonya sudah mencapai Rp 2 triliun lebih, tapi penerimaan dari pelanggan tiap kuartal cuma Rp 1,5-1,9 triliun saja. Turnover piutang 0,75-0,95 kali setiap kuartal, dengan umur piutangnya sekitar 90-120 hari.

Diberatkan lagi dari sisi persediaan, beban pokok penjualan kuartal terakhir cuma Rp 1,5 triliun, tapi nilai persediaan mencapai Rp 3,8 triliun. Turnover persediannya hanya 0,39 kali per kuartal, dengan umur persediaan sekitar 231 hari. Hampir 8 bulan rata-rata umur stoknya.

Jadi, kas dibelikan bahan baku lalu masuk proses produksi dan sampai terjual butuh waktu 8 bulan, lalu setelah terjual sampai tertagih butuh waktu 4 bulan. Total dari awal kas keluar sampai kas masuk lagi butuh waktu 1 tahun.
Sementara, utang harus dibayar dalam waktu 30 hari dan perlu menyiapkan uang muka pula.

Memang sekali terima uang walaupun lama tapi langsung besar jumlahnya, jadi bisa untuk bayar utang dan uang muka beberapa bulan kedepan, juga bayar seluruh biaya operasional dan biaya lainnya yang timbul.
Walaupun dari aging outstanding piutang terakhir porsi umur jatuh tempo 1-30 hari masih lebih banyak, begitu juga aging outstanding utang juga umur lebih banyak yang 1-30 hari.
Tapi jika ada keterlambatan pembayaran sedikit saja dari customer akan sangat mengganggu sekali. Seperti terlihat pada Q1 2023 yang mana saldo piutang mulai molor ke umur piutang yang lebih lama (61-90 dan >90) . Apalagi kalau sampai gagal bayar. Sangat riskan. Inilah yang menyebabkan kas PBRX kurang terus, dan harus mencari permodalan lewat debt hingga akhirnya right issue.

Ya walaupun kemampuan PBRX mencetak laba terus ada, yang menggambarkan PBRX masih punya sisa bersih dari hasil usaha setelah membayar semua beban termasuk juga beban bunga utang.
Bisa melalui masa sulit masalah debt saat pandemi dengan serangkaian kasus hukum dan restrukturisasi, akibat dari ketidakseimbangan operasional tersebut.

Lalu, dengan adanya PSP dan investor yang masih mau masuk menyerap right issue, kalau tujuannya bukan aneh-aneh (money laundry, penyamaran aset, dll), berarti masih banyak yang menaruh harapan besar terhadap PBRX ini akan terus berkembang, termasuk juga karyawan dan para stakeholdernya.

Meski tak bisa dipungkiri, semua harapan itu masih tersimpan pada tumpukan kertas faktur, gulungan benang, dan lembaran kain yang makin banyak 馃ゲ

$SRIL $ARGO $ERTX $IHSG

Read more...

1/7

testestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy