Principles for Investing

Artikel ini berisikan 5 prinsip dasar namun saya rasa sangat membantu dalam perjalanan investasi kita, baik bagi pemula maupun yang sudah berpengalaman. Silahkan dinikmati.


1. What to Look For.
Dalam berinvestasi perlu diingat diawal kalau sebaiknya decision making tidak berdasarkan harga historis. Hal tersebut including avg buy anda. Tidak peduli anda sedang loss atau profit, hal tersebut seharusnya tidak play a role dalam decision making karena bisa mengganggu objektivitas anda. 

Lantas yang harus diperhatikan adalah: 1). Berapa harga saham saat ini; 2). Bagaimana prospek perusahaan setahun ke depan, akan berapa EPS nya dimata anda/ forward earnings; 3). Bandingkan kedua angka tersebut untuk menyimpulkan apakah valuasi menarik atau tidak. Meski tidak mungkin bisa memprediksi secara akurat kinerja mendatang, tetap jauh lebih baik bila anda memiliki skenario terkait kinerja perusahaan dan barulah anda bandingkan dengan realisasinya saat LK rilis. 

Ada investor yang mengharuskan saham pegangannya untuk membagikan dividen dengan alasan meskipun harga saham naik turun, namun kepastian dividend akan memberikan peace of mind. Terkait ini kembali ke personal preference setiap investor.


2. How to Value a Business.
Setelah melakukan langkah diatas anda akan mendapatkan suatu angka. Sebagai contoh misal INDF 7.400 dan kita menilai core profits 2023 (diluar laba non operasional) setara EPS 1.200. Hal tersebut berarti PER 6,2x. Apakah angka ini murah/ mahal/ wajar?

Terkait valuasi tentu akan berbeda setiap orang. Karena valuasi merupakan seni. Namun saya sendiri menggunakan guidelines PER wajar 5-10x untuk perusahaan little to no growth dan 11-16x untuk perusahaan yang growth nya lumayan. Misal untuk ICBP sendiri saya beri di angka 15x dan INDF di 10x. Valuasinya saya tone down dikarenakan INDF merupakan holding/ perusahaan cangkang. Nah bila kita bandingkan dengan angka 6,2x maka bisa kita simpulkan valuasi INDF saat ini sedang terdiskon dan memiliki upside yang lumayan.


3. How Many Stocks to Own.
Next terkait berapa banyak saham yang sebaiknya kita pegang. Ada 2 strategi yang menurut saya keduanya bagus yakni: 1.) Hold 3-5 saham; 2.) Hold 8-10 saham. Untuk ini jawaban saya simple. Anda harus coba sendiri keduanya dan melihat mana yang paling cocok dengan anda. 

Kalau saya pribadi selalu menggunakan framework "this or that". Apakah $GGRM better than $INDF? Judgement based on future earnings, current valuation, dan tailwinds. If keduanya sama bagus, maka bagi rata dananya. If satu lebih bagus dari yang lain, maka timbuk di yang lebih baik.


4. Cash?
Terkait cash idealnya dijaga di 20% porto dan anda adjust based on kondisi market. Bila anda nilai $IHSG sedang tidak rasional dan banyak diskon pada saham incaran, maka anda bisa gunakan cash tersebut untuk belanja. Ada beberapa pihak yang suka hoarding cash, misal 80% porto di cash. Terkait hal tersebut saya ingin mengambil quote dari Peter Lynch "Far more money has been lost by investors trying to anticipate corrections, than lost in the corrections themselves."


5. Comparison is the Thief of Joy.
Last but not least terkait quote ini. Sebagai manusia fear and greed sudah built in dalam human nature kita. Dan dari greed lahirlah comparison. Membandingkan prestasi anak dengan teman sekolahnya, membandingkan kecantikan pasangan dengan orang lain, himgga membandingkan kekayaan kita dengan orang sekitar. 

Dalam pasar saham sering muncul kalimat "seandainya saya beli saham A" atau "seandainya saya tetap hold saham B sehingga menikmati peningkatannya". Hal tersebut sangatlah normal dan akan terus ada tidak peduli anda masih pemula ataupun sudah berpengalaman. Namun satu tips dari saya, kita butuh yang namanya coping mechanism. Contohnya "memang bukan rejeki saya" dan mengucapkan kalimat "yasudahlah". Karena bagaimanapun yang sudah berlalu biarlah berlalu. Yang penting kita mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi hari esok. 


Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Regards,
Filbert

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy