⭐TAKUT ARB 15%, BEGINI SOLUSINYA⭐
Sudah mirip judul sebuah kanal berita belum? Tapi tenang saja, saya ga buat clickbait dalam artikel ini.
Yang perlu kita kenal dalan menghadapi risiko yang lebih besar di fase pembalikan sistem floor untuk ARB adalah manajemen risiko.
Manajemen risiko dalam trading adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan menerima atau mengurangi ketidakpastian dalam keputusan trading. Manajemen risiko melibatkan beberapa langkah kunci yang termasuk dalam strategi trading Anda untuk melindungi modal Anda. Berikut adalah beberapa prinsip utama manajemen risiko dalam trading:
1. Kenali Risiko: Sebelum Anda melakukan trading, penting untuk mengenali dan memahami risiko yang Anda hadapi. Risiko ini bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk volatilitas pasar, risiko likuiditas, dan risiko yang berkaitan dengan kesalahan eksekusi trading. Hal ini bisa dilihat dari indikator bid offer, volume trading hari itu, dan indikator yang berkaitan dengan volatilitas misalnya ATR.
2. Membatasi Risiko per Trade: Sebagai aturan umum, trader tidak seharusnya merisikokan lebih dari sebagian kecil dari modal mereka pada satu trade. Angka yang biasanya disarankan berkisar antara 10% hingga 20% dari modal trading Anda per transaksi. Bila memakai margin, maka batasilah trading di level 1 - 2%. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Anda masih memiliki cukup modal bahkan jika beberapa transaksi berjalan buruk.
3. Stop-Loss Orders: Ini adalah perintah yang akan secara otomatis menutup posisi trading Anda jika harga bergerak melawan Anda hingga titik tertentu. Dengan mengatur stop-loss, Anda dapat membatasi kerugian Anda pada setiap trade yang kadang bergerak lebih cepat dari pengamatan kita, juga membiasakan kita untuk disiplin.
4. Take-Profit Orders: Seperti stop-loss, take-profit adalah perintah yang menutup posisi trading Anda saat harga bergerak menguntungkan Anda hingga tingkat tertentu. Ini memastikan Anda mengunci keuntungan Anda sebelum pasar berbalik.
5. Diversifikasi: Jangan menempatkan semua telur Anda dalam satu keranjang. Dengan memiliki berbagai macam saham dalam portofolio Anda, Anda dapat meratakan risiko dan potensial kerugian pada satu saham dapat diimbangi oleh kinerja positif saham lain.
6. Analisis dan Review: Setelah melakukan trade, penting untuk menganalisis hasilnya. Apa yang berhasil dan apa yang tidak? Jika ada kerugian, apa penyebabnya? Dengan melihat ke belakang dan belajar dari pengalaman Anda, Anda dapat mengurangi risiko masa depan.
7. Manajemen Emosi: Manajemen risiko tidak hanya tentang angka dan strategi, tetapi juga tentang memahami dan mengendalikan emosi Anda. Stress, keserakahan, dan ketakutan dapat semua berkontribusi terhadap keputusan trading yang buruk. Oleh karena itu, mempertahankan mindset yang seimbang sangat penting dalam manajemen risiko.
8. Belajar terus menerus: Pasar terus berubah dan berkembang, dan begitu juga alat dan strategi yang digunakan untuk trading. Pendidikan berkelanjutan adalah kunci untuk tetap di atas perubahan ini dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman. Juga membantu mengidentifikasi bila terdapat perubahan pola market yang baru baru ini terjadi.
Untuk lebih detail praktis mengenai hal ini dapat dilihat pada video berikut:
https://cutt.ly/zwqC8Src
$PGAS $BBRI $SMIL $RAAM $ITMG