Compounding
Tentu, para penebak market aliran cuan-ribuan-persen dan anti-cuan-puluhan-persen dan sebangsa dan setanah-air-nya tidak perlu compounding karena hasilnya sangat minim.
Tetapi bagi yang masih ada takut-nya kalau2 hasil kerja-keras-nya selama bertahun2 mendadak lenyap, compounding adalah jawaban-nya untuk mencari cuan berkotos2.
Ini adalah cerita menuju the power of compounding.
Tidak boleh bangkrut adalah rule nomor satu. Kalau bisa bangkrut kapan saja -- hanya masalah waktu saja sebelum mendadak selesai. Tidak peduli sudah kumulatif cuan bagger ribuan persen -- hanya perlu sekali kena bangkrut untuk habis semua dan selesai. Thus rule nomor dua adalah lihat rule nomor satu.
Untuk itu yg diperlukan adalah simply cari company bagus dengan net-profit growth yang sebagus2-nya. Company yang bisa dipastikan bangkrut-nya minimal 10 tahun lagi. Berjibun company seperti ini -- dan untuk mencari 10 saja di IHSG tidak susah. Tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan company2 ini. Rajin mendengar dengan humble saja sudah bisa dapat.
Setelah tidak mungkin bangkrut, baru kita pikirkan bagaimana cuan-nya. Jangan terbalik.
Cuan kita dari company anti bangkrut tersebut itu, sumber-nya hanya ada dua:
1. Cuan dari earning
2. Cuan dari capital-gain
Cuan dari earning mempunyai kepastian yang lebih tinggi dibandingkan cuan dari capital-gain. Jadi yang satu lebih bisa ditebak dan yang satu lagi lebih susah untuk ditebak -- apalagi dalam jangka pendek impossible untuk bisa ditebak secara manual -- dan so far tidak ada yang sanggup dalam sejarah pasar modal selama ratusan tahun di seluruh dunia.
Setiap orang pasti mau cuan, tetapi kalau tidak bisa ditebak, hasilnya kadang betul kadang salah, ujung2nya result zero.
Pasti sudah sering dengar yang namanya ongkos-tunggu. Yang namanya ongkos itu adalah kepastian, oleh karena itu tebaklah yang lebih bisa ditebak. Yang lebih bisa ditebak adalah earning. Boleh saja disebut ongkos-tunggu -- tetapi perlu disadari reason fundamental-nya adalah menebak yang bisa ditebak.
Cara-nya juga tidak susah2 amat.
Jadi waktu membeli sebuah stock (asset) pastikan dulu yang pertama adalah earning-nya sudah cukup dengan selera kita. Kalau selera kita adalah mau cuan 20% per tahun, atau kembali modal dalam 5 tahun, ya perhitungan harga maximal sebuah stock adalah total net-profit-nya selama 5 tahun.
Kalau sebuah company net-profit-nya 1 rupiah, dan tidak ada growth, simply harga maximal-nya ya 5 rupiah alias P/E = 5. Kalau punya growth 20% per tahun, ya simply harga maximal-nya adalah 1.2 + 1.4 + 1.7 + 2.1 + 2.5 = 8.9 alias P/E = 8.9.
( Perhitungan boleh saja divariasikan sesuai selera dengan memperhitungkan end-of-value dan lain-sebagai-nya -- tentu yang again harus solely berbasiskan net-profit -- karena hanya itu lebih mudah ditebak -- tetapi inti-nya ya hanya sesimple seperti itu saja. )
Kalau selera-nya adalah mau cuan 30% per tahun artinya mau kembali modal dalam waktu 3.3 tahun. Sehingga kalau net-profit-nya 1 rupiah, dan tidak ada growth, maka harga maximal-nya ya = 3.3 alias P/E = 3.3. Kalau punya growth 20% per tahun, ya simply harga-nya adalah 5 alias P/E = 5. (Coba hitung sendiri betul tidak.)
Itulah investasi -- menebak yang bisa ditebak.
Selanjut-nya adalah capital-gain. Dari-manakah asal-nya capital-gain ini? Ditentukan oleh market thus oleh karena-nya sangat lebih tidak bisa ditebak. Market memang tidak asal2an dan sudah ada pameo-nya: in short-term market is a voting machine but in a long-term is a weighing maching.
Arti-nya adalah dalam long-term PASTI harga sebuah stock akan di-apresiasi oleh market sewajar-nya, tetapi dalam short-tem tidak ada yang tahu DAN KAPAN itu long-term-nya juga tidak ada yang tahu. Jadi jangan menebak capital-gain dalam short-term atau kapan waktu-nya, karena ya itu menebak yang tidak bisa ditebak hasil-nya adalah result zero alias sia-sia.
Kenapa bisa PASTI?? Hukum supply-demand.
Oh ya, mungkin perlu di-ingat2 dalam urusan "kepentingan" -- hampir selalu hukum paling dasar yang berlaku adalah selalu hukum supply-demand. Termasuk urusan politik. Jadi kalau lagi bingung2 menebak -- coba dulu cari2 unsur supply-demand-nya ada dimana.
Kalau ada company bagus yang harga company-nya bisa kasih cuan dari earning misalnya 20% -- orang akan meninggalkan company yang earning-nya lebih kecil dan memburu company tersebut -- sehingga harga-nya akan terapresiasi sampai nanti pada saat-nya earning-nya akan turun -- dan orang mulai meninggalkan company tersebut berburu company yang lain lagi yang harga-nya memberikan earning yang lebih baik.
See -- yang sudah mau protes -- sudah bisa lihat bahwa karena demand maka harga naik. Supply-demand -- selalu pegang hukum ini.
Nah misalnya company yang growth net-profit-nya 20% per tahun, kalau tadi dihargain dengan P/E = 8.9 pada saat net-profit-nya 1 rupiah, tahun depan kan net-profit-nya menjadi 1.2 rupiah sehingga kita boleh berharap bahwa tahun depan harga-nya akan naik 20% juga karena bahkan kalau harga-nya naik 20% pun tetap akan memberikan P/E = 8.9 selama growth net-profit-nya juga tetap 20%.
Karena kalau tidak naik, maka earning dari company tersebut akan naik 20%, sehingga kalau tadinya earning-nya hanya 20% per tahun akan naik menjadi 24% per tahun -- alias menjadi lebih menggiurkan lagi -- alias demand menjadi tinggi -- thus akhir-nya lama2 PASTI akan naik.
AWAAASSSSSS kapan-nya tidak ada yang tahu. Bisa jadi market melihat ini 1/2 tahun kemudian sehingga dalam 1/2 tahun sudah naik 20%, atau bisa jadi market melihat ini baru 2 tahun kemudian. JANGAN DITEBAK karena tidak bisa ditebak.
Telat tidak dapat, kecepatan juga bisa tidak tepat. Jangan mengandalkan hal yang tidak bisa ditebak.
Dan bisa juga turun karena seribu satu macam alasan misalnya fear berlebihan yang dtimbulkan oleh banyaknya penebak market tetapi tidak paham hukum supply-demand. Ya itu si tukang2 doyan ribut2 itu tanpa membawa reason yang conclusive tetapi sangat ngotot membanggakan kemampuan bola-kristal-nya.
CATAT DULU: oleh karena-nya JANGAN PERNAH memilih company yang tidak mempunyai growth -- rugi karena kita hampir dipastikan tidak akan pernah mendapatkan opportunity untuk mendapatkan capital-gain. Seperti sudah bisa diduga -- semakin tinggi growth-nya akan semakin bagus tentu saja.
Oleh karena itu, investasi TIDAK BISA short-term. Kalau short-term, walaupun dapat cuan 20% dari net-profit, tetapi kalau harga-nya kebetulan jatuh dulu 20% -- dan kemudian duid-nya mau dipakai -- ya boncos gak dapat apa2.
Jadi paham harus-nya KENAPA HARUS LONG-TERM. Again: karena kita tidak bisa menebak yang tidak bisa ditebak -- BUT BE PREPARED. 5 tahun in-general adalah waktu yang cukup -- tetapi anomali tetap saja kadang2 bahkan bisa terjadi untuk jangka waktu sepanjang itu. Thus pilih selalu company yang kita bisa jatuh cinta selama-nya.
Tidak ada cara lain -- tidak ada cara short-cut.
Kalau masih berpikir ada -- coba dibaca dan direnungkan kembali.
Karena kalau mau cuan harus ready long-term -- dan kata lain dari long-term adalaaahhh??? NYANGKUT. Bukan perkara menunggu2 saham turun tidak mau naik2, tetapi kita sudah mengerti kalau capital gain hanya bisa diharapkan dalam long-term. Sehingga kalau tidak secara sengaja mau me-nyangkut-kan diri ya tidak akan pernah bisa cuan dari capital-gain.
Investasi = nyangkut. Beda-nya hanya yang satu ada cinta, yang satu lagi sudah tidak ada cinta.
Nah fenomena yang menarik adalah, waktu kita invest pertama kali kita sudah siap nyangkut, dan karena kita tidak pernah tahu kapan cuan capital-gain akan datang, besok pun kita tetap tidak tahu. Seminggu kemudian juga tidak tahu. Sebulan dan kemudian setahun berlalu pun kita tetap tidak tahu. Selama masih ada cinta kita tidak akan pernah tahu kapan cinta ini akan berakhir. Bahkan setelah bersetubuh dengan cuan berkali2.
Oleh karena itu by default yang namanya investasi pasti compounding. Cuan capital-gain kita akan selalu ter-investasi ulang. Bahkan earning-pun selama tidak ada alternatif yang lebih baik -- pilihan terbaik-nya ya adalah menambah investasi alias compounding lagi.
Dan sebaliknya, kalau somehow duid-nya mau dipakai -- bisa karena kebutuhan bisa karena ada object investasi lain yang lebih menggiurkan -- ya jual langsung saja. Tidak perlu tunggu2 -- karenaaaa??? Yes karena tidak bisa ditebak.
Tidak ada strategi investasi yang bisa menargetkan sebuah batas waktu hold karena tidak make sense. Karenaaa?? Yes karena tidak bisa ditebak. Alasan jual adalah ya hanya dua di atas itu duid mau dipakai atau ada yang lain yang lebih cantik. Yang mau protes saya sambar dulu saja -- cinta mati harus -- tetapi cinta dalam investasi bisa saja mencintai lebih dari satu.
Dan dengan demikian terciptalah compounding secara natural.
Bisakah dirasakan lucunya, dimulai dari hanya satu hukum sederhana menebak yang bisa ditebak -- akhirnya implikasi-nya yang tidak terbantahkan adalah akan tercipta yang namanya compounding.
Cukup mengerti satu hal dengan baik -- hal2 lain-nya akan mengikuti.
Compounding sangatlah dahsyat dan cara terbaik untuk meng-apresiasi ini adalah dengan melihat-nya sendiri. Untuk itu, saya sertakan 3 tabel dalam satu gambar supaya lebih nikmat untuk di-enjoy.
Tabel pertama adalah Earning / Year dalam persen (earning rata2 per tahun). Ini adalah earning dari harga maximal yang saya sematkan ke sebuah company dengan growth tertentu. Karena harga beli adalah tidak berubah -- dengan membesar net-profit-nya maka cuan rata2 per tahun-nya bertambah menjadi besar dengan semakin berlalu-nya waktu.
Tabel kedua adalah Capital Gain / Year dalam persen. Ini seperti yang dijelaskan di atas yaitu karena net-profit-nya growth harga company-nya juga akan growth mengikuti growth-nya tersebut. Dan tentu saja karena harga beli adalah tidak berubah -- maka cuan rata2 per tahun-nya pun juga menjadi bertambah besar.
Tabel ketiga adalah total dari Earning + Capital Gain per year. Ini simply angka di tabel pertama dan kedua dijumlahkan saja.
Sudah cukupkah the power of compounding untuk memulai investasi yang anti-bangkrut -- menggantikan investasi cuan ribuan persen??? Sudah cukupkah untuk menjadi investor ANTI-cuan-ribuan-persen???
Selamat -- sekarang Anda sudah bisa enjoy yang nama-nya ARB. Makan tuh ARB!
$IHSG