[Series Investing Essentials: Market cycle and rotation]

Selamat weekend semua, seperti biasa saya akan memulai pagi ini dengan sharing mengenai series weekend: investing & trading essentials. Maaf karena baru muncul lagi untuk sharing2 karena 1 bulan terakhir saya sedang di luar negeri dan baru balik beberapa hari lalu.

Tidak selamanya saham selalu naik. Umumnya memang saham dalam jangka panjang (>10 tahun) akan selalu cenderung naik harganya. Namun dalam jangka singkat, market sangat volatile, sehingga akan terjadi koreksi setiap habis kenaikan drastis. Market crash kecil akan terjadi setiap 2-3 tahun (biasanya IHSG turun di 10-15%). Dan market crash besar akan terjadi setiap 5-10 tahun sekali (IHSG bisa turun hingga 30-35%). Rata-rata di 7 tahun sekali. Maka dari itu, membutuhkan mindset kuat dan kemampuan memanfaatkan kesempatan disini. Jual saham ketika dia berbalik arah turun, dan belilah ketika harganya sudah murah (buy the dip) dan mulai beranjak naik lagi. Ketika market sedang euforia, semua naik, kita harus mulai waspada. Ketika market sedang depresi, maka itu saat tepat untuk mulai membeli.

Benjamin Graham berkata bahwa Market pada jangka pendek adalah voting machine, namun dalam jangka panjang adalah weighing machine. Fokuslah pada jangka panjang, karena semakin pendek timeframe kamu, kamu hanyalah seperti bermain di kasino, hanya bandar (the house) dan yang jago (experienced) yang menang. Pemula? Biasanya berakhir tidak bahagia.

Pertanyaan kamu mungkin seperti ini: jika kita fokus pada fundamental dan kinerja, kenapa harus mengetahui cara membaca market, emosional market, maupun jangka pendek dan menengah juga? Memang jika fokus pada kinerja dan long-term (pada saham berfundamental bagus), Investor yang gagal jumlahnya mendekati 0. Namun perlu diketahui bahwa Mr. Market juga memiliki mood swing; dari yang Greedy dan Euphoria hingga Fear dan Depression. Hal ini disebabkan banyaknya pelaku pasar, berbagai suntikan berita media dan perubahan dinamis dari kondisi ekonomi. Walaupun kamu fokus pada long-term view, apabila market saat ini sedang dalam fase puncak Euphoria (dan menuju krisis), Investor yang kurang berpengalaman akan jatuh terjerumus terlebih dahulu pada jurang Depression (seperti COVID tahun 2020).

Bagi yang masih memiliki amunisi dan cash pada Maret 2020, akan menemukan banyak sekali opportunity untuk dibeli karena semua saham harganya murah. Namun bagi yang tidak berhasil melihat market swing, hanya akan gigit jari saja karena sudah all-in pada fase puncak Euphoria dan hanya bisa berharap BEP. Kemampuan membaca market ditambah Money management maupun Portfolio management yang baik dapat menghindarkan Investor dari drawdown (floating loss) besar dan berkepanjangan, sehingga meningkatkan return tahunannya. Resiko dalam saham tergantung kemampuan dari si pembelinya: bisa menjadi high-risk bisa menjadi low-risk.

Untuk bisa memaksimalkan risk-adjusted return kita, Investor harus memiliki kemampuan membaca story dari sector rotation. Artinya Investor selayaknya mengerti 'apa sih yang sedang hot saat ini, dan apa sih yang sektor yang kira2 akan manggung habis ini'. Dan tentunya memilah mana story yang beneran impactful, mana yang hanya noise. Contohnya noise: Investasi kendaraan EV sedang hot, belilah saham2 seperti SLIS yang jualan motor listrik. Ini bisa dikategorikan noise karena masih rumor dan EV itu masih cukup jauh, sementara impact nya ke Indonesia tidak langsung kelihatan. Contoh yang bukan noise: Data Gaikindo Q1 2023 menunjukkan kenaikan penjualan mobil, dan isu de-dollarization (beneran kejadian karena banyak negara sudah confirmed mau mengurangi penggunaan USD, berimpact pada DXY (dollar strength) menurun, dan IDR membaik). Artinya dari data2 ini bisa dipastikan saham2 yang langsung berhubungan dengan import kendaraan maupun yang rugi kurs selama 2022 akan terkena impact positif.

Saat ini saya melihat bahwa energy sudah turun dan akan terjadi rotasi sektor ke finance, cyclical consumer dan non-cyclical consumer, misalnya automotive hingga specialty retails. Kenapa finance? Karena saya punya view bahwa dengan inflasi tinggi, otomatis suku bunga BI7DRR akan tinggi dan memaksa bank meningkatkan suku bunga nya juga. Ini akan meningkatkan profit margin karena bank punya ruang cukup besar untuk mengambil keuntungan disini (bunga dipinjamkan ke nasabah dikurangi cost of fund nya). Untuk automotive seperti yang dijelaskan diatas bahwa penjualan mobil sudah meningkat, efek juga peningkatan UMR, daya beli, dan kelas menengah keatas yang kebal inflasi.

Ngomong-ngomong kebal inflasi, SES (socio-economic status) AB dengan pendapatan diatas UMR pastinya tidak terlalu masalah terhadap harga2 raw material yang naik, pun juga daya beli mereka tidak akan terlalu terganggu. Hal ini menjadi nilai positif bagi perusahaan yang produknya fokus pada SES AB. Contohnya seperti MAPA yang menyasar segment konsumer aktif kelas menengah keatas dengan high-moat brands seperti Nike, Foot Locker, Sketcher, Adidas etc; hingga ACES yang memang cukup premium dalam penyediaan barang rumah tangganya. Justru perusahaan yang fokus pada kelas menengah kebawah akan kurang diuntungkan di inflasi tinggi karena daya beli mereka yang masih tertekan. Contohnya BTPS (fokus pada ibu-ibu unbankable), RALS LPPF (jualan baju baju mall). Lalu ketika suatu saat nanti inflasi sudah turun, apa saham2 yang diuntungkan? Tentu saja yang punya hutang bunga berbunga, dan perusahaan yang memerlukan cheap money (suntikan dana dengan bunga rendah) seperti pada sektor technology, konstruksi, hingga property. Maka ketika FED confirmed menurunkan suku bunga, carilah saham terbaik pada sektor2 tersebut; mereka akan jadi leader pada sector rotation berikutnya.

Jika kita bandingkan sektor IDXENERGY vs IDXCYCLIC dan IDXNONCYC, terlihat adanya perubahan momentum dalam 1 bulan terakhir (April - May 2023). Kita ambil saja contoh saham2 yang sedang naik akhir2 ini seperti $IMAS $GJTL $MAPA $ACES Outlook sektor konsumer justru berpotensi menguat dalam 6-12 bulan ke depan. Inipun diimbangi dengan sektor finansial yang juga masih menguat, seperti $BBRI yang malah sedang ATH. Memang finance adalah proxy dari sebuah negara. IHSG banyak ditopang banking. Otomatis untuk IHSG bisa ATH, saham2 dengan market cap besar ini harus juga ATH. Dengan tesis seperti ini, kita bisa lebih terfokus dong untuk mencari saham2 seperti apa kedepannya? Uniknya adalah ada berbagai pilihan story, tinggal kita pilih mana yang paling kita sreg dengan valuasi yang masih paling murah (good upside potential).

#sahambagger #diskusi #article
====================================
Pahami momentum investing di https://cutt.ly/cwqFdyMW

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy