$MNCN cash cownya group, while $BMTR cuma holding. Sebagai holding always traded at discount. Sebenarnya harus diteliti apakah MNCN & BMTR ini tergolong chain listing. Proses merger masih jauh karena bila iya, maka harus diterbitkan prospektus min 30 hari sebelum RUPSLB, dilakukan penilaian untuk menentukan valuasi + detail penggabungan usaha + mekanisme merger beserta penyelesaian untuk shareholder yang tidak setuju. Ibaratnya the devil is in the details. Kalau melihat kasus merger CTRS vs CTRA dulu, mekanismenya pasti melalui share swap dan penentuan harga buyback untuk shareholder yang tidak setuju.
Kalau lihat MNCN BMTR, 1 proses ke arah merger juga belum dilakukan. Kalau mayoritas berpikir shareholder BMTR yang akan diuntungkan saya kok terbalik ya: MNCN yang akan berjaya. Sebelum merger, T- shares MNCN harus sudah dijual dulu atau di-retire untuk mengurangi paid in capital (ala LPPF), karena sepertinya sudah >3 tahun (aturan OJK max retention 6thn). Jadi 2023 ini mungkin akan terjadi aksi korporasi terkait T-shares. Aturan OJK jelas T shares yang dilepas harganya tidak boleh lebih rendah dari avg cost buyback.
Selain itu saya yakin diantara free float MNCN pasti ada nominee Om HT, jadi tentu kalau merger MNCN tidak akan divaluasi murah. OJK pun akan men-scrutinize prospektus M&A untuk menilai kewajarannya. Nah, nominee itu kan juga tidak mau di valuasi murah, kan dia akan terima konversi atau terima payment bila tidak setuju.
Alasan lain: min quorum 3/4 dari total saham beredar untuk approval M&A. Nah dengan free float MNCN yang 47.33%, kita tidak tahu persis berapa besar sebenarnya nominee PSP, namun, setidaknya untuk mengamankan quorum 3/4 Om HT harus membeli sebagian saham free float. Maka, saya yakin MNCN yang akan rally lebih memuaskan dibanding BMTR. Ibaratnya BMTR is too crowded. Ngapain angkat BMTR karena retail nya crowded dan bagi2 duit ke retail, mending angkat MNCN sekalian sapu saham retail untuk reduce real free float demi terlaksananya M&A (if any).