Ekspektasimu di Tahun 2020 Sudah Tidak Berlaku Lagi.
(Belajar memanage Ekspekrasimu terhadap Market Saham)
by: handi erawan
Sebagian besar trader/investor generasi covid pasti saat ini merasakan bahwa kok sekarang trading itu susah, kok mau dapet cuan bagger dalam beberapa minggu saja sulit sekali, ngga seperti tahun 2020, ketika saat itu baru masuk, udah langsung cuan, nih postingan ini cocok untuk kalian.
Apa bedanya sekarang?
PANDEMI COVID
Pandemi Covid menjadi awal dari penurunan semua indeks saham di dunia dalam waktu singkat, selain itu menyebabkan kita semua untuk membatasi pergerakan kita di luar, hidup dalam ketakutan dan kepanikan akan besarnya efek wabah ini dan kapan bisa berakhir.
Pembatasan aktivitas membuat kita semua mencari cara bagaimana kita tetap menghasilkan uang walaupun kita berada dalam rumah, dan saham dan cryptocurrency menjadi pilihan
saat itu untuk kita dalam mencari pemasukan. Pada akhirnya
Market bergerak naik pada 26 maret 2020.
COVID PERLAHAN BERAKHIR, AKTIVITAS KEMBALI NORMAL.
Tapi, Pandemi mulai berakhir. ketakutan kita terhadap pandemi ini jauh berkurang, kita sudah berani beraktivitas di luar dan mulai meninggalkan masker.
begitupun aktivitas utama kita, yang kerja di kantoran sudah kembali, yang punya bisnis juga sudah mulai jalan, semua aktivitas ini secara langsung memberikan dampak ke kalian untuk mulai tidak trading lagi di saham.
Belum lagi, karena minimnya pengetahuan soal pasar saham membuat kalian banyak nyangkut di saham-saham. mulai dari overhype saham nikel, saham bank digital dan tahun lalu saham batubara. Mulai males kan kalian trading?
PERANG RUSIA VS UKRAINA SUDAH TIDAK SEHEBOH DULU.
Pandemi usai, tahun lalu sentimen paling panas adalah perang antara rusia dan ukraina, akibatnya harga komoditas naik, termasuk saham-saham energi di kita seperti oil dan batu bara serta turunannya. saat itu kita masih bisa cuan dari saham-saham energi dengan cukup gampang bisa bagger. Tapi, tahun ini berbeda, perang telah mereda dan harga komoditas turun semua.
Belum lagi kasus Inflasi tinggi dan Tingkat Suku Bunga?
TINGKAT SUKU BUNGA VS INFLASI.
Kenaikan harga komoditas memperparah kondisi inflasi di seluruh dunia, sehingga berbagai central bank kerepotan dalam menurunkan inflasi, salah satu cara yang mereka lakukan adalah menaikan tingkat suku bunga.Kenaikan tingkat suku bunga membuat pasar investasi menjadi tidak menarik, karena berbagai resiko perlambatan pada perekonomian akan terjadi.
Kemudian di tahun 2022 akhir, mulai menarik yang namanya Instrumen Investasi Bonds, hal ini diprediksi bahwa tingkat suku bunga sudah tidak akan naik lagi dan mulai pivot point. kok bisa orang meliriik investasi Bonds?
Prinsip cara berpikirnya adalah dengan resiko yang kecil, kita dapat profit yang lumayan besar walaupun tidak sebesar
investasi di instrument yang beresiko.
Dengan keadaan ekonomi global yang masih belum stabil membuat indeks di sebagian besar negara lain, termasuk Indonesia tidak kemana-mana.
Sebagai Investor/trader, ini saatnya kita menyadari bahwa kita pun harus mengikuti pasar yang bergerak, dalam artian kita harus menyesuaikan ekspektasi kita. 2020 itu upnormal, market kita belum saatnya bergerak seperti itu dengan waktu singkat.
BELAJAR MENGATUR EKSPEKTASI
Bukan hanya di market, tapi di kehidupan kita juga kita seringg jatuh sakit karena ekspektasi kita tidak sesuai dengan kenyataan.
begitupun sebagai trader dan investor, kita harus bisa mengatur ekspektasi kita terhadap kondisi market. tapi masih bisa cuan ko? bisa dan masih bisa cuan, hanya saja tidak akan semudah 2020, pemilihan saham juga selektif dan kita juga harus aware dengan sektor yang bergerak pada tahun ini, kita tidak bisa berpatokan pada tahun sebelumnya, karena sudah terbukti 4 tahun terakhir, tema sektoral berubah terus menerus.
Maka dari itu, salah satu cara kita bisa mengatur ekspektasi adalah dengan cara belajar mengenal market dan berbagai analisa. Alhasil kita akan jadi trader/investor yang bijak dan jago.
Cheers! $IHSG $ANTM $CPIN $BBRI