Mengelola 'dry powder' dalam portfolio
Dry powder' adalah dana yang bisa kita alokasikan untuk membeli saham. Bentuk yang paling likuid tentu saja adalah cash yang bisa langsung kita gunakan untuk melakukan pembelian.
Kita bisa juga mengalokasikan dry powder ke dalam instrumen investasi yang likuid dan bisa memberikan return meskipun tidak terlalu tinggi, misalnya RDPU atau RDPT.
Walaupun dry powder ini likuid, jangan gunakan untuk operasional rumah tangga sehari-hari. Gunakan uang 'dingin' yang tidak kita butuhkan dalam waktu dekat ini sebagai dry powder.
Dry powder akan sangat berguna ketika ada kesempatan investasi datang, misalnya ketika harga saham jatuh dalam tanpa sebab yang jelas atau pasar sedang terkoreksi.
Di sisi lain, dry powder ini juga berpotensi mengurangj return portfolio kita. Oleh karena itu, alokasikan secukupnya saja. Saya sendiri biasanya mengalokasikan 15%-20% portfolio dalam bentuk dry powder.
Tentu saja ada perkecualian. Saya bisa saja menyimpan dry powder dalam jumlah besar. Hal ini biasanya terjadi ketika saya mengalami kesulitan menemukan saham yang harganya murah. Jangan memaksa membeli saham hanya untuk memenuhi kuota.
Pastikan bahwa portfolio kita berisi saham-saham yang bisnisnya berkualitas tinggi dengan harga yang menarik sehingga berpotensi memberikan return yang layak di masa mendatang.
Mari seruput kopi dulu di pagi yang berawan ini 馃榾鈽曪笍
$IHSG