Jangan asal mengejar dividen
Pada umumnya besarnya dividen sangat terkait dengan fase bisnisnya. Kita akan sulit mengharapkan suatu perusahaan yang masih berada di fase awal bisnisnya untuk membagikan dividen yang besar. Mereka akan cenderung fokus pada pertumbuhan bisnisnya sehingga cash yang tersisa untuk dividen sangat sedikit dan bahkan mungkin saja tidak ada.
Perusahaan akan mulai bisa membagikan dividen ketika bisnisnya mulai stabil menghasilkan keuntungan.
Dividen akan mencapai puncaknya ketika perusahaan berada dalam fase mature. Tentu saja pada fase ini harus diiringi oleh melimpahnya cash flow dari operasional bisnisnya.
Secara alamiah, akan ada saatnya bisnis perusahaan mulai mengalami penurunan. Hal ini bisa disebabkan karena produk-produknya mulai tidak relevan dengan perkembangan zaman atau bisa jadi juga banyak kompetitor baru yang menggerogoti pangsa pangsa pasarnya. Pada fase ini dividen akan mulai menurun juga.
Tentu saja ada beberapa perkecualian, misalnya:
1. Perusahaan merupakan produsen komoditas yang harga produknya naik turun berdasarkan harga komoditas dunia. Walaupun sudah berusia lanjut, mereka akan bisa memberikan dividen yang besar. Namun di sisi lain, bisnisnya bisa juga tertekan ketika harga komoditas sedang jatuh.
2. Perusahaan yang bisa menemukan produk baru atau menyegarkan kembali produk-produknya sehingga disukai kembali oleh konsumen.
3. Perusahaan yang berhasil merambah bisnis baru yang melesatkan kembali bisnisnya.
Untuk poin 2 dan 3, kita bisa mengatakan bahwa perusahaan mengalami second S-Curve. Bisnisnya seperti terlahir kembali dan memulai siklus bisnis yang baru.
$IHSG