TANTANGAN TERBESAR PEMAIN ELECTRIC VEHICLE / KENDARAAN LISTRIK

Di tengah hype EV, dari market yang besar di Indonesia dan insentif yang bisa mendorong pertumbuhan, ada beberapa tantangan pemain EV yang saya liat, mulai dari harga dan resale value dan hubungannya dengan ketergantungan dengan insentif serta profitabilitas di tengah kompetisi yang sengit.

1. Harga masih lebih mahal & kebutuhan infrastruktur pendukung masif. Kemarin di acara emiten talk, ketua 1 Gaikindo sebut “sweet spot” harga mobil yang 2-3 row / SUV di harga 300jt (seperti punya nya $ASII dan temen2nya) dan motor 15-20jt. Sampai mencapai ke sana, agak susah generate mass demand. Selain itu karena charge nya lebih lama, rasio charging station per mobil mungkin hrs lbh banyak dr SPBU, kalau engga bakal susah buat accomodate perjalanan panjang.

2. Resale value. Harga baterai bs mencapai 40% harga mobil baru. Kalau baterai cuma bisa dipakai 5 tahun, kalau kita jual di tahun ke-empat, otomatis harga resale value kita ga bisa tinggi-tinggi, soalnya pembeli nya hrs beli baterai lagi, yang harga nya mahal. Ini jg tentu bisa buat uncertainty buat bisnis yang menggunakan EV di operasional bisnisnya, misal $BIRD di mana perhitungan resale value adalah komponen penting di dalam bisnis, sama hal nya harga pembelian di awal, serta pendapatan operasional dari mobil itu selama useful life

3. Apa yang terjadi setelah insentif berakhir? Dari Unboxing EV nya @Stockbit di beberapa negara turun lagi penjualan nya EV setelah insentif ditiadakan. Once again semua bakal balik ke point no 1 dan 2 dan hubungannya ke total cost of ownership. Kalau udah kompetitif, mungkin aja bisa bersaing.

4. Profitabilitas di tengah kompetisi yang sengit. Semua mau masuk ke EV. Dr yg buat mobil ICE, sampe startup ataupun perusahaan di bidang lain $WIKA $TOBA NFCX $SLIS. Di tengah kompetisi yang besar ini, biasanya sales & marketing expense bakal gede untuk dapet market share.

Tapi, pemain paling efisien di dunia yg udh profitable pun, gross profit margin nya kebanyakan hanya belasan persen, dengan bbrp yang paling efisien bisa sedikit di atas 20%. Which means, kalo mau profitable operating expense termasuk sales and marketing dan R&D nya harus bisa ditekan. Kompetisi tinggi, tp di saat yang sama gross profit margin lbh kecil dari tech platform companies. I'd argue network effects nya jg not stronger.

Menurut satu panelis dan beberapa penanya kemarin, seperti EV di motor / bus akan take off, sedangkan untuk mobil mungkin “sweet spot” nya akan lebih ke hybrid dulu. Gimana menurut kalian?

Bisa baca the report lengkap Unboxing Electric Vehicle di https://stockbit.com/academy/unboxing/20 dan nonton emiten talk di sini https://cutt.ly/q4whGB4

Disclaimer: Opini pribadi. Bukan rekomendasi beli/jual saham tertentu.

Read more...

1/2

testes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy