Bagaimana Memperkirakan Pendapatan (Mungkin Juga Laba Bersih) Melalui Data BPS?
Khususnya untuk Emiten yang memiliki porsi Ekspor
Beberapa pihak saya lihat ada yang sering share soal nilai ekspor suatu komoditas atau barang tertentu. Rekan-rekan dekat saya juga beberapa menanyakan terkait bagaimana mendapatkan data ekspor tersebut.
sebenarnya hanya perlu akses alamat berikut https://cutt.ly/I8M942Q
Mungkin kalau sangat awam akan kebingungan, saya sertakan gambar juga sebagai contoh untuk mencari data yang mungkin dibutuhkan supaya tahu apa yang seharusnya diisi, yang jelas harus diisi secara runut karena itu modelnya drop down bukan langsung seperti gambar di bawah yang saya sertakan, dulu saya juga sering tergocek karena lupa kalau halamannya itu model drop down
Di tulisan ini akan saya jelaskan secara garis besar beberapa hal terkait data yang bisa diakses, diantaranya,
1. HS adalah kode atas suatu barang yang diekspor
Poin kritis dari cara ini adalah jenis barang atau yang kemudian diterjemahkan menjadi kode HS.
Akan panjang dan saya rasa lebih tepat kalau pembaca mencari sendiri apa yang dimaksud dengan kode HS. Namun pada intinya setiap barang yang diekspor/impor akan dilekatkan atau dikategorikan dengan kode HS tertentu, hampir tidak mungkin atas satu barang yang sama persis diekspor dengan HS yang berbeda, seharusnya HS yang digunakan akan sama persis terutama untuk HS dengan 2 digit kode.
Iya benar, kode HS itu beragam, tapi yang paling sederhana adalah kode HS 2 digit. Kode HS ada beberapa digit karena semakin panjang kodenya berarti semakin detil/spesifik barangnya. Misal batubara akan masuk kode HS 2 digit yakni 27 tetapi di kode tersebut juga masuk bahan bakar lain, pelumas dkk, oleh karena itu semakin detil kita mengetahui kodenya semakin baik karena berarti barang spesifik yang diekspor akan semakin jelas. Misal 27011210 itu untuk bituminous coal hingga coking coal sedangkan 27071000 itu untuk benzol atau benzene dst.
Saya sebagai orang luar emiten tentu sulit untuk mengetahui kode HS apa yang digunakan oleh suatu emiten oleh karena itu saya sering coba-coba mencari di google, simple tinggal cari saja di gugel dengan kata kunci HS code export emiten xxx, beberapa sih ketemu meski beberapa tidak. Jangan bilang tidak ada ya, karena nyatanya saya menemukan meski tidak untuk semua emiten.
2. Nilai Mata Uang dan Massa Barang
Data yang ditampilkan dapat berupa nilai uang (dalam USD) dan massa barang (dalam Kg). Jangan sampai salah untuk mengambil nilai yang seharusnya. Saya pribadi lebih sering menggunakan nilai USD, hal ini untuk mengetahui nilai yg akan diprediksi ada di LK ke depan atau dibandingkan dengan nilai pada LK yang lalu.
Nilai Massa Barang tentu bukan tidak berguna, nilai ini buat saya bisa dijadikan untuk memperkirakan GPM atau NPM, semakin tinggi harga perkilogram berarti seharusnya semakin besar juga bukan cuan-nya? Seharusnya yaa karena memang ada faktor lain, misal harga ekspor memang naik tetapi kalau harga produksi naik kan ya sama saja.
3. Bukan saja Kode HS, bisa juga Pelabuhan dan Negara Tujuan
Halaman tersebut bukan saja bisa mengkategorikan barang berdasarkan kode HS atau jenis barang yang diekspor bahkan bisa juga pelabuhannya juga. Ini yang kadang ada di stream stockbit dan mungkin diproxykan dengan batubara. Pesan saya pastikan bahwa seluruh barang yang berangkat dari pelabuhan tersebut adalah barang emiten yang kita perhatikan bukan barang campur-campur dari berbagai emiten bahkan perusahaan. Bisa saja dong port Banjarmasin/Balikpapan itu campur-campur batubaranya bukan saja berasal dari satu emiten tertentu. Campur-campur tidak masalah juga sebenarnya yg penting kita tahu berapa sih persentase yang berangkat dari emiten kita. Lagi-lagi ini dari membandingkan data tahun ke tahun. Meski kadang fail juga karena porsi bisa berubah-ubah secara signifikan.
Lantas untuk memastikan berapa porsi ekspor emiten yang kita perhaitkan dengan data ekspor bagaimana, ya mau tidak mau harus dicoba satu demi satu, dalam kasus seperti $SMSM saya sampai bongkar pasang berjam-jam untuk mengetahui berapa sih sebenarnya porsi penjualan ekspor SMSM untuk suatu kode HS tertentu di Indoensia.
Dan yang terpenting uji data tersebut secara historis, misal data yang seharusnya wajar itu apabila tahun ini punya porsi 70% maka tahun depan kalau naik atau turun ya tidak sampai 10% atau malah kalau bisa rentangnya di <3%. Ini artinya kalau data ekspor Indonesia naik atas suatu kode tertentu seharusnya emiten yang kita amati juga akan naik sekian pendapatan dari penjualan ekspornya. Ini tidak mutlak tetapi karena keterbatasan saya jadi saya mau tak mau harus bergantung pada rentang data, bisa saja berubah misal karena ekspor emiten yang kita amati meningkat dan ekspor perusahaan lain justru turun maka porsi ekspor dari emiten kita akan besar tapi ya begitulah itu jadi kekurangan kita apabila kita tak benar-benar tahu apa emiten yang kita genggam/kita bukan berada di dalam/bekerja di emiten tersebut.
Buat saya memperkirakan pendapatan ekspor suatu emiten tidak terlalu rumit, yang penting gigih dan benar-benar memahami saja apa yang kita cari, contoh di kasus SMSM jangan cari kode spare part kaca untuk produk yang dihasilkan, cari radiator saja yang masuk akal. Di pilah-pilah kodenya, mana yang masuk akal dan sesuai.
Apabila sudah tahu perkiraan nilai ekspor dari suatu emiten, bisa kita perkirakan berapa pendapatan tahun berjalan apabila persentase penjualan ekspor dan lokal dari tahun ke tahun cenderung stabil. Setelah itu bisa difaktorkan dengan NPM untuk memperkirakan laba bersihnya, proses ini jauh-jauh lebih sulit, makanya dijudul saya state pendapatan tidak berani sampai saya bilang “dan laba bersih” ya meski mungkin bisa juga tapi akurasinya tidak akan tinggi kalau kita tidak benar-benar tahu bagaimana memperkirakan GPM dan NPM. Jangan hanya bilang kan bisa dilihat juga dari tahun ke tahun, iya memang bisa sih tapi bagaimana kalau terjadi kenaikan atau penurunan biaya produksi? Ini jadi risiko saja ya, saya tidak ingin over optimis dengan metode tersebut.
Terakhir perlu saya tegaskan bahwa cara ini sekedar cara saja, tidak mutlak 100% benar toh tidak semua emiten dibursa juga yang state secara terbuka berapa porsi ekspornya kan.
Di gambar saya lampirkan
1. contoh isian untuk mencari data ekspor kertas yang pernah saya gunakan untuk memperkirakan pendapatan ekspor $TKIM dan $INKP
2. Contoh apabila laman BPS nya ketika kosong
3. contoh perbandingan nilai ekspor TKIM dan INKP dengan total ekspor kode HS 47 dan 48 Indonesia
4. contoh kode HS yang saya cari di google untuk SMSM beserta situsnya
5. contoh perhitungan porsi ekspor dan NPM (yang ini harus-harus anda pahami karena bisa saja porsi ekspor, GPM dan NPM nya berubah)
Sekian, semoga senantiasa yang terbaik untuk kita semua
INKP, TKIM dan SMSM hanya jadi contoh ya karena kebetulan itu dulu memang jadi case yang saya pakai, saya juga sudah tidak pegang satu-pun emiten produsen kertas
emiten lain yang pernah saya coba ada $ISSP
kalau emiten batubara seperti $ITMG dulu pernah saya coba tapi saya belum dapat nilai porsi yang stabil jadi belum berani untuk saya gunakan, silakan apabila ada yang berhasil mendapatkan persentase yang baik untuk ITMG atau emiten batubara lain boleh dibagikan ya cara hitungnya
1/5