HOW TO DO A THUMBNAIL ANALYSIS ?

Helooo good night stockbitor ! How are you doing with your investment journey ? Semoga market yang masih lesu ini tidak mempengaruhi psikologi kalian dalam berinvestasi yaaak. Semoga kalian juga dapat menemukan new opportunity di market saat ini.

Pada kesempatan ini, saya mau sharing mengenai Thumbnail Analysis, suatu analisa singkat yang dijelaskan oleh Peter Lynch dalam bukunya One Up on Wall Street. Yes, saya yakin pasti banyak dari kalian yang sudah membaca buku ini. Saya sendiri baru membaca buku ini dan bahkan pada bab introduction saja sudah banyak insight menarik yang diberikan oleh Peter Lynch (salah satunya adalah Thumbnail Analysis ini).

Tulisan saya kali ini tidak akan sepanjang 2 post saya sebelumnya, but I hope you still enjoy the reading.

Thumbnail Analysis merupakan suatu gagasan mengenai apa yang perlu dicapai oleh perusahaan di masa depan sehingga dapat menjustifikasi harganya saat ini. Gagasan ini dijelaskan oleh Peter (Lynch) ketika ia menceritakan kondisi yang terjadi saat Dot Com Bubble (dikenal juga sebagai Internet Bubble), di mana begitu banyak orang yang melakukan spekulasi pada perusahaan berbasis internet (yang mana merupakan hot industry pada saat itu) sehingga mengakibatkan market bullish dengan kencang.

Sebelum saya menjelaskan mengenai Thumbnail Analysis, saya akan memaparkan dengan singkat mengenai apa yang terjadi pada Dot Com Bubble
1. Dot Com Bubble merupakan kenaikan yang begitu kencang pada market US yang saat itu didominasi oleh perusahaan berbasis teknologi. Kenaikan dipicu oleh investasi maupun spekulasi pada berbagai perusahaan berbasis internet. Nasdaq index yang sebelumnya berada pada level di bawah 1000 naik ke level 5000 hanya dalam waktu 5 tahun (1995 -2000).

2. Tahun 1995 – 1997 dianggap sebagai pre-bubble period, di mana pada saat tersebut industri teknologi mulai digaungkan sebagai industri dengan prospek yang cerah. Tahun 1998 – 2000 merupakan waktu terjadinya Dot Com Bubble.

3. Pada tahun 1999, 39% dari keseluruhan dana investasi Venture Capital dialokasikan ke perusahaan berbasis internet. Pada saat itu terdapat 457 IPO (Initial Public Offering) yang berkaitan dengan perusahaan berbasis internet, diikuti oleh 91 IPO di quarter awal tahun 2000.

4. Puncak level Nasdaq Index pada saat itu berada di angka 5048 tepatnya pada 10 Maret 2000. Setelah itu bubble pun pecah dan menyebabkan Nasdaq jatuh (dan memasuki fase bearish) hingga level 1139 pada 4 Oktober 2002 (76.81% drop).

5. Pada akhir tahun 2001, banyak perusahaan berbasis internet (dotcom stocks) bangkrut. Bahkan beberapa perusahaan teknologi besar seperti Cisco, Intel, dan Oracle drop 80% harga sahamnya.

6. Penyebab dot com bubble ini cukup sederhana, yaitu banyaknya investor dan Venture Capital yang melakukan investasi pada startup berbasis internet. Valuasi yang mereka gunakan berdasarkan pada profit yang belum dapat dibuktikan (dan sebagian besar startup tersebut gagal membuktikannya). Bubble semakin besar karena banyaknya investor yang melakukan spekulasi pada para startup tersebut ketika IPO terjadi. Tidak sedikit dari perusahaan yang IPO tersebut harganya langsung naik 3-4x lipat di hari pertama.

7. Penyebab bubble meletus pun cukup sederhana, yaitu para startup berbasis internet tersebut gagal untuk mencetak profit. Mereka hanya mampu menggunakan uang investor untuk go public (IPO), namun tidak memiliki business plan maupun produk yang dapat menghasilkan profit pada bisnis riil nya. Dot Com Bubble pun berdampak pada perekonomian di Amerika hingga menyebabkan resesi pada Maret – November 2001.

Berdasarkan kejadian Dot Com Bubble inilah, Peter Lynch menjelaskan Thumbnail Analysis. Jika suatu saat terjadi lagi tren hot industry seperti Dot Com Bubble dan kita sebagai investor ingin segera spekulasi pada perusahaan yang belum ada track record nya, belum jelas produk dan business plan nya, maka setidaknya gunakanlah Thumbnail Analysis.

WARNING : Thumbnail Analysis adalah analisa yang benar-benar minimum untuk memberikan gambaran apakah perusahaan masih layak dibeli pada harga saat ini. Saya sangat yakin Peter Lynch pun tidak akan pernah menggunakan cara ini dalam investasinya, apalagi jika invest dalam bobot yang signifikan pada porto investasinya.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pada Thumbnail Analysis:
1. Cari tahu mengenai Market Cap perusahaan tersebut. Hal ini sangat mudah untuk diketahui kita sebagai investor.
2. Asumsikan ekspektasi kita sebagai investor. Misalnya kita ingin mendapatkan bagger dari perusahaan tersebut, berarti kita asumsikan perusahaan tersebut layak untuk dihargai 2x dari harganya saat ini.
3. Aplikasikan P/E ratio yang biasa digunakan untuk fast growth company. Jika kita ingin investasi pada perusahaan yang baru dan belum ada track record nya, tentunya kita berharap perusahaan tersebut tumbuh dengan cepat. Oleh karena itu gunakan P/E yang wajar untuk fast growth company pada umumnya. Peter menggunakan sample angka P/E 40x.
4. Hitung laba bersih tahunan perusahaan yang dibutuhkan, yaitu dengan membagi 2x market cap (poin no 2) dengan 40 (poin no 3), sehingga kita tahu laba yang diperlukan perusahaan di masa depan agar dapat menjustifikasi harga yang kita harapkan.
5. Ini adalah bagian terakhir dan yang terpenting, gunakan akal sehat kita untuk mengetahui apakah profit tersebut rational untuk dicapai perusahaan. Dalam tahap ini setidaknya kita harus mau mengenal perusahaan tersebut lebih dalam lagi.

Contoh Thumbnail Analysis : Misalkan ada perusahaan dengan kode WISH (ini hanya random code aja yaak).
1. Market Cap WISH = 2T
2. Kita berharap mendapatkan bagger dari WISH, sehingga target price nya adalah 2 x 2T = 4T
3. Misal gunakan P/E ratio nya 40x
4. Net Profit yang diperlkukan adalah 4T : 40 = 100 milyar per tahun
5. 100 milyar buat WISH rational or not ?

Simple bukan? Langkah 1 – 4 bahkan dapat dilakukan kurang dari 5 menit. Kalau saja analisa semudah dan secepat ini, saya rasa stream Stockbit akan dipenuhi oleh post pamer cuan dan post predict :D. Pada akhirnya Thumbnail Analysis hanyalah bagian valuasi di dalam analisa fundamental suatu perusahaan. Saya tidak akan menyangkal bahwa valuasi adalah hal yang penting dalam analisa fundamental yang kita lakukan, namun mencari tahu history dan next story dari suatu perusahaan adalah hal yang jauh lebih menyenangkan.

So that’s all about Thumbnail Analysis, semoga bermanfaat. Saya yakin masih banyak insight lainnya pada buku One Up on Wall Street ini. Semoga di lain waktu saya bisa berbagi insight lainnya dari buku ini.

Pansos ke trending stock as always :
$CUAN
$ANTM
$ADRO
$GOTO
$TRON

Read more...

1/4

testestestes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy