๐ฅ $BRMS Temukan Tambahan Cadangan Mineral 8 Juta Ton
Bumi Resources Minerals ($BRMS) mengumumkan bahwa anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM), menemukan tambahan cadangan mineral (reserves) baru sebesar 8 juta ton bijih di Blok 1 Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Dengan tambahan cadangan ini, maka jumlah cadangan mineral CPM naik dari 14 juta ton bijih menjadi 22 juta ton bijih.
Jumlah cadangan mineral tersebut merupakan bagian dari total sumber daya mineral (resources) sebesar 28 juta ton bijih. Adapun rata-rata kadar kandungan emas dari cadangan mineral yang dimiliki CPM adalah sekitar 2,4 g/t.
Direktur Utama $BRMS, Agus Projosasmito, menyebut bahwa tambahan cadangan mineral ini akan meningkatkan umur produksi tambang emas CPM di Poboya. Ia juga berharap produksi emas pada 2023 akan meningkat seiring mulai beroperasinya pabrik emas kedua di Palu, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan.
$BRMS saat ini memiliki 2 pabrik emas yang telah beroperasi. Pabrik pertama telah beroperasi sejak 1Q20 dengan kapasitas 500 ton per hari. Pada Oktober 2022, $BRMS menyelesaikan pembangunan pabrik emas kedua dengan kapasitas 4 ribu ton per hari.
Selain itu, $BRMS juga tengah membangun 2 pabrik emas baru yang direncanakan akan selesai pada 2024. Pabrik emas ketiga berlokasi di Palu dan direncanakan memiliki kapasitas 4 ribu ton per hari, sementara pabrik emas keempat berada di Gorontalo dengan kapasitas sebesar 2 ribu ton per hari.
:key: Key Takeaways
Setelah sempat terpuruk hingga ke level 1.600 dolar AS per ons, harga emas mulai mengalami reli sejak November 2022 lalu dan kini bertengger di kisaran 1.820 dolar AS per ton. Selain peningkatan produksi, kenaikan harga jual emas juga berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja $BRMS ke depan. Selain itu, dalam paparan publik pada akhir tahun lalu, manajemen $BRMS menyebut bahwa biaya kas (cash cost) perseroan masih cukup terjaga baik di level 900โ1.100 dolar AS per ons.
Berbagai pihak juga menilai bahwa emas berpotensi menjadi salah satu komoditas yang memiliki prospek cukup baik pada tahun ini. Beberapa faktor yang dapat menjadi penggerak harga emas di antaranya adalah inflasi AS yang diperkirakan tetap tinggi meski trennya mulai melandai, potensi resesi global yang dapat berimbas pada permintaan emas sebagai sarana lindung nilai, serta pembelian emas yang dilakukan oleh beberapa bank sentral di dunia.