Belajar Altman Z-Score.
Salah satu bentuk margin of safety adalah menghindari perusahaan yang berpotensi bangkrut, salah satu cara untuk menilai potensi bangkrut/tidaknya perusahaan adalah dengan menghitung Altman Z-Score. Kalau kita buka keystats di Stockbit, terus ke bagian solvency, ada indikator yang disebut Altman Z-Score (jadi ga perlu repot-repot ngitung).
TLDR; Di gambar dibawah sudah saya sajikan 6 contoh penghitungan Altman Z-Score dari beberapa perusahaan. ada $BOSS $NICL ULTJ PANR $ERAA dan $GOTO
Altman Z-Score adalah sebuah model prediksi kebangkrutan yang ditemukan oleh Profesor Edward Altman pada tahun 1968. Model ini dirancang untuk membantu memprediksi apakah sebuah perusahaan akan mengalami kebangkrutan atau tidak dalam waktu dekat.
Altman mengembangkan model Z-Score dengan menganalisis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan dan perusahaan yang masih bertahan. Dari analisis tersebut, Altman mengidentifikasi beberapa rasio keuangan yang membedakan perusahaan-perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan yang masih bertahan.
Rasio-rasio tersebut kemudian digunakan sebagai input dalam model matematis yang akhirnya menghasilkan skor Z. Skor Z dipakai sebagai indikator risiko kebangkrutan perusahaan, dengan nilai di bawah 1,81 dianggap sebagai sinyal risiko tinggi.
Sejak ditemukannya pada tahun 1968, model Altman Z-Score telah diterapkan secara luas oleh para analis keuangan dan kreditur dalam menilai risiko kredit dan mengambil keputusan investasi. Model ini juga telah diadaptasi dan dimodifikasi untuk berbagai jenis perusahaan dan lingkungan bisnis.
Untuk menghitung Altman Z-Score, kita membutuhkan lima rasio keuangan yang telah ditentukan oleh Edward Altman. Berikut adalah rumus dan penjelasan dari masing-masing rasio tersebut:
1. Rasio Working Capital / Total Assets (X1)
X1 = (Working Capital) / (Total Assets)
Working Capital = Total Current Assets - Total Current Liabilities
Rasio ini menunjukkan persentase aset perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Jika nilai rasio ini semakin rendah, maka kemungkinan besar perusahaan mengalami masalah likuiditas.
2. Rasio Retained Earnings / Total Assets (X2)
X2 = (Retained Earnings) / (Total Assets)
Rasio ini menunjukkan persentase aset perusahaan yang didanai oleh laba ditahan. Jika nilai rasio ini semakin rendah, maka perusahaan mungkin memiliki masalah keuangan jangka panjang.
3. Rasio Earnings Before Interest and Taxes / Total Assets (X3)
X3 = (Earnings Before Interest and Taxes) / (Total Assets)
Rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Jika nilai rasio ini semakin rendah, maka perusahaan mungkin mengalami masalah profitabilitas.
4. Rasio Nilai Pasar Ekuitas / Nilai Total Hutang (X4)
X4 = (Market Value of Equity) / (Book Value of Total Liabilities)
Rasio ini menunjukkan proporsi nilai pasar ekuitas perusahaan terhadap nilai total hutang. Jika nilai rasio ini semakin rendah, maka perusahaan mungkin dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi.
5. Rasio Penjualan / Total Aset (X5)
X5 = (Sales) / (Total Assets)
Rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan aset yang dimilikinya. Jika nilai rasio ini semakin rendah, maka perusahaan mungkin mengalami masalah profitabilitas.
Setelah kita memiliki nilai untuk masing-masing rasio tersebut, kita dapat menghitung skor Altman Z-Score menggunakan rumus berikut:
Z-Score = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5
Jika skor Z-Score yang dihasilkan lebih besar dari 2.99, maka perusahaan dianggap aman dari risiko kebangkrutan. Namun, jika skor Z-Score lebih kecil dari 1.81, maka perusahaan dianggap memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi. Skor Z-Score antara 1.81 dan 2.99 menunjukkan risiko yang moderat.
Nah, ada klo dicek dibawah ada tulisan (modified), bedanya cuma di rasio dan bobot masing-masing rasio keuangan aja. Model Altman Z-Score asli dirancang utk digunakan pada perusahaan manufaktur, sementara Altman Z-Score Modified dapat digunakan pada berbagai jenis perusahaan, termasuk perusahaan jasa dan perusahaan ritel.
NB : Background saya bukan finance jdi sangat mungkin salah & sangat terbuka untuk koreksi.