bagaimana cara menghitung saham undervalue dan overvalue
Untuk menentukan apakah saham suatu perusahaan undervalued atau overvalued, ada beberapa metode yang bisa digunakan, di antaranya:
Price-to-Earnings (P/E) ratio: Ini adalah rasio harga saham dibandingkan dengan laba bersih per saham. Biasanya, saham dianggap undervalued jika P/E ratio-nya di bawah rata-rata industri, dan overvalued jika P/E ratio-nya di atas rata-rata industri.
Price-to-Book (P/B) ratio: Ini adalah rasio harga saham dibandingkan dengan nilai buku per saham. Sama seperti P/E ratio, saham dianggap undervalued jika P/B ratio-nya di bawah rata-rata industri, dan overvalued jika P/B ratio-nya di atas rata-rata industri.
Dividend Discount Model (DDM): Ini adalah metode untuk menentukan nilai wajar suatu saham berdasarkan tingkat dividen dan tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan. Jika harga saham lebih rendah dari nilai yang diperoleh melalui DDM, maka saham tersebut dianggap undervalued, dan sebaliknya jika harga saham lebih tinggi dari nilai yang diperoleh melalui DDM, maka saham tersebut dianggap overvalued.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak ada metode yang pasti dan selalu benar dalam menentukan undervalued atau overvalued suatu saham, dan ini bergantung pada pandangan masing-masing analis dan faktor-faktor lain seperti prospek bisnis perusahaan, kondisi ekonomi dan pasar saham secara keseluruhan. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan analisis yang komprehensif dan menggabungkan beberapa metode sebelum membuat keputusan .
Disc on
$TRIN $BOSS $ZATA $BSBK $IHSG