[Menemukan trading style dan membuat formula trading strategy]
Ada yang pernah bertanya pada saya: mending jadi trader atau investor?
Berdasarkan pengalaman saya di bursa awalnya sebagai trader (lalu sempat fokus di Forex market), kemudian sekarang sebagai Momentum Investor di IHSG, ketika baru terjun ke bursa umumnya satu hal yang saya tanya balik adalah bagaimana personality, behavior dari orang tersebut. Ada banyak trading system dan strategy, ada banyak varian dari metode investasi. Tapi kalau tidak sesuai dengan personality orangnya, maka biasanya akan gagal juga walaupun system tersebut adalah system yang profitable dan teruji. Saya menemukan bahwa membangun style & metode hanyalah 20%, namun 80% lebih ke bagaimana kita mengontrol emosi, risk management, money/portfolio management. Hal hal simple klasik namun susahnya luar biasa. Perlu konsisten 1-2 tahun untuk rata-rata orang bisa menguasai behaviornya di depan market.
Di postingan kali ini saya akan fokus membahas trading style, untuk Investing style akan dikemudian hari. Sebuah trading system umumnya adalah kombinasi 2 dari 3 pillar ini: (1) win-rate, (2) risk to reward ratio (atau average win vs average loss), dan (3) jumlah trade. Tentukan style kamu sesuai dengan kapasitas waktu, stress energy, dan behaviour kamu.
Seorang intraday superscalper hingga day trading memiliki win-rate tinggi, namun reward to risk ratio nya cenderung dekat dengan 1:1 atau kurang (TP 1-5%, CL 1-5%). Agar strategy tipe seperti ini memiliki statistical edge, maka jumlah trade yang dilakukan akan sangat banyak, bisa mencapai belasan-puluhan trade per hari. Contoh: win rate 70%, dengan TP 2% CL 4%, dan 30-50 trade per hari = 6-10% sehari. Bisa sekitar ~100% sebulan (hanya contoh saja). Namun yang dihadapi adalah jumlah trade yang sangat tinggi, dan stress yang luar biasa. Bila telat cutloss, bisa merusak return portfolio dalam longterm, karena PnL yang didapatkan hanyalah kecil-kecil namun banyak. Ini adalah tipikal strategy 'cut your loss fast'. Strategy seperti ini membutuhkan ketenangan dan kecepatan berfikir serta waktu yang benar-benar kosong. Sangat sulit dilakukan jika kamu terbebani kerjaan 9-5.
Untuk penganut swing trading atau trend following hingga position trading, biasanya memiliki win-rate yang rendah (35-50%), namun dengan reward to risk ratio tinggi (diatas 1:2 hingga 1:6), dan jumlah trade yang tidak terlalu banyak, sekitar 3-6 trade per bulan. Tipikal strategy ini memberikan fleksibilitas waktu yang tinggi (jika ada pekerjaan lain). Namun resiko dari strategy ini adalah win rate yang cenderung rendah, karena banyak yang di cut-loss (bisa saja 4-6x beruntun cut-loss), namun ketika win, maka win big (sekali gain bisa 20-200%). Ekspektasi return dari swing trading pun setahun bervariasi dari 20-100% tergantung jumlah trade. Sweet spot saya pribadi fokus di CAGR 40-50% dengan jumlah trade di kisaran 40-50 trade per tahun. Return ini bisa meningkat dengan memahami market secara holistic view. Memaksakan trading dikala market crash (downtrend) juga sangat tidak wise. Jika menggunakan metode trend-following, memberikan stop-loss yang terlalu ketat justru meminimalisir return dalam jangka panjang, karena seringkali harga turun dulu (koreksi) cukup jauh sebelum akhirnya mencetak return puluhan - ratusan persen. Stop-loss yang umum diberikan adalah di range 10-20% Namun, untuk swing trader, jangan pernah menahan floating loss ataupun average down jika trend memang berubah down-trend / distribusi. Ini adalah tipikal strategy 'let your profit run'.
Di tahap ini saya sudah lebih fokus di Swing Trader / Momentum Investing karena tipikal saya yang memang ga tahan kalo nunggu lama (pure value / growth investing) tapi ga punya cukup waktu selalu depan laptop untuk day trading, karena saya pun fokus di kerjaan / bisnis yang lain. Maka saya akan menerima possible return yang lebih rendah, tapi dengan tingkat stress yang sangat terjaga. Bagaimana dengan kamu?
Iseng ngetik di minggu pagi sambil nyeruput kopi ☕
#sahambagger #diskusi #opini #trading #style
$NICL $BBRI $PTBA $GOTO $ADRO