Selain memberi informasi kinerja, laporan keuangan juga memiliki banyak kegunaan.
Salah satunya, membantu memahami model bisnis dari perusahaan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah data yang muncul dalam laporan tersebut, mulai dari komposisi aset, struktur modal vs liabilitas, supplier dan pelanggan hingga struktur biaya dan beban. Kita bisa mengetahui bagaimana bisnisnya, bahkan bisa mencompare dengan perusahaan yang sektor atau bisnisnya mirip mirip.
Nah, dalam postingan 3 jilid ini (jilid boss, udah kayak buku wkwk), saya mencoba untuk memberi beberapa pointer mana mana saja yang bro and sis bisa perhatikan untuk memahami bisnis mereka. Saya urutkan dari kelompok aset-kelompok liabilitas dan ekuitas-kelompok pendapatan-beban. Jilid pertama ini dimulai dari kelompok aset. Cekidot...
======
Pada kelompok aset, ada beberapa pos yang bisa diperhatikan.
Pos pertama, persediaan. Pos ini pernah saya bahas tersendiri contoh kasusnya (menggunakan contoh emiten media NET TV) di postingan tanggal 19 Januari 2022. Secara umum, pos ini menerangkan hal hal apa yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk bisa beroperasional. Ini tergantung sektor perusahaannya.
Ada yang persediaannya berupa bahan baku, yang berarti bisnisnya si perusahaan terkait dengan pengolahan. Ada juga yang persediaannya berupa barang jadi, yang berarti bisnisnya terkait dengan distribusi atau penjualan ke pihak lain (sebagai bahan baku). Ada yang persediaannya berupa bahan bakar, bahan bangunan dsb yang berarti bisnisnya lebih ke bisnis jasa pembuatan/pembangunan/eksplorasi.
Mengapa persediaan? Persediaan ini nyambung dengan beban pokok pendapatan, sehingga secara langsung berhubungan dengan apa yang perusahaan ini lakukan. Jadi, naik turunnya persediaan sangat tergantung terhadap penjualan yang dilakukan perusahaan. Meski, tentu ada faktor lain yang mempengaruhi, misalnya kebijakan modal (perputaran persediaan) hingga harga bahan persediaan itu sendiri.
Pos kedua, piutang. Pos yang sering menjadi porsi mayoritas dari aset ini juga memberi petunjuk penting - terutama piutang usaha. Hal ini bisa terlihat dari siapa siapa saja pelanggan yang "ngutang" ke perusahaan. Dalam list tersebut, kita bisa melihat kesamaan pelanggan yang ngutang tersebut, seperti kesamaan bisnis hingga kesamaan lokasi usaha si pelanggan.
Jika bergerak di sektor pertambangan, bisa dipastikan piutang piutangnya berasal dari trader komoditas (untuk dijual lagi), perusahaan energi/pembangkit listrik hingga pabrik sektor lain yang membutuhkan. Jika bergerak di sektor konsumer, piutangnya berasal dari toko toko tradisional, distributor produk yang sudah ditunjuk, perusahaan lain yang maklon/white label hingga perusahaan retail belanja. Yang lain, jika sektornya media konten, piutangnya berasal dari agency iklan dan pengiklan langsung (institusi/individu).
Selain soal pihak lawan transaksi, piutang juga memberi petunjuk lain dalam bentuk komposisinya vs aset keseluruhan. Jika piutangnya punya size yang besar (di atas 50%), bisa dipastikan bisnisnya adalah jualan jasa atau distribusi. Sementara, jika sizenya kecil-menengah, bisa dipastikan bisnisnya adalah produsen, bisnis yang perputaran piutangnya selalu cepat atau dari sananya sektor ini tidak punya piutang besar (karena kebanyakan bayar cash saat itu juga).
Pos ketiga, aset tetap. Pos yang ini sangat signifikan sizenya di sektor sektor tertentu. Mereka biasanya menjadikan aset tetap ini sebagai modal awal agar produksi atau jualan jasa mereka bisa jalan. Tanpa aset ini, apa yang mau dijual? Karena itu, aset tetap menjadi penting untuk dipertahankan, diperbaiki dan diupgrade terus melalui pengeluaran capex (capital expenditure).
Pos keempat, entitas asosiasi. Pos ini biasanya sangat menonjol di beberapa bisnis, misalnya holding company (perusahaan induk). Meski demikian, di sektor lain entitas asosiasi juga diperlukan untuk mendiversifikasikan bisnis ke sektor yang masih relevan dan berkolaborasi dengan bisnis yang masih satu alur (supply chain).
Selain keempat pos ini, pada beberapa sektor tertentu ada pos yang juga menjadi poin utama memahami bisnis si perusahaan ini. Misalnya ada properti investasi, yang biasanya ada di perusahaan properti dan properti/aset pertambangan di perusahaan tambang. Aset aset ini spesifik di sektor tertentu dan bisa dianggap setara dengan aset tetap.
Pada part berikutnya, kita akan membahas dari kelompok liabilitas dan ekuitas.
(bersambung)
Topik serupa bisa search "Angka" di search profil Stockbit ini.
Topik mengenai saham, investasi dan bisnis lainnya bisa cek dan follow Instagram dan Tiktok @plbkrinaliando.
$IHSG $AISA $MDKA $BOSS $MAPA
1/2