INVESTASI JANGKA PENDEK DENGAN MOMENTUM DIVIDEN: Contoh Kasus ITMG
Pada tulisan sebelumnya, saya membahas strategi investasi jangka pendek yang saya sebut momentum investing (lihat https://stockbit.com/#/post/10572423). Strategi bisa dipakai untuk mendapatkan keuntungan dari emiten-emiten dengan dividen besar, dengan time frame setidaknya 2-3 bulan. Caranya adalah membeli saham 2-3 bulan sebelum tanggal cum pembagian dividen dan menjualnya menjelang tanggal tersebut.
Bagaimana penerapannya? Di sini saya akan ambil contoh emiten dari sektor tambang, yakni $ITMG. Strategi ini tentu bisa juga diterapkan pada sektor dan saham apapun dengan dividen yang relatif besar seperti $DMAS $GGRM $MPMX $POWR dll. ITMG saya ambil sebagai contoh karena jumlah dividennya yang diprediksi cukup besar, dan jadwal pembagiannya yang sekitar 2-3 bulan lagi (April 2023).
Untuk memanfaatkan momentum dividen, kita perlu memprediksi besarnya dividen, dan juga yield yang dianggap nyaman oleh para investor yang membeli saham untuk mendapatkan dividen (alias masih mau beli menjelang cum date pembagian dividen).
OK, kita mulai dengan yang pertama. Berapa dividen yang akan dibagikan ITMG di bulan April besok? Untuk menerka hal ini, kita harus menerka dahulu earnings per share (EPS) full year 2022. Untuk itu, kita asumsikan saja bahwa Q4 relatif sama dengan Q3 dalam hal biaya produksi (sekitar $52 per ton), average selling price (ASP, sekitar $210 per ton), dan volume penjualan (sekitar 5,7 mt).
Dengan kata lain, kita asumsikan earnings per share (EPS) Q4 adalah 6000. Asumsi ini cukup masuk akal karena meski ada kenaikan BBM (biaya produksi), harga batubara di Indonesian Coal Index (ICI) meningkat di Q4 (sekitar $95) dibanding Q3 (sekitar $80). Manajemen ITMG juga menyampaikan bahwa volume produksi Q4 akan sedikit lebih tinggi dibanding Q3.
Dengan demikian, EPS full year 2022 akan menjadi sekitar Rp 2700 + Rp 3300 + Rp 6000 + Rp 6000 = Rp 18000. Dari sini kita bisa menerka besarnya dividen final ITMG yang akan dibagikan April nanti. Saya ambil skenario moderat di mana ITMG akan membagikan 70% dari keuntungannya. Angka 70% adalah DPR terendah ITMG dalam 4 tahun terakhir. Dan dengan membagikan 70% profitnya, ITMG masih punya bantalan kas yang cukup besar untuk membiayai capex-nya.
Ingat bahwa ITMG sudah membagikan sekitar Rp 4000 sebagai dividen interim. Dengan demikian, perhitungannya adalah 70% x Rp 18000 = Rp 12600 → dikurangi Rp 4000 yang sudah dibagikan, sehingga dividen final Rp 8820.
Langkah selanjutnya, dan ini yang lebih sulit, adalah memperkirakan selera pasar. Untuk mendapatkan dividen sekitar Rp 8800 per lembar, berapa harga yang mau dibayar oleh para investor menjelang tenggat waktu pembagian dividen?
Secara historis, pada tahun 2017 para investor ITMG mau membeli sahamnya pada harga yang memberi yield dividen sekitar 5.5% (lihat gambar). Kalau yield ini diterapkan sekarang, maka untuk mendapat dividen Rp 8800, investor ITMG akan mau membeli sahamnya pada harga Rp 160 ribu. Saya rasa ini terlalu fantastis, hehehe.
Ingat bahwa tahun 2017 itu investor sedang bullish alias sangat optimis dengan masa depan coal. Sekarang sebaliknya, banyak investor yang mulai pesimis dengan masa depan coal ;) Apalagi ada hantu kenaikan suku bunga dan resesi yang masih membayangi.
Dalam suasana pesimis seperti ini, berapa yield yang dianggap cukup nyaman oleh investor yang membeli ITMG untuk mendapat dividennya? Kita bisa mencoba memprediksi melalui perbandingan dengan investasi lain yang lebih stabil (less risky) dibanding saham.
Untuk itu, anggaplah setahun ke depan yield yang bisa diperoleh dari aset-aset yang lebih stabil adalah 7.5% (rata-rata). Anggap juga bahwa investor ingin mendapat yield minimal 2 kali dari itu ketika investasi di saham alias 15%. Anggap ini skenario optimis. Skenario moderatnya adalah investor ingin mendapat yield 20%. Skenario pesimisnya adalah investor ingin yield 25% untuk investasi di saham ITMG selama setahun ke depan.
Dengan demikian, maka harga maksimum yang mau dibayarkan investor untuk mendapat Rp 8800 menjelang cum date dividen (dan setelah itu menunggu selama beberapa bulan) adalah:
1. Pesimis: Rp 8800 / 25% = Rp 35.200
2. Moderat: Rp 8800 / 20% = Rp 44.000
3. Optimis: Rp 8800 / 15% = Rp 58.667
Mana yang akan kejadian? Seandainya saja saya tahu, hehe. Sayangnya tidak ada yang bisa memastikan. Seperti tertulis di atas, ada banyak asumsi yang harus kita buat, mulai dari ASP, biaya produksi, volume penjualan, dividend payout ratio, sampai selera pasar yang dipengaruhi faktor-faktor global seperti suku bunga bank sentral.
Jadi, apakah di harga saat tulisan ini dibuat (sekitar Rp 35 ribu), saham ITMG cukup menarik sebagai investasi jangka pendek alias untuk dijual kembali menjelang cum date dividen? Anda sendiri yang menentukan.
~ pak Adit.