Mules lihat isi Portofolio?
==================================================
Saat ini banyak investor dan trader yang pusing dengan isi porto mereka dimana rata-rata banyak yang merah membara. Termasuk saya sendiri, dimana sebagian besar porto saya saat ini merah dan sebagian kecil saja yang hijau. Peter Lynch mengatakan bahwa " In Investing Your Stomach Is More Important Than Your Brain" lebih penting perut daripada otak kita untuk menjadi seorang inestor yang sukses.
Artinya perut kita harus tahan mules melihat penurunan.
Maka muncul teori psikologis dalam seseorang berinvestasi, salah satunya adalah siklus psikologis investor berdasarkan pergerakan harga saham dan time period, yang ilustrasinya dibuat Griffin Prock (lihat attachment) seorang penulis yang mengamati pergerakan harga saham Wallstreet.
Fase 1: Kenaikan harga dimulai
Kita merasa optimis dan tahu segalanya tentang pasar saham, dan sering membuat teori kenaikan saham yang kita punya. Banyak saham yang bergerak naik harganya.
Fase 2: Puncak siklus
Kita merasa yakin pasar saham akan menyebabkan kita cepat kaya, merasa pasar saham adalah benar-benar mesin pencetak uang. Harga saham naik lebih tinggi lagi dan banyak investor pamer isi portofolio mereka. Fase ini mempunyai resiko yang paling tinggi ketika kita masuk dalam suatu saham.
Fase 3: Emosi menguasai investor
Harga tiba-tiba turun, muncul keyakinan akan naik kembali tetapi setelah tambah muatan averege down ternyata turun lebih dalam lagi. Ketakuta, putus asa, panik, kesedihan dan depresi muncul dalam fase ini. Fase ini adalah kesempatan yang paling bagus dalam berinvestasi masuk dalam suatu saham.
.
Fase 4: Pengulangan siklus
Harga kembali naik perlahan dan kembali ke fase 1.
Maka itulah pentingnya punya conviction terhadap saham yang kita pegang, so "know what you own and know why you own it" jadi berinvestasilah pada saham yang anda ketahui. Jadi ketika harga turun tetapi tidak ada perubahan fundamental, maka itu kesempatan kita dapat melakukan pembelian dengan harga super diskon.
Ketika kita tidak tahu tentang saham yang kita beli, maka ketika turun cukup dalam maka biasanya kita akan melakukan cut loss. Dan seperti yang sudah saya pernah bahas sebelumnya bahwa hanya ada 3 kondisi saya akan menjual saham:
1. Harga wajar sudah tercapai
2. Story yang menjadi alasan utama kita punya saham tersebut sudah berubah (Ex: Management punya target ekspansi 2000 gerai dalam 2 tahun, ternyata hanya tercapai 500 gerai dalam dua tahun)
3. Fundamental saham berubah (memburuk)
4. Ada saham yang lebih baik yang kita temukan (wonderful company, cheap price, hidden gem found, etc)
Jadi kembali lagi mengenai psikologis investor dalam reaksi terhadap harga, maka anda bisa lihat sekitar kita apakah banyak yang mulai pamer porto mereka (artinya jangan masuk dulu) atau banyak yang sudah mules lihat porto mereka dan sangat jarang yang pamer portofolio mereka (artinya adalah..silahkan isi sendiri)
Anyway semoga IHSG cepat membaik dan kita belajar banyak dari siklus yang saat ini sedang dalam turbulensi tinggi.
$BBRI $ASII $INKP $WIIM $IHSG
1/4