Seni Distribusi Bandar - Special Thn Baru
Tidak Alasan Lagi..
Bilamana Presiden telah meresmikan bahwa Indonesia telah berhasil melalui masa pandemi, maka tidak ada alasan lagi bagi BEI untuk mempertahankan aturan arb 7%.
2023 akan menjadi tahun-tahun dimana bandar2 saham lama akan kembali aktif. Mungkin banyak yang bertanya2 mengapa transaksi di bursa terus menurun. Itu hanya karena selama ini mereka banyak yang memilih untuk menjaga harga saja. Memang ada beberapa dari mereka yang tetap melakukan aktivitas goreng saham, tapi mereka tidak bisa bergerak seenaknya karena range distribusi yang kecil.
Maksudnya bagaimana?
Sebagai contoh harga saham perusahaan ABCD bernilai Rp100,- setelah digoreng. Bandarnya memang berencana untuk melakukan distribusi setelah mencapai angka tersebut. Kemudian dia mencoba untuk keluar. Bilamana ARB simetris, maka harga bisa turun 35% atau jadi ke harga Rp65,- dalam sekejap.. Namun karena pandemi... Harga hanya bisa turun ke Rp93,-
Mungkin banyak yang mengira bahwa hal tersebut sebetulnya tidak berdampak bagi bandar.. Padahal hal tersebut NGAWUR.. Mengapa?
Saya sendiri sebelum pandemi juga sering dengar bahwa range cutloss sukarela ritel pada umumnya berkisar antara 3% sampai 8%. Which is selama penurunan ada di kisaran tersebut maka berani untuk cutloss.. Berbeda kalau sudah loss 20% keatas. Ritel nampaknya enggan untuk merealisasikan lossnya dan memilih menjadi investor sekalipun sahamnya ya biasa2 aja.
Lalu apa hubungannya?
Angka 7% termasuk didalam rentang wajar seorang trader untuk cutloss.. Yang berarti ketika ARB 7% terjadi, maka ritel biasanya cenderung memang antrian jual mereka untuk memperkecil loss mereka sebelum terlambat. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bandar akibat susahnya untuk melakukan distribusi karena ritel juga ingin keluar. Hal tersebut juga menimbulkan fear di masyarakat secara umum dengan menanamkan perasaan bahwa "emiten ini telah selesai digoreng" sehingga selain banyak yang mau keluar, ritel lain juga tidak ingin untuk masuk.
Ada 2 cara bandar distribusi:
1. Memperbesar range distribusi.
2. Menjaga harga sambil distribusi.
Cara kerjanya bagaimana? Apa syarat masing-masing teknik? Kelebihan dan kelemahannya bagaimana?
Memperbesar range distribusi dilakukan dengan cara seolah-olah lanjut digoreng, namun ternyata malah didistribusi di hari yang sama. Contoh: misalnya bandar perusahaan ABCD berhasil goreng sampai harga ke Rp100,- maka daripada ia mendistribusikan langsung dan hanya bisa guyur 7 antrian, dia milih untuk menaikan dulu sahamnya jadi ARA atau di harga Rp135,- dan baru guyur sampai Rp93,- atau menyentuh batas ARBnya. Yang tadinya bisa guyur 7 antrian sekarang bisa guyur 42 antrian sekaligus.
Syarat dari teknik tersebut hanya 1 yaitu saham tersebut harus hype atau viral dengan konotasi yang positif supaya memberikan false sense of security kepada ritel. Biasanya dalam kasus ini, bandar akan mengubungi beberapa pompomers ataupun media untuk meminta bantuan menyebarkan berita positif perusahaan. Kelebihan dari cara ini tentunya ritel bisa diubah statusnya menjadi investor dalam sekejap sekaligus menarik korban baru yang melihat bantingan tersebut sebagai peluang dan bukan ancaman (confimatory bias). Kalau kelemahan sudah tentu kalau si bandar gagal dalam membangun kabar positif maka yang ada beberapa ritel akan melakukan taking profit karena sudah naik tinggi. Maka sebenarnya tidak salah juga kalau ada peribahasa di saham yang mengatakan "good news is bad news" karena mungkin aja memang demikian.
Teknik yang kedua adalah menjaga harga sambil distribusi. Teknik ini sebenarnya rumit untuk diterapkan namun aman bagi bandar. Kelebihan tentu keamanan atau jaminan kepastian berhasil distribusi, namun kelemahannya yaitu harus menyiapkan modal yang sangat besar karena pasti menggunakan banyak konsep spoofing dan decoy yang sudah pernah saya jelaskan terutama saat ada yang ngerjain. Yup, kelemahan kedua teknik ini yang sering saya manfaatkan yaitu bandarnya bisa dikerjain alias dipaksa untuk memarkup ulang harganya.
Gimana caranya?
Simplenya harus cek live order. Cara spoofingnya gimana dia. Tunggu berapa antrian buat di cancel. Bagaimana pola spoofingnya. Similiarity orderan dll. Namun intinya hanya satu. Guyur balik bandarnya yang mau distribusi alias bandarnya dimasukin ulang. Misal dia udah berhasil goreng 50% gain dan butuh distribusi 30rb lot. Dia baru berhasil keluar 5rb lot. Kemudian ternyata ada yang ngerjain jadi tahanan dia diguyur dan dia kemasukan lagi 10rb lot di harga atas. Otomatis cuan dia akan tergerus jadi dia terpaksa harus markup ulang guna memperkecil risiko dan memperbesar profit. Untuk cara markupnya terserah bandarnya sih, ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan, namun biasanya dia markup dengan spoofing juga baru diatas decoy lebih lagi daripada sebelumnya supaya lebih menarik perhatian ritel dan trader oleh kenaikan volume transaksi yang terjadi.
Yah begitulah kira-kira aktivitas bandar selama pandemi yang cenderung pasif daripada aktif. Satu hal yang saya ingin sampaikan untuk tahun 2023 yaitu Goodluck!
Khususnya untuk penganut bandarmologi dan trader karena pasti akan ada banyak orang kaya baru dan juga orang miskin baru melalui bursa saham. Hati-hati terhadap teknik distribusi bandar ketika arb telah simetris, ini bukan warning main-main. Kedua teknik diatas itu bisa diterapkan meskipun tidak pandemi, salah satu yang dulu menerapkan adalah yang sudah ditangkap.
Semisal arb simetris.. Harga saham Rp100,- kemudian si bandar pakai teknik daily pump and dump seperti no 1.. Maka kalau masuk di pucuk (Rp135,-) dan ternyata dibawa arb (Rp65,-) maka udah minus hampir 50% dalam sehari.. belum hari berikutnya..
Hati-hati juga jika saham anda sudah digoreng setinggi langit.. Bisa-bisa waktu udah simetris kamu akan diconvert menjadi investor abadi..
Salam Hangat,
-Mr.G-
*maaf baru posting lagi, baru abis balik dari liburan, btw Happy New Year ya~
Random tag : $BSBK $BMTR $BRIS $BSDE $BSIM