馃憤 $CITA Masuk Ke Anak Usaha $ADRO
Cita Mineral Investindo ($CITA) akan masuk menjadi investor bagi 2 anak usaha Adaro Energy Indonesia ($ADRO), yakni PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) dan PT Kaltara Power Indonesia (KPI).
Berdasarkan keterbukaan informasi, KAI akan menerbitkan 925.748 lembar saham baru dengan nilai sebesar ~925,75 miliar rupiah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 330.624 lembar saham setara 330,62 miliar rupiah akan dibeli oleh $CITA, dan sisanya sebanyak 595.124 lembar saham setara 595,12 miliar rupiah dibeli oleh Aumay Mining Pte. Ltd.
$ADRO menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan oleh KAI untuk perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan smelter aluminium dengan kapasitas hingga 2 juta ton per tahun di Kalimantan Industrial Park Indonesia, Kalimantan Utara. Setelah transaksi tersebut, $CITA dan Aumay Mining Pte. Ltd. masing-masing akan memiliki 12,5% dan 22,5% saham KAI.
Selain KAI, CITA juga akan membeli 23.694 lembar saham baru yang diterbitkan oleh KPI senilai ~343,56 miliar rupiah. Dana tersebut akan digunakan oleh KPI untuk perancangan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan unit pembangkit listrik yang akan digunakan untuk menunjang kebutuhan listrik proyek smelter aluminium milik KAI. ADRO tidak merinci berapa kepemilikan $CITA di KPI setelah transaksi ini.
$ADRO menyebut bahwa kedua transaksi ini akan mendukung kegiatan operasional serta kelangsungan usahanya.
$CITA merupakan emiten pertambangan bauksit dan smelter alumina yang mayoritas sahamnya (60,64%) dimiliki oleh PT Harita Jayaraya atau biasa dikenal sebagai Harita Group. PT Harita Jayaraya sendiri merupakan perusahaan milik Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, orang terkaya ke-36 di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan 1,12 miliar dolar AS.
:key: Key Takeaway
Masuknya $CITA ke KAI berpotensi membantu proses diversifikasi ADRO ke bisnis non-batu bara. Di sisi lain, kerja sama ini juga dapat membantu proses hilirisasi produk bauksit CITA.
Per 6M22, $CITA mencatatkan pendapatan ekspor produk bauksit senilai 472 miliar rupiah, atau 37,9% dari total pendapatan. $CITA perlu mempercepat proses hilirisasi tambang, khususnya setelah pemerintah menegaskan akan melarang ekspor bijih bauksit mulai dari Juni 2023.
Ini bukan kali pertama $CITA dan $ADRO melakukan aksi pembelian saham satu sama lain. Pada Desember 2021, ADRO pernah membeli 3,7% saham CITA senilai 358,8 miliar rupiah.
Pada penutupan hari ini (23/12), $ADRO ditutup melemah sebesar 120 poin (-3,05%), sedangkan $CITA menguat 220 poin (+7,19%).
Untuk baca selengkapnya kunjungi link di bawah ini.
https://bit.ly/3joUppk