PROSPEK SI HITAM MANIS BATU BARA DI 2023
Bagaimana dengan kelanjutan cerita si hitam manis batu bara di tahun depan? Dan tentang kebijakan BLU yang beritanya akan berlaku di tahun 2023?
Si hitam manis coal bertahan di range US$ 400 per 05 Desember 2022
Yang jadi pertanyaan banyak investor apakah prospek batu bara masih cerah di tahun 2023?
Batubara mulai mengalami penurunan sejak September 2022 dari US$ 450/ton ke US$ 400/ton.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan batu bara adalah :
1. Rata-rata nilai penyusun harga batubara acuan (HBA) Indonesia turun. Nilai ICI turun sebesar 4,95%, nilai Platts turun sebesar 4,54%. Namun, ada kenaikan pada nilai GNCC sebesar 1,6% dan nilai NEX naik sebesar 1,39%. Tapi tetap hal ini membuat penurunan harga batubara.
2. Adanya peningkatan produksi batubara China.
Pelonggaran kebijakan 0 covid di China justru berdampak negative pada harga batu bara di tengah rencana peningkatan produksi domestik China. China berencana menambah kapasitas produksi batubara 559 juta ton, sekitar 29% dari total rencana penambahan kapasitas tambang batu bara baru di seluruh dunia.
China berusaha menangani krisis energi listrik akibat adanya gelombang panas dan akibat adanya kekeringan yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga air. Sehingga, membuat kebutuhan batubara China meningkat, dan China pun meningkatkan produksi batubara dalam negerinya.
Karena kenaikan batu bara Indonesia menunjukan keterkaitan yang kuat dengan harga batu bara China, pembeli 30-35% batu bara ekspor Indonesia, ada potensi penurunan import batu bara oleh China.
Secara umum, harga batubara acuan (HBA) Indonesia dipengaruhi oleh dua hal yaitu supply & demand. Supply atau produksi batubara sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, kebijakan negara produsen, faktor produksi dan pengiriman. Sedangkan, demand atau permintaan dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan energi listrik di negara pembeli, faktor cuaca di negera pembeli batubara, kebijakan negara pembeli, dan supply bauran energi di negara pembeli.
Yang kita ketahui China adalah salah satu negara yang importir batu bara besar Indonesia.
Namun di sisi lain, kita tidak melihat dari demand dari China saja, masih ada India dan Eropa yang dimana India negara kedua terbesar tujuan eskpor batu bara Indonesia setelah China.
India akan mempertahankan penggunaan batu bara setidaknya hingga 2040. Ia mengatakan, sumber daya mineral tersebut masih memainkan peran penting dan signifikan. Dengan demikian, tidak ada transisi dari batu bara yang terjadi di masa mendatang di India.
Sedangkan di eropa pun sedang memasuki musim dingin. Dimana winter terjadi di bulan desember hingga februari. Hal ini bisa membuat demand batu bara tinggi. Suhu yang dingin dikhawatirkan akan meningkatkan penggunaan listrik sehingga pasokan energi akan terkuras. Suhu di Berlin diprakirakan mencapai minus (-) 3,5 derajat Celcius. Suhu di kota-kota utama Eropa seperti Amsterdam, Helsinki, dan Stockholm juga akan jauh lebih dingin dibandingkan normalnya.
Lalu bagaimana dengan kebijakan BLU?
Siapa yang akan di untungkan? Dan siapa yang akan dirugikan?
BLU (Badan Layanan Umum) akan berlaku di kuartal pertama tahun 2023 menurut kementrian ESDM. Harga batu bara khusus dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) untuk pembangkit listrik akan dilepas ke mekanisme pasar. Meski begitu, Menteri ESDM memastikan PT PLN tetap akan tetap membayar batu bara senilai US$ 70 per ton dalam skema BLU ini.
Sedikit informasi, produksi batubara Indonesia berada di kisaran 550 juta ton per tahun, dimana 150 juta tonnya untuk kebutuhan lokal yaitu PLTU dan industri, dan sisanya di eskpor ke beberapa negara termasuk China, India, Eropa dan negara asia lainnya.
Jadi dalam skema BLU ini, harga di tetapkan untuk DMO adalah US$ 70/ton, dimana PLTU akan membeli batu bara di harga patokannya tadi US$ 70 meskipun harga batu bara melewati dari US$ 70, misal harga batu baranya berada di spot US$ 90 untuk kalori rendah GAR 4200.
Nah lalu bagaimana dengan selisihnya US$ 20? BLU bakal menarik iuran batu bara dari setiap penjualan batu bara setelah harga dilepas ke mekanisme pasar. Iuran itu dialihkan untuk menambal selisih harga yang dibayarkan PLN dengan menggunakan patokan terkini US$ 70 per ton. Iuran tersebut akan ditarik dari setiap ton batubara yang diekspor oleh produsen. Iuran tersebut nantinya akan menutupi selisih harga DMO dengan harga pasar.
Contoh simpelnya gini, misal kebijakan BLU belum berlaku, contoh cost produksi per tonnya US$ 35 dan harga jual DMO US$ 37, maka keuntungan produsen batu bara menjual ke pasar lokal hanya US$ 2. Nah Ketika kebijakan BLU sudah berlaku, contoh cost produksinya tetap di US$ 35 dan harga jual DMO mengikuti harga pasar US$ 90 maka keuntungannya berapa? US$ 55 kan? Loh ko tadi katanya penetapannya US$ 70? Nah jadi US$ 70 ini patokan selisih dengan harga pasar globalnya yang di US$ 90, jadi nanti produsen batu bara tetap akan menerima pembayaran full di US$ 90 bukan US$ 70, namun para produsen batu bara harus membayar iuran untuk selisih US$ 70 ke US$ 90 saja, itu pun bergantung pada batu bara yang di eskpor.
Iuran tersebut akan terasa ringan untuk produsen batu bara karna urunan dengan beberapa perusahaan batu bara untuk membayar selisih patokan DMO US$ 70 terhadap harga pasar US$ 90. Akan lebih menguntungkan jika semakin banyak pengiriman ke pasar lokal.
Nah lalu syarat untuk kebutuhan DMO itu setiap perusahaan wajib mengirim ke pasar lokal sebesar 25%, dibawah beberapa contoh produsen batu bara dalam negri yang mengirim produknya ke dalam negri :
1. $ITMG
Penjualan batu bara DMO sekitar 22%, berarti masih dibawah syarat 25%. (SLIDE 2)
2. $PTBA
Penjualan batu bara DMO sekitar 65%, berarti masih diatas syarat 25%. (SLIDE 3)
3. $ADRO
Penjualan batu bara DMO sekitar 23%, berarti masih dibawah syarat 25%. (SLIDE 4)
4. $HRUM
Penjualan batu bara DMO sekitar 8%, berarti masih jauh dibawah syarat 25%. (SLIDE 5)
Diatas hanya beberapa sampel perusahaan batu bara, kalian bisa cari sendiri perusahaan batu bara favourite kalian.
Jadi sudah bisa menilai sendiri yaa kira-kira efek dari BLU dan prospek batu bara ke depan tergantung pada supply demand ekspor juga yang dimana beberapa perusahaan batu bara masih dominan besar ke ekspor.
Salam cuan $IHSG
1/6