BACOT
======

Banyak yang memberikan nasihat bahwa untuk ber-investasi gak perlu IQ tinggi2.

Itu betul, tetapi BUKAN berarti gak perlu IQ yang mumpuni. Investasi itu bukan pekerjaan dengan level IQ yang hanya cukup untuk bacot gak keru2an di socmed. IQ level segini jelas gak cukup, karena orang yang hobi-nya bacot gak keru2an itu tanda2 orang sial yang otak-nya dari kecil sudah kurang gizi, sehingga hanya sanggup menyerap ilmu2 level bacotan, sehingga dipikir-nya diri sendiri sudah sangat amat pintar karena berasa bisa dengan cepat mengerti semua bacotan2 orang2 yang gak keru2an lain-nya, tidak heran output-nya pun juga bacotan.

Memang, hanya dua bidang ilmu yang perlu IQ tinggi di atas rata2: math dan physics. Dan sialnya kita, Sir Isaac Newton justru dijadikan contoh orang ber-IQ tinggi tetapi gagal berinvestasi WT#! ( Unfortunately beliau memang pernah ber-investasi di company goreng2an model si ABGB -- dan hampir bangkrut habis2an -- jadi berhati2lah. ) Salah-nya Newton bukan karena IQ-nya tinggi -- TETAPI karena dia mendapatkan input informasi yang tidak lengkap.

Mau punya IQ setinggi Tony Stark-pun kalau mendapatkan input yang tidak lengkap sudah pasti akan nyungsep juga, dan gak hanya di soal investasi, tetapi di seluruh hal. Punya mobil balap tercepat di dunia -- kalau bensin-nya pakai "energi" biru ya hasilnya ya nyungsep. Makanya nasihat utama dalam ber-investasi adalah baca baca dan baca. Belajar belajar dan belajar. BUKAN bacot bacot dan bacot.

Dan ya betul, itu sialnya kita, bukan sial-nya Newton. Nama dia sih sudah abadi menciptakan equation yang 90% dari kehidupan modern kita di-bangun di atas equation-nya. Ini sial-nya kita, karena kita jadi berpikiran gak perlu IQ mumpuni, cukup modal bacot.

Investasi itu perlu kesabaran -- yes. Nah untuk bersabar, perlu apa??? Perlu IQ yang mumpuni untuk mengerti WHY WHY WHY harus bersabar. Perlu IQ cukup untuk membaca 1001 artikel setiap hari dan MENGERTI isi-nya tanpa menjadi setengah gila. Gak ada lagi tuh waktu untuk bacot.

Sabar itu bukan berarti masuk ke company X -- floating loss 50% -- trus sabar sabar sabar -- average down -- trus sabar sabar sabar lagi wkksss itu sih mau-nya bandar. Apalagi yang paling super-heran kok bisa2nya ada yang punya prinsip anti-cut-loss dan di-ikuti dengan setia. Ngomong apaaaaaaa ini coba??? Kalau memang salah, ya cut-loss laahhhh. Itu setia anti-cut-loss secara tidak langsung mengindikasikan IQ yang kurang mumpuni -- yang ciri2nya memang selalu yakin 100% gak pernah salah -- thus anti-cut-loss -- dan bacot terus yang diperbanyak. Seolah2 gak punya beban moral.

Ada juga yang bacot mengatakan kalau pengalaman jalanan lebih penting daripada teori fundamental yang hanya ada di textbook2. Pengalaman jalanan sangat penting, baca2 artikel dan socmed juga penting, tetapi ada perbedaan besar jika yang mengalami pengalaman jalanan dan baca2 itu si tukang bacot dan si tukang mikir. Pergilah nonton movie Indah dengan pacar -- setelah itu discuss -- beda kan hasilnya walaupun movie-nya sama persis dan nonton-nya berduaan sambil ehem2.

Letak perbedaan-nya itu di SKILL yang kita punya. Skill ya -- BUKAN knowledge -- sesuatu yang bisa dimengerti dalam waktu kurang dari 5 menit adalah knowledge -- sesuatu yang butuh waktu minimal 1 tahun utk mengerti baru itu namanya skill. Beda value-nya seperti langit dan bumi. Kurangi-lah baca2 bacaan level knowledge -- karena sebulan aja sudah lupa.

Untuk menyerap secara maksimal dari yang kita alami dan baca -- perlu skill. Skill apapun tidak masalah, mau martial arts boleh, accounting boleh, audit boleh, jurnalistik, logistik, jago balapan motor, sepak-bola, calisthenics, programming, design, art, macro-economy, politik, math, physics, AI, cellular biology, etc etc etc semua-nya boleh -- selama itu skill -- again sebuah hal yang at least perlu waktu minimal 1 tahun buat mengerti -- semakin dalam semakin baik -- kita akan melihat ujung2nya akan sama mengerucut ke sebuah understanding yang fundamental. Disebut fundamental karena selalu betul 99.999999......% untuk kondisi apapun. Enak dan efisien kan, cukup satu fundamental, bisa diterapkan dimana saja.

Yang lucu lagi, karakteristik dari sebuah understanding yang fundamental juga SAMA di bidang apapun. Untuk mendapatkan understanding yang fundamental diperlukan jatuh-bangun meng-improve skill-nya step by step, sampai suddenly suatu hari dunia terasa menjadi terang benderang cerah dan semua-nya terasa begitu simple dan murni. Waktu coba2 ngelirik2 bidang lain, eh ternyata sama juga. Karena pada waktu bisa mencapai tahapan ini juga AKAN MERUBAH pola pikir kita dalam memahami semua aspek kehidupan -- gak hanya saham. Pameo-nya adalah jadi-lah specialist dulu sebelum menjadi generalist. Jangan dibalik karena gak efisien.

Buang waktu baca 1001 artikel yang level-nya knowledge semua -- tetapi skill dan daya serap rendah -- hasilnya ya bacot lagi.

Yang tersinggung gak usah repot2 marah2, saya bacot-kan diri sendiri: BACOT LOE!

$IHSG

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy