Sektoralnya sama, bisnisnya juga sama tapi financial resultnya beda-beda, kok bisa ya?
Ga berasa kita sudah memasuki earning seasons Q3.
Pernahkah kalian melihat dalam 1 sektoral bisnis yang sama terdapat beberapa emiten dengan hasil kinerja keuangan berbeda-beda?
Sering pastinya dan ini pula yang jadi perdebatan panas di stream beberapa waktu ini (walau baru nulis lama-lama sekali tapi saya aslinya active silent reader di Stockbit 馃ぃ ).
Berikut beberapa hal yang menyebabkan emiten yang bergerak di sektor yang sama bisa menghasilkan financial result yang berbeda :
1. Struktur permodalan masing-masing emiten berbeda.
Ini merupakan salah 1 pembeda utama, di mana ada emiten yang mau cepat bertumbuh dengan leverage mengambil utangan.
Ada juga yang lebih suka pelan-pelan saja, business as usual sambil tetap bisa memberikan return yang menarik untuk shareholders.
Kalau sudah gini tentu beda bottom linenya, yang agresif dengan leverage akan menanggung beban bunga yang menggerus profit margin (kecuali jika beban bunga tersebut bisa keoffset dengan tambahan revenue akibat ekspansi dengan leverage tadi).
Sementara yang minimal / debt free tentu bisa menghasilkan bottom line lebih baik karena hanya sedikit berurusan dengan beban bunga, seperti $BUMI yang baru turnaround after private placement misalnya.
2. Volume produksi / tingkat utilisasi / nilai kontrak yang berbeda-beda untuk masing-masing emiten.
Misalnya ketika di Q2 $ITMG kenaikan labanya VS Q1 tidak seheboh teman-temannya dikarenakan volume produksi yang kurang optimal akibat gangguan cuaca.
Atau misalnya tingkat utilisasi shipping company yanh berbeda-beda, misal ada yang 90% & ada yang hanya 60% tentu akan berbeda hasil keuangannya.
Nilai kontrak yang berbeda pada emiten Konstruksi / Mining Contractor juga bisa menjadi pembeda kinerja dibanding peers.
3. Penguasaan bahan baku & pengelolaan biaya yang berbeda untuk masing-masing emiten.
Misalnya emiten FMCG yang punya integrasi vertikal seperti afiliasi lini usaha bahan baku produk tertentu tentu akan berbeda bottom line / profit marginnya dengan emiten FMCG yang tidak mempunyai akses langsung ke bahan baku.
Hal ini bisa menjelaskan mengapa $ICBP yang punya akses bahan baku tepung terigu Bogasari punya profit margin yang lebih superior dibandingkan $MYOR & GOOD (walau tidak terlalu apple to apple memang karena MYOR & GOOD tidak spesialis di mie instant, tapi masih dikategorikan sektoral yang sama).
4. Average Selling Price (ASP) / harga jual produk yang berbeda setiap emiten.
Untuk sektor coal mining tentu tidak perlu diterangkan lagi karena di stream sepertinya sudah banyak yang lebih pro mengenai ICI 1 - ICI 4.
Perbedaan ASP dari masing-masing kalori batu bara ini juga turut membedakan top line dari emiten batu bara di luar volume penjualan tentunya.
Harga jual produk manufaktur juga pastinya berbeda-beda pada emiten di sektoral yang sama, seperti $WIIM yang mungkin harga jual produknya lebih murah dibanding HMSP GGRM.
Tapi dari perbedaan ini lah kita jadi dibuat penasaran apa sih pembeda utama dari masing-masing emiten yang bergerak di sektor usaha sejenis.
Jadi lebih banyak belajar tentunya kan 鉁岋笍
Semoga bermanfaat & happy weekend.
Dislcaimer on : Penyebutan emiten hanya untuk contoh dan bukan rekomendasi jual beli.
DYOR.