Index Harga Saham Gabungan
Indeks
Follow
6,262.23
▴ 8.20 (0.13)
As of Fri 16:14
122,601.02K
Volume
174,437.95K
Avg Volume
Terima kasih @StockbitNews 😍 😍
Aku sudah gabung Komunitas Belajar Saham Buat Pemula ---> 13llionaires
Link Grup Cek Profil @SriMulyani13 💎
$BBRI $IHSG $BMRI
Yg di buang MSCI, (intan permata) ternyata.
"... akankah th. 2025, bisnis konglomerat bakal makin mendominasi nggak ya?❓"
Di tahun ini, yg manakah emiten milik para konglomerat jadi penopang $IHSG 🙎♂️
POTENSI EKONOMI BANGKIT SUDAH DI DEPAN MATA! BEBERAPA BULAN LAGI $IHSG AKAN TO THE MOON $BTC $USDIDR
TEMENKU UDIN PUNYA DANA 10 JUTA, DIA BIMBANG ANTARA INVEST DI $BBCA ATAU $PANI . TETAPI DIA MEMILIH DI PANI, KENAPA HAYO?
TAG: $IHSG
@Valhala82 ane curiga prabowo sering ngomong negatif tentantang IHSG biar bisa serok di harga bawah mirip donald trump ini
$IHSG
America Tariff Part 2
Tulisan ini melanjutkan dua tulisan terdahulu:
America Dream vs China Fundamental https://stockbit.com/post/18081578
America Tariff https://stockbit.com/post/18096366
Sekarang kita membahas babak baru dalam tariff war – dimana Trump menunda semua penerapan tarif untuk 90 hari kecuali China. Ini Tariff War Part 2.
Seperti di bagian pertama, saya akan menghindari diskusi yang berbasiskan tebak2an – karena tidak ada guna-nya menebak2 – hasilnya hanya kadang betul kadang salah – alias berjudi – total jenderal hasilnya akan sama dengan nol – dan minus karena harus membayar fee – dan jika niat-nya berjudi – tempat ternyaman adanya di MBS bukan di bursa.
Tidak gampang mencari fundamental dari sebuah kejadian, apalagi yg sekompleks ini, dan kalau beruntung kita bisa menemukan beberapa fundamental, baru sebuah analisis bisa dibangun dengan baik dan BARU MUNGKIN ada nilai tersembunyinya.
Bisa menemukan satu kali saja sebuah nilai tersembunyi – mungkin sudah cukup untuk seumur hidup – so be it.
Kalau tidak terpakai – tidak masalah karena pastiiiii ada nilai pembelajaran di situ. Pembelajaran akan meningkatkan odds kita di masa depan.
( Yang berpikir menemukan sebuah fundamental adalah mudah, ingatkan diri sendiri bahwa seorang Soros pun sudah menghabiskan puluhan tahun hidup-nya dengan me-refine teori reflexivity-nya dan tetap belum berhasil menemukan sebuah fundamental mutlak yang dicari-nya.
Seperti-nya WB & CM betul kembali – dan kita semua masih harus berjalan lebih jauh lagi untuk bisa sekeras-kepala mereka berdua :D)) )
Untuk catch-up dengan berbagai kejutan2 yg terjadi sejak ditulis-nya bagian pertama, saya akan melengkapi dahulu dengan membahas beberapa hal yang belum dikupas dengan detail yang cukup.
That said, saya akan membuka tulisan ini dengan men-challenge pernyataan Sri Mulyani bahwa cara Trump ini membuang semua ilmu ekonomi ke tong sampah. Menurut saya yang dibuang hanya setengah-nya 🤝🤝🤝🤣🤣
Pada dua tulisan terdahulu, basically saya memberikan dua ramalan utama:
1. Tarif pasti kejadian;
2. Pada akhirnya semua negara akan follow.
Saya masih stick dengan dua ramalan ini – dan saya akan menambahkan satu ramalan baru di tulisan ini.
Yang dimaksud dengan dibuang ke tong sampah ini adalah argumen mengenai free-trade yang diberikan oleh Friedman, lebih dari 60 tahun yang lalu.
Kebetulan Friedman adalah hero dan guru ke-5 saya, dan oleh karena-nya ijinkan saya menjelaskan argumen dari Friedman ini. ( Saya bercita2 mempunyai paling sedikit tujuh guru seperti Guo Jing. )
Katakanlah ada negara A dan B yang saling menjalankan free-trade, yang somehow negara A menjadi deficit dan dengan sendiri-nya B menjadi surplus.
Katakanlah surplus yang terjadi di negara B di-reinvest ulang SELURUH-NYA dalam sebuah mesin produksi yang lebih produktif, sehingga akhir-nya SEMUA barang di negara B menjadi lebih baik dan lebih murah relatif terhadap seluruh barang di negara A. ( Jadi kita sampai pada sebuah setup yang paling extreme yang mungkin terjadi dalam sebuah sistem free trade. )
Apakah negara A akan menjadi mati? Tidak, karena pada akhirnya akan terjadi dua hal:
Pertama, mata uang negara B akan menjadi relatif semakin tinggi terhadap mata uang negara A karena semua orang berebut untuk membeli barang di negara B dengan mata uang negara B, sehingga apapun barang yang masih tersisa di negara A akhirnya lambat laun akan menjadi lebih murah daripada negara B.
Kedua, katakanlah sudah tidak ada barang yang tersisa lagi yang bisa dibuat di negara A, dan semua barang dibuat seluruh-nya di negara B, maka investment opportunity yang ada di negara B menjadi semakin mahal karena begitu banyak uang berebut investment yang sama, dan sebalik-nya investment opportunity yang ada di negara A menjadi semakin murah karena mereka starving akan investment. Maka investasi akan mengalir kembali lagi dari negara B ke negara A dan oleh karena-nya barang yang kemudian dihasilkan oleh negara A menjadi lebih murah kembali daripada negara B.
Demikianlah cerita di atas bisa diulang kembali, tetapi dibalik dimana negara A menjadi surplus dan negara B menjadi deficit dan demikianlah seterus-nya.
Alokasi resources akan selalu mengalir ke kesempatan yang terbaik berganti2 antara negara A dan B, not necessarily balance, but pretty much would be very close to it.
Which is inilah hakikat-nya ilmu ekonomi modern dan globalization.
Argumen Friedman disetup dengan asumsi negara A dan negara B menjalankan free-trade yang setara, baik dengan kondisi dimana tidak ada tarif atau kondisi dengan tarif yang seimbang ( whatever yang dimaksud dengan tarif yang seimbang itu ).
Asumsi ini patah begitu salah satu negara either A atau B menerapkan tarif yang tidak berimbang. Katakanlah negara B menerapkan tarif import dari negara A ke negara B yang terlalu tinggi.
Tetapi kondisi ini tidak berbeda dengan seperti setup sebelum-nya dimana seluruh barang di negara A mendadak menjadi relatif lebih mahal dari seluruh barang yang ada di negara B. Yang arti-nya mata uang negara A dan investment opportunity negara A menjadi relatif lebih murah juga dan cerita akan berlanjut seperti yang sudah diceritakan di atas.
MASALAH-NYA adalah begitu tarif tidak berimbang, terjadi-nya hal ini ( mata uang dan investment opportunity yang lebih murah ) akan membutuhkan waktu yang jauh lebih lama – itupun kalau betul masih bisa terjadi – sehingga pada saat mata uang dan investment opportunity di negara A sudah lebih murah daripada negara B – sudah tidak ada lagi yang tersisa di negara A.
Perhatikan bahwa argumen ini sama sekali TIDAK membantah argumen free-trade dari Friedman – dan justru dibangun di atas argumen free-trade ini.
Alias tidak ada ilmu ekonomi yang dibuang ke sampah.
Tetapi Sri Mulyani juga betul dalam arti bahwa argumen yang digunakan oleh Trump & team-nya ini belum dikomunikasikan secara baik, let alone memiliki studi dan pembuktian yang cukup. Mengingat saya tidak memiliki resources yang cukup untuk bisa meng-investigate ini secara mumpuni – saya serahkan studi dan debat atas hal ini kepada para ekonom yang lebih sejati.
Mencari jawaban pasti akan pertanyaan ini akan menjadi studi yang sangat menarik – tetapi dalam situasi saat ini belum terlalu penting dulu – karena DECISION PENGENAAN TARIF SUDAH DIBUAT DAN SUDAH DI-IMPLEMENTASIKAN ( walaupun status-nya saat ini masih ditunda untuk 90 hari ).
Yang lebih penting saat ini adalah memahami dinamika dari tarif ini sejelas2-nya. Dan tidak ada yang bisa menjelaskan tarif ini lebih baik daripada rumus tarif itu sendiri. ( Karena arti dari sebuah rumus yang ditulis dengan bahasa matematika – tidak pernah ambigu – dan tentu saja jika kita bisa percaya Trump dan team-nya akan konsekuen mengimplementasikan tarif berbasiskan rumus ini. )
Oleh karena itu, saya buang setengah ilmu ekonomi ke sampah, dan saya jumping, langsung bet bahwa hal ini adalah benar ada-nya.
Satu dunia akan lebih cenderung menulis opini bahwa tarif yang dilempar oleh Trump adalah salah satu bentuk proteksionisme ( not necessarily what they actually think, though ) – karena mereka tahu harus bernegosiasi habis2an karena impact dari tarif ini adalah satu dunia pasti akan dirugikan ( karena mereka sekarang surplus ) – dan hanya America yg diuntungkan ( karena sekarang deficit ).
Saya akan jelaskan bahwa hal ini tidak benar ada-nya – dan JUSTRU BAHKAN RUMUS INI BERBASISKAN FREE-TRADE!
Rumus tarif ini dengan lantang mengatakan bahwa jika terjadi deficit – ARTINYA PASTI ADA TARIF YANG TIDAK FAIR!
WHAAATTTTT?????? WHYYYY???? HOOOOOWWWW COULD THAT BEEEEE??????
*Karena jika free-trade betul terjadi secara fair, maka kondisi deficit dan surplus akan terjadi saling bergantian dalam waktu yang relatif pendek – bukan konstan dalam jangka waktu yang relatif panjang dimana satu party selalu deficit dan party yang lain selalu surplus.*
( Berapa pasti-nya yang disebut waktu yg relatif pendek atau panjang ini, inilah exactly yang saya katakan saya serahkan ke para ekonom sejati untuk meng-crack-nya. )
Dengan kata lain yang jauh lebih sederhana – jika terjadi trade-deficit yang terlalu besar dan terlalu lama – arti-nya ada tarif yang tidak fair.
Be really noted bahwa tarif yang dimaksud di sini tidak hanya melulu berbicara mengenai tarif import resmi – tetapi termasuk SEGALA HAL SEKALIGUS seperti pegurusan perijinan yang jumlah-nya berjibun, perebutan kuota, manipulasi currency, ijin ke ntah berapa banyak kementerian, hukum yang tidak jelas, penegakan hukum yang hampir tidak ada, preman dimana2, dan lain-lain-lain-sebagai-nya. Untuk case-nya Indonesia – hampir semua hal tersebut memerlukan suap 😂
Itu semua adalah cost tambahan – TIDAK ADA BEDA-NYA DENGAN TARIF IMPORT – karena efek-nya sama2 akan menaik-kan harga barang import.
Argumen ini MEMUNGKINKAN DICIPTAKAN-NYA sebuah rumus tarif yang sangat sederhana tetapi bisa menshort-cut semua kerumitan tersebut dengan simply melabelkan itu semua sebagai tarif tidak fair yang dikenakan ke America.
Perhatikan dalam pengunguman-nya di Liberal Day, hasil perhitungan dari rumus tarif dilabelkan sebagai apa... saya kutip secara verbatim: TARIFFS CHARGED TO THE U.S.A! ( Gambar 2 )
Dan menyatakan tarif yang dikenakan balik oleh America adalah tarif reciprocal.
Hampir semua orang mengatakan rumus tarif ini absurd – tetapi menurut saya ITU BETUL APA ADANYA DAN EXACTLY ITULAH YANG DIMAKSUD!
Saya bahkan berpikir bahwa bisa menarik kesimpulan seperti ini mungkin sedikit jenius ( bukan hanya Trump ya – tetapi Trump dan seluruh team-nya ) dan karena masih berbasiskan hanya “setengah” ilmu ekonomi – memerlukan keberanian seseorang yang cukup gila dan arogan untuk berani meng-implementasi-kan nya dalam sebuah gebrakan besar ke seluruh negara sekaligus.
Wahasil satu dunia langsung kacau-balau karena mendadak diajak bertaruh besar2an 😂😂
Tetapi sebalik-nya – melakukan hal yang sama berulang2 – expecting a different result ( lower trade-deficit ) – adalah the very definition daripada insanity itu sendiri. ( –Einstein– )
Di bagian pertama saya menurunkan rumus tarif hanya berdasarkan keyakinan bahwa Trump mau menghapuskan trade-deficit-nya America ( karena hal ini tidak sustain ).
Baru sekarang saya sadar bahwa rumus tarif memiliki ambisi yang jauh lebih besar dari ini – yaitu ingin membangun sebuah sistem perdagangan baru – a new world order – dimana semua-nya bedasarkan kepada penerapan tarif yang fair.
*Dengan pemikiran ini, saya sekarang memiliki argumen yang lebih kuat untuk meramalkan bahwa penerapan tarif ini justru akan menyebabkan free-trade yang lebih free-trade – thus juga globalization akan kembali pick-up.*
Jelas masih terlalu dini untuk men-judge apakah ramalan ini betul atau tidak ada-nya, tetapi menarik untuk memperhatikan respon yang diberikan oleh negara2 lain ke America. So far respon cukup spesifik yang kita tahu barulah Vietnam dan Indonesia, sementara negosiasi dengan Canada dan Jepang masih sedang berlangsung.
Respon dari Vietnam adalah menghapus semua tarif import dari America ke Vietnam yang langsung ditolak mentah2. Hal ini tidak mengejutkan karena sekarang kita sudah mengerti bahwa tarif import resmi hanyalah satu dari sekian banyak cara yang berujung kepada sebuah tarif TOTAL baik tersirat maupun tidak tersirat – yang tidak fair.
Ingat, selama trade-deficit America belum bisa ditekan mendekati nol – dan tanpa adanya alasan yang kuat – itu adalah indikator masih terjadi praktek tarif yang tidak fair. Dengan kata lain juga, usulan dari Vietnam dianggap masih jauh dari cukup untuk sebuah free-trade yang diharapkan oleh America.
Respon yang paling menarik saat ini adalah respon yang sudah dirumuskan oleh Indonesia. Yaitu terdiri dari: penghapusan kuota, less regulation, penghapusan pajak dan membuka keran import baru.
Apa ini arti-nya??? INDONESIA SETUJU UNTUK MENJADI SEMAKIN FREE TRADE ( dan bonus-nya adalah beberapa titik yang biasanya menjadi sumber korupsi mennjadi hilang ).
Hmmm... kok sepertinya betul ya... alih2 menjadi semakin proteksionisme seperti yang dituduhkan oleh satu dunia... kenapa inisiatif tarif dari America seperti-nya malah bisa berujung ke sebuah free-trade yang lebih free-trade??
Reason-nya adalah karena yang diminta adalah fair – dan betul telah terjadi tarif yang berat sebelah – tentu akan sulit sekali menegosiasi-nya. Bayangkan ada orang datang ke kita untuk menegosiasi ulang sebuah transaksi business yang lebih fair – dimana mereka tahu bahwa selama ini kita sudah kurang fair terhadap-nya – bagaimana cara-nya kita bisa menolak hal itu??
Satu2nya hal yang bisa dilakukan adalah menerima permintaan itu dan melakukan perbaikan supaya kita bisa tetap mendapatkan business dari-nya. Alternative lain-nya tidak akan menarik untuk America – thus choice-nya hanya tinggal dua: follow dan sekaligus melakukan perbaikan, atau meninggalkan America sama-sekali dan terisolasi dari USD yang menjadi life-blood-nya ekonomi dunia.
Dan karena dengan rumus tarif, memungkinkan America UNTUK TIDAK MENDIKTE apa yang setiap negara lain harus lakukan – sesuatu yang sangat tidak visible juga untuk dilakukan oleh America – America bisa menyerahkan perbaikan ini sepenuh-nya ke negara masing2. Alias free-trade yang semakin free-trade.
Saya semakin mengagumi cara berpikir Trump & team ekonomi-nya yang simple dan berani tetapi mempunyai fundamental yang cukup kuat ( kira2 sekuat setengah ilmu ekonomi-lah ). Mereka seperti-nya juga secara sengaja menghindari terjadi-nya central planning & control.
Central planning & control adalah BIG-NO-NO-NO dalam sebuah free-trade. Sudah dibuktikan, mungkin ratusan kali, central planning & control akan menyebabkan transfer benefit dari sekumpulan orang yang lebih besar ke sekumpulan orang yang lebih kecil. Sebalik-nya free-trade akan menyebabkan terjadi-nya transfer benefit dari sebagian kecil orang ke sebagian besar orang.
Misalnya untuk industri tesktil di Indonesia. Dengan central planning & control dimana terjadi pembatasan terhadap import tekstil, maka satu Indonesia dirugikan karena harus membayar pakaian yang lebih mahal dan hanya menguntungkan sekumpulan orang yang lebih kecil yaitu owner pabrik tekstil dan para pegawai-nya.
Yang menjadi catatan adalah Singapore yang walaupun trade-nya dengan America mengalami deficit – atau justru America yg surplus – tetap dikenakan tarif sebesar 10%. Dugaan sementara ini adalah negosiasi awal pembuka saja. Menarik untuk di-watch apakah America betul konsisten dengan rumus-nya sendiri.
Kita tunggu saja dengan sabar bagaimana respon2 dari negara lain yang sudah lebih spesifik.
Dengan argumen ini, sekarang saya berani mengangkat satu lagi dinamika dari rumus tarif yang tadinya belum berani saya bahas karena belum yakin – yang juga somehow belum pernah dibahas dengan detail oleh siapapun – mungkin dengan alasan yang sama dengan saya.
Again, you read it here first 😂😂😂
Katakanlah Indonesia memiliki export ke America sebesar 100 dan meng-import dari America sebesar 60, atau terjadi trade-deficit sebesar 40 ( lihat Gambar 3 ).
Berdasarkan rumus tarif, America akan menambahkan tarif NET dari export Indonesia ke America sebesar 50% x 40 / 100 = 20%.
Dan sebalik-nya Indonesia diharapkan bisa mengurangi tarif-nya atas barang import dari America ke Indonesia sebesar NET 50% x 40 / 60 = 33%. Tentu, cara-nya terserah, karena tarif sebesar 33% ini yang diduga terjadi, tidak hanya melulu dari tarif resmi import tetapi termasuk juga segala hal termasuk korupsi dan lain-lain seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Jika hal ini bisa berjalan lancar maka teori-nya trade-deficit akan langsung menjadi nol.
Tetapi cerita belum selesai sampai di sini saja, ingat masih ada satu faktor lagi di rumus tarif America yang saat ini masih diset di angka “1“ thus belum memiliki efek apapun. Faktor ini sebetul-nya adalah faktor elastisitas harga dari masing2 barang – yang sudah pasti akan terjadi!
Saya jelaskan. Pada saat America menambahkan tarif terhadap export dari Indonesia ke America – thus harga barang akan menjadi lebih mahal – sudah pasti akan berujung kepada penurunan export. Dan di sisi import dari America ke Indonesia – karena sudah dikenakan tarif yang lebih rendah – thus harga barang akan menjadi lebih murah – sudah pasti juga akan berujung kepada peningkatan import.
Dengan kata lain: DEFICIT MENURUN!
Karena deficit menurun – dan karena rumus dari tarif adalah deficit dibagi export atau deficit dibagi import – PENAMBAHAN TARIF EXPORT DAN PENURUNAN TARIF IMPORT AKAN MENJADI LEBIH KECIL!
Dan jika iterasi ini dilanjutkan terus – yang terjadi adalah perhitungan seperti yang saya tabel-kan di Gambar 3. LAMA2 TARIF BAHKAN BISA MENJADI NOL!
Ini belum selesai. Perhatikan kembali Gambar 3 tersebut, dan lihat apa yang terjadi. Export dari negara lain ke America lama2 semakin menurun, tetapi import dari America ke negara lain juga lama2 meningkat dan akhirnya terjadi balance di angka masing2 sebesar 80.
Tetapi total barang yg berputar di dunia ( total barang yg di-export dan di-import oleh negara lain ini ) tidak berubah bukan – yaitu tetap sama di angka 160! Arti-nya GDP dunia tidak berubah tetapi free-trade bisa berjalan lebih fair dan America bisa menjalankan trade-balance alias tidak menjadi bangkrut. ( Jika America keburu bangkrut akan menjadi problem yang jauh lebih besar daripada masalah tarif ini. )
Dan jangan lupa juga – karena ini terjadi di-drive oleh free-trade – import sebesar 80 yang diterima oleh negara lain dan juga export sebesar 80 yang diterima oleh America – ADALAH BARANG YANG LEBIH BAIK DARI SEBELUM-NYA!
Belum selesai juga ini.
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa problem yang saat ini dihadapi oleh America sudah diramal oleh seorang ekonom bernama Robert Triffin pada tahun 1960-an – dan diberi nama Triffin Dilemma.
Dan apa yang dilakukan oleh America dengan rumus tarif-nya ini – tidak lain dalam mencari solusi untuk memecahkan Triffin Dilemma. TRULY TRULY TRULY BIG TASK & BIG RISK – karena waktu-nya seperti-nya memang tidak banyak lagi.
Ditambah lagi alasan egois ( yg reasonable karena biar bagaimanapun juga dia adalah seorang POTUS ) – waktu-nya Trump sendiri hanya tersisa 4 tahun minus 3 bulan.
Trumponomics itu adalah Reaganomics-on-steroid. Dia tidak mau mengulang kesalahan Reagan yang bernegosiasi terlalu lama sehingga pada saat beliau meninggalkan kursi kepresidenan, progress-nya baru setengah jalan, sehingga bisa direverse oleh Bush Sr – dan bahkan di-double reverse oleh Clinton. Too bad – thus inilah nasib kita sekarang!
USD diperlukan untuk keep globalization berjalan dengan maksimum – belum ada alternative lain – tetapi seperti sudah saya jelaskan panjang kali lebar di bagian pertama – menjadi world-currency-reserve tidak bisa lagi di-sustain oleh America. Mau ribut kayak apapun – kekuatan-nya America sudah tidak seperti dulu lagi.
Turun-nya USD dan naik-nya yield obligasi2 America yang cukup significant dalam beberapa hari ini – apapun alasan-nya – dan tidak terlalu penting karena tidak ada yang bisa menjelaskan penyebab-nya dengan pasti juga – AKAN semakin meneguhkan niat America menerapkan rumus tarif-nya.
Satu lagi.
Bayangkan lagi sebuah dunia dimana setiap negara-nya saling melakukan hubungan bilateral satu sama lain hanya dengan berbasiskan rumus tarif ini. Bukan-kah ini menjadi sebuah penghapusan central planning & control – seperti WTO thus kita juga mendapatkan bonus bisa saving cost yang selama ini kita spend utk WTO – dan diganti dengan mekanisme free-trade yang lebih fair sepenuh-nya?? Yang semua-nya hanya berbasiskan satu rumus tarif sederhana?? Tidak-kah hal ini begitu Indah-nya??
Inilah dunia idaman-nya Friedman. Dan jawaban-nya adalah saya belum tahu.
*Luar-biasa bukan impact dari sebuah rumus yang begitu mungil!*
Tentu ada BIG-IF AND VERY VERY VERY BIG-IF di sini yaitu apakah betul America akan konsekuen melakukan ini???????
Mendadak saja Trump menunda penerapan tarif selama 90 hari! Teeeeettttttt... wake-uppppppppppppp Guuuyyyssssss... Byuuuuurrrrrrrrrr... Wkkkksssss!
Teeeeeeeetttttttttttttttttttt... belum lagi Trump keceplosan ( saya masih agak yakin ini keceplosan ) menyebut satu dunia kiss-his-ass! Begging-to-talk! Willing-to-do-anything!
FUUUAKKKKKKKSSSSS – INI BISA MERUBAH SEGALA-NYA!
Tidak hanya masalah tarif dengan China dan seluruh allies-nya EU, Japan, UK, South Korea dan Canada, tetapi juga TERMASUK urusan keamanan dunia yang juga sedang kritikal dengan Russia dan Iran. Apakah bisa mereka sekarang mempercayai Trump dan America???
Teeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttttt... China dan America saling mengancam untuk menerapkan tarif 1000% satu sama lain!
Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttttttttt......................... !
Saya tidak mau berspekulasi terlalu jauh karena tidak ada guna-nya – thus saya akan berpegang kepada tiga ramalan saya. Sementara saya cukup puas karena ini memungkinkan saya memberikan ramalan2 ringan ala MBS style:
Banyak nama yang bukan abal2 yang juga sudah menyatakan setuju dengan case yang di-bring-up oleh Trump & team-nya. Mereka hanya belum yakin dengan solution-nya. Solusi-nya menurut saya tidak ada cara lain selain: please America be more gentle – please China be more gentle.
Ini juga menjelaskan kenapa America menunda pelaksanaan tarif ini – dan saya semakin yakin America akan tetap push seluruh negara untuk turut serta penerapan tarif berdasarkan rumus tarif.
Perang tarif antara America dan China – thanks to Lisa – sekarang ini saya anggap hanya seperti anjing menggonggong adu keras satu sama lain. Lama2 akan capek sendiri semua.
Saya yakin China juga mengerti dengan jelas seluruh hal yang saya ceritakan di sini. Tidak mungkin mereka tidak mengerti – kecuali saya salah total – dan sayalah idiot-nya 😂😂😂😂
Yes, America tetap akan lebih di-untungkan – so please America lebih generous-lah sedikit ke negara2 lain – tetapi negara2 lain juga akan follow karena susah menegosiasi sebuah request yang lebih fair ( dan negara2 lain masih kurang fair ).
Yes, dalam 1 sd 3 tahun ini – kita semua akan painful – tetapi no choice – dan setelah itu – tidak hanya America – akan lebih baik untuk seluruh dunia karena free-trade yang fair akan mengalokasikan resources dengan lebih optimum.
Inflasi akan terjadi di America karena meningkat-nya tarif export dan menurun-nya jumlah export dari negara lain ke America. Deflasi akan terjadi di negara lain karena turun-nya tarif import dan meningkat-nya jumlah import dari America ke negara lain.
Resesi hampir tidak diragukan lagi karena jumlah export akan menurun di seluruh negara lain dan semua orang akan lebih menahan investasi dan spending di tengah ketidak-pastian selama masa transisi. Khusus untuk America – mungkin bisa sedikit di-counter dengan peningkatan export-nya.
Stocks dengan sendiri-nya akan mengikuti resesi. Bottoming-out di tahun ini. Mulai pulih di pertengahan tahun depan.
Negara dengan produktifitas tertinggi seperti China most likely akan ter-apresiasi currency-rate-nya – disertai ter-depresiasi-nya USD – dan mungkin seluruh currency yang lain. ( Dengan penerapan tarif ini, China tidak akan sebebas dulu lagi mengatur2 currency-rate-nya. )
Untuk safe haven – Gold menjadi pilihan yang terbaik. Karena apresiasi currency-nya – China juga bisa menjadi salah satu alternative yang cukup menarik juga. CNH tentu saja – bukan CNY.
Betul, akan ada investment opportunity yang lebih menggiurkan di America – again – bukan karena manipulasi – tetapi begitulah konsekuensi natural dari free-trade yang fair. Tidak perlu mendengarkan idiot2 yang meramalkan orang2 America akan menjahit baju-nya sendiri – Trump & team-nya bukanlah orang2 idiot.
Saya berani tutup mata dan yakin China akan baik2 saja – dan mereka akan LEBIH baik2 saja lagi jika follow setup free-trade orde baru ini. Dan karena ini juga saya yakin China juga akan follow – BUKAN – bukan follow America – tetapi idea free-trade yang lebih fair.
Dan jika investment opportunity semakin menarik di America – siapa negara yang mempunyai opportunity terbesar?? Yes – CHINA sebagai negara dengan trade-surplus terbesar di dunia.
Nanti akan ketemu di tengah – US reindustrialisasi – China deindustrialisasi. Bukan karena paksaan tetapi sekali lagi begitulah konsekuensi dari sebuah free-trade yang fair.
Hukum rimba seperti yang diramalkan oleh Lee Hsien Loong mungkin bisa kita hindarkan, bahkan untuk negara kecil seperti Singapore. Karena free-trade justru akan meng-enable-kan lebih banyak opportunity baru dan biasanya negara dengan sistem terbaik seperti Singapore justru akan semakin diuntungkan.
Sayang-nya pertemuan T&X akan mundur dari jadwal di bulan April ini – masih terlalu banyak issues – who could tell sampai kapan.
Sebagai penutup, saya summary-kan sekali lagi tiga ramalan utama saya:
1. Tarif pasti kejadian;
2. Pada akhirnya semua negara akan follow – termasuk America dan China;
3. Free-trade akan lebih free-trade.
Selamat memasuki masa “tenang” 90 hari – expect selalu kejutan2 baru – biasa saja namanya juga sedang transisi sistem – dan semoga tiga ramalan ini bisa membantu kita menavigasi-nya. Happy weekend, everyone!
$IHSG
1/4
Kamu Pengen Kaya dari Investasi?
Mungkin kamu lagi mikir, “Kenapa aku nggak bisa kaya seperti orang-orang yang pamer cuan di media sosial? Kenapa saham atau crypto aku malah turun terus?” Jangan buru-buru nyalain pemerintah, jangan buru-buru nyalain bandar, atau bahkan nyalain siapa pun selain dirimu sendiri. Kebenarannya adalah, semua yang terjadi pada investasimu adalah akibat dari keputusanmu sendiri.
Iya, aku tahu, itu nggak enak didenger. Tapi ini realita yang harus kamu hadapi. Kalau kamu merasa kecewa dengan hasil investasi, itu bukan karena pemerintah nggak becus atau bandar yang curang. Itu karena kamu nggak cukup cerdas untuk mengenali risikonya, dan kamu lebih memilih menyalahkan orang lain daripada mengakui kesalahanmu sendiri.
1. Kamu Pikir Pemerintah yang Bikin Pasar Jadi Susah? Kamu Salah!
Salah satu alasan terbesar orang gagal dalam investasi adalah mereka selalu mencari kambing hitam. "Pemerintah sih yang bikin pasar jadi kacau." Ini alasan yang sering banget kamu denger, kan? Tapi coba pikirkan, berapa kali pemerintah bikin kebijakan yang langsung bikin pasar berantakan? Coba cari jawaban yang rasional, apakah pasar benar-benar terganggu hanya karena kebijakan yang salah? Atau justru karena kamu yang nggak ngerti bagaimana pasar sebenarnya bekerja?
Pemerintah emang punya peran, tapi bukan pemerintah yang bikin saham turun atau naik. Kamu yang tidak siap menghadapi perubahan itu. Kamu nggak paham dampak jangka panjang dari kebijakan atau krisis. Kamu cuma melihat pergerakan harga dalam hitungan detik, tanpa tahu apa yang ada di baliknya. Jangan coba-coba salahin mereka. Kenyataannya, pasar bergerak sesuai prinsipnya. Dan pasar nggak peduli dengan keluhanmu.
Kamu cuma nyalahin pemerintah supaya bisa tidur nyenyak, padahal yang harus kamu pahami adalah kesalahanmu sendiri: kamu nggak mempersiapkan dirimu dengan cukup baik.
2. Bandar itu Tidak Selalu Musuh. Kamu Sendirilah yang Gak Siap!
Selanjutnya, ada orang yang terus-menerus nyalahin bandar. “Bandar yang bikin harga saham jadi anjlok!” Benarkah? Apa kamu tahu, Bandar juga manusia, mereka cuma mainkan peraturan pasar yang sudah ada. Mereka gak bisa sembarangan. Mungkin mereka punya kelebihan dalam hal modal atau informasi, tapi ingat: Bandar juga berisiko, dan banyak yang jatuh juga.
Yang jadi masalah adalah, kamu terlalu percaya pada rumor dan tren yang dibuat oleh bandar. Kamu lebih memilih mengikuti mereka yang punya banyak uang, tanpa memikirkan apakah langkahmu itu rasional atau tidak. Kamu itu yang ikut-ikutan beli saham yang sudah jenuh, berharap bisa dapat cuan, tanpa sadar kalau bandar juga tahu kapan waktunya keluar. Tapi kamu? Kamu nggak ngerti kapan harus keluar. Kamu cuma mengikuti arus, tanpa punya pemahaman apa-apa. Dan akhirnya kamu jatuh ke dalam perangkap yang kamu buat sendiri.
Bandar? Mereka cuma bergerak sesuai apa yang bisa mereka untungkan. Kamu yang naif. Kamu yang terlalu berharap bisa dapatkan cuan tanpa usaha. Kamu yang harus belajar lebih banyak, bukan cuma nyalahin mereka.
3. "Gue Rugi Karena Pasar Nggak Adil!" Percaya Nggak, Itu Cuma Alasanmu!
Sekarang mari kita bicara soal satu alasan favorit yang sering kamu dengar: “Pasar nggak adil!” Kalau pasar nggak adil, kenapa ada orang yang berhasil? Kenapa ada orang yang bisa menumbuhkan modal mereka dalam waktu singkat, sementara kamu cuma merugi? Kalau kamu masih berpikir pasar itu nggak adil, itu cuma alasan pengecut. Kamu nggak siap menghadapi kenyataan bahwa kesalahan terbesar kamu adalah dirimu sendiri.
Kamu lebih suka menyalahkan pasar atau sistem yang “katanya” nggak adil. Padahal, masalahnya bukan di luar sana. Masalahnya ada di dalam diri kamu. Kamu nggak siap dengan fluktuasi pasar. Kamu nggak siap dengan risiko yang ada. Kamu cuma siap untuk meraup cuan instan dan berharap nggak ada ruginya. Tapi kalau rugi, langsung panik dan cari kambing hitam. Tapi pasar itu adil. Siapa yang siap, dia yang menang. Siapa yang ceroboh, ya dia yang kalah.
4. Kamu Menyesal, Tapi Kamu Masih Gak Mau Belajar!
Setelah merugi besar, kamu mungkin berpikir, “Kenapa bisa begini?” Tapi kamu nggak belajar dari pengalaman. Kamu nyalahin orang lain, nyalahin tren pasar, nyalahin influencer yang kamu ikuti. Tapi yang harus kamu pahami adalah satu hal: Kamu sendiri yang salah memilih langkah.
Buka mata kamu. Kalau kamu nggak mau belajar dari kegagalan, kalau kamu masih terus-terusan berharap ada jalan pintas untuk sukses, kamu akan terus terjebak dalam lingkaran setan ini. Jadi, siapa yang harus disalahkan? Ya, dirimu sendiri!
5. Kamu Malu Mengakui Kesalahan, Tapi Itu Sumber Kekuatanmu!
Paling gampang memang nyalahin orang lain, kan? Kamu nyalahin pemerintah, bandar, atau bahkan keadaan global yang nggak terkendali. Padahal, kamu sendiri yang tidak punya kontrol atas diri sendiri. Kamu nggak mau akui, tapi ketakutanmu, keserakahanmu, dan kurangnya pengetahuan tentang investasi itu yang bikin kamu kalah. Kamu malah memilih untuk nggak mau tahu dan berharap cuan datang begitu saja. Ini adalah mentalitas yang salah.
Perbedaan besar antara orang yang sukses dan yang gagal di pasar adalah kemampuan untuk mengakui kesalahan mereka. Orang yang sukses tahu bahwa kegagalan adalah bagian dari proses, dan mereka mau belajar dari kegagalan itu. Kamu? Kamu lebih suka merasa benar meski jelas-jelas kamu salah.
6. Masa Depanmu Itu Tergantung Sama Pilihan yang Kamu Buat Hari Ini, Bukan Sama Siapa yang Kamu Saling Salahkan!
Mau sampai kapan kamu terus nyalahin pihak luar? Keputusanmu yang bikin kamu di posisi ini. Kalau kamu gak siap untuk menghadapi risiko, kalau kamu cuma ngikutin tren dan berharap jadi kaya dalam semalam, yaudah, siapkan dirimu untuk jatuh lebih dalam. Kalau kamu nggak mulai belajar dan mengakui kesalahanmu, pasar akan terus memakanmu.
Jangan salahkan pemerintah, jangan salahkan bandar, dan jangan pernah salahkan siapa pun selain dirimu sendiri. Pasar itu keras dan tidak akan berhenti, dan jika kamu tetap ingin bermain, maka belajarlah dan hadapi risikonya dengan penuh kesadaran.
7. Kamu Mau Investasi Tapi Gak Ngerti Manajemen Risiko? Sama Aja Bunuh Diri Pakai Duit Sendiri
Kamu tahu nggak kenapa banyak investor kayak kamu kehilangan semua uangnya? Karena kamu cuma mikir “cuan”, tapi kamu nggak pernah siap untuk rugi. Kamu nggak punya rencana kalau semuanya berantakan. Kamu asal nyemplung, ikut arus, beli saham atau crypto karena “katanya bagus”. Tapi kamu nggak pernah tanya: "Kalau aku salah, seberapa banyak aku siap rugi?"
Itulah manajemen risiko. Dan itu hal yang kamu buang jauh-jauh karena terlalu rakus. Kamu pikir, “Ah, kalau aku masuk sekarang, pasti naik. Nggak mungkin rugi.” Serius? Kamu pikir pasar itu kasihan sama kamu? Pasar nggak punya hati. Dan justru karena kamu nggak punya sistem perlindungan, maka pasar akan habisin kamu pertama kali.
8. Stop Jadi Serakah, Mulai Tentuin Batas Rugi Kamu Sendiri
Aku tanya: kamu pernah pasang stop loss? Atau kamu tipe yang bilang, “Yah, tunggu aja, nanti juga balik lagi.” Dan akhirnya? Hancur. Karena kamu lebih percaya pada harapan daripada kenyataan.
Manajemen risiko itu bukan buat pengecut. Itu buat orang yang pengen hidup lama di dunia investasi. Orang yang kaya dari pasar itu bukan mereka yang selalu untung. Tapi mereka yang bisa bertahan saat pasar ngamuk.
Kalau kamu masukin 100 juta ke pasar, kamu harus punya mental dan sistem: “Aku rela rugi maksimal 10 juta. Udah.” Habis itu, keluar. Jangan maksa. Jangan nikah sama saham. Jangan pacaran sama coin. Kamu bukan investor, kamu bucin.
9. Diversifikasi Itu Bukan Cuma Teori di Buku, Tapi Tameng Nyata Biar Kamu Gak Mati
Aku tahu, kadang kamu kepengen all-in. “Aku yakin saham ini terbang!” Yakin? Yakin itu buat keyakinan pribadi, bukan buat pasar. Di pasar, kamu harus pakai logika, data, strategi, dan proteksi.
Diversifikasi itu kuncinya. Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Kamu mungkin bosen dengar itu. Tapi banyak dari kamu yang masih ngeyel, masuk semua duit ke satu atau dua aset. Itu bukan investasi, itu judi.
Diversifikasi itu ibarat kamu punya beberapa pelampung di kapal. Satu bocor? Kamu masih bisa bertahan. Tapi kalau kamu taruh semua di satu? Sekali meledak, kamu tenggelam. Dan gak ada yang peduli.
10. Uang Dingin Itu Bukan Mitos, Tapi Senjata Rahasia
Kalau kamu investasi pakai uang yang harusnya buat makan, bayar utang, bayar kontrakan, kamu udah kalah sebelum mulai. Jangan sok berani, itu bukan keberanian, itu nekat bodoh.
Uang dingin itu syarat minimal buat mulai investasi. Kalau kamu belum punya itu, ya kerja dulu, nabung dulu, baru masuk. Pasar gak peduli kamu butuh uang buat hidup minggu depan. Dia bisa turun kapan aja, dan kamu gak bisa minta waktu.
Makanya banyak yang panik pas pasar merah, karena mereka masukin duit yang nggak boleh hilang. Itu bukan strategi. Itu sabotase diri sendiri.
11. Risiko Itu Bukan Buat Dihindari, Tapi Buat Diatur
Kamu nggak akan pernah bisa buang risiko. Bahkan naruh duit di bank aja ada risikonya. Tapi bedanya, orang pintar ngatur risiko, orang bodoh nolak ngakuin risiko itu ada.
Kalau kamu ngerti risiko, kamu bisa siapkan strategi, mental, dan rencana cadangan. Tapi kalau kamu hidup dalam ilusi bahwa investasi itu cuan terus, ya siap-siap aja: satu hari pasar bakal ngehantam kamu keras, dan nggak akan ada yang tolongin.
12. Kamu Gagal Bukan Karena Pasar, Tapi Karena Kamu Nolak Punya Aturan
Yang bikin kamu rugi berkali-kali itu bukan karena pasar jahat. Tapi karena kamu nggak punya sistem. Kamu nggak punya aturan main. Kamu cuma berharap dan gambling. Nggak ada perhitungan, nggak ada batas, nggak ada plan B. Nggak ada plan C. Cuma ada rasa yakin.
Kamu kayak orang nyetir mobil kencang di jalan tol tapi nggak pakai rem, nggak pakai seatbelt. Lalu nyalahin jalan tol pas nabrak. Gila.
13. Investasi Itu Bukan Tentang Seberapa Pintar Kamu. Tapi Seberapa Disiplin Kamu Menjaga Dirimu Sendiri
Kamu bisa jago analisa, ngerti teknikal, ngerti fundamental. Tapi semua itu nggak ada gunanya kalau kamu nggak bisa kontrol diri sendiri. Manajemen risiko itu soal kendali. Dan kamu nggak punya itu kalau kamu masih main saham pakai emosi, pakai utang, pakai hawa nafsu.
Pasar akan ngetes kamu tiap hari. Dan setiap hari kamu harus bilang ke diri sendiri: “Aku mau hidup panjang di game ini. Aku nggak mau mati cuma karena hari ini turun.” Itu mental pejuang sejati. Bukan pecundang yang nangis lalu nyalahin pemerintah.
Terakhir
Kalau kamu masih baca sampai sini, artinya masih ada sisa kesadaran di dirimu. Tapi kesadaran doang nggak akan nyelametin kamu. Kalau kamu masih anggap manajemen risiko itu teori yang bisa diabaikan, siap-siap aja semua yang kamu tanam hari ini jadi bom waktu yang meledak di mukamu sendiri.
Dengerin baik-baik. Semua orang bisa rugi di pasar. Aku juga pernah. Tapi nggak semua orang bisa selamat. Yang bisa selamat itu cuma mereka yang sadar satu hal: risiko itu bukan hal yang bisa dihindari. Risiko itu harus dikendalikan, harus dijinakkan, harus kamu tundukkan. Dan kalau kamu mau bertahan di dunia ini, kamu harus lebih kejam dari pasar itu sendiri.
Kamu Bukan Korban. Kamu Pelaku. Kamu yang Memilih Jalan Ini
Aku nggak peduli seberapa sering kamu nyalahin orang lain. Aku nggak peduli seberapa banyak kamu nyari pembenaran. Karena faktanya satu: semua ini hasil dari keputusan yang kamu ambil sendiri. Bukan pemerintah. Bukan bandar. Bukan market global. Tapi kamu.
Kamu yang milih buat masuk tanpa persiapan. Kamu yang milih buat ngikutin tren tanpa mikir. Kamu yang milih buat percaya insting dan harapan, bukan logika dan strategi. Dan kalau sekarang kamu lagi jatuh, itu bukan karena kamu korban. Tapi karena kamu yang bangun perangkap itu sendiri, lalu sengaja masuk ke dalamnya.
Pasar nggak peduli kamu siapa. Pasar nggak peduli kamu butuh duit atau kamu panik. Pasar itu mesin. Mesin yang ngegiling semua orang yang lemah mentalnya. Jadi kalau kamu masih pengen main di sini, satu-satunya jalan adalah jadi lebih kuat dari pasar itu sendiri.
Berhenti cari alasan. Berhenti nyalahin keadaan. Lihat ke cermin. Musuhmu ada di situ. Dan kalau kamu nggak bisa kalahin diri kamu sendiri, pasar nggak perlu capek-capek ngalahin kamu.
$IHSG $BTC $BTCIDR
$BREN tuhkan ga masuk MSCI, tolong lah sebagai investor anda mikir, harga wajar bren cek aja keystats paling cuma di angka 60-70 per lembar, kok malah anda suruh morgan stanley beli diharga 5100 haha, pantes semua yg berkaitan dgn PP dicoret MSCI. siap siap senin $IHSG merah akibat semua saham pp ambruk. kecuali mau dimanipulasi lagi
Postingan ini ditujukan ke regulator khususnya oknum2 yang selama ini terlibat dalam perampokan investor secara terstruktur, masal, dan sistematis yang berkedok IPO perusahaan sampah.
Silahkan ditonton dan dikoreksi barangkali saya salah tangkap : direktur BPJS yang kami semua harapkan beli saham $IHSG malah sendirinya bilang MAU INVEST DI LUAR NEGERI.
(sementara perusahaan sendiri berhasil dapet inflow asing 8T malah dijegal)
https://cutt.ly/MrfzV3WS
Kalo TAMPARAN KERAS sekaligus AIB ini tidak membuat pihak regulator, yang gagal meraih kepercayaan dari anak bangsa sendiri, berbenah sungguh2, harapan investor cuma tersisa satu yaitu semoga orang2 yang gagal dalam menjalankan fungsi pengawasan di-reshuffle oleh presiden, dengan orang2 yang lebih pantas dan lebih cakap.
Selamat malming pak presiden-presiden dan warga $IHSG 🙂
Mau tanya, tinggi2an tariff tuh agar supaya apa ya??mohon pencerahannya 🤔🫡😠😊😇
Sekian dan Terima capital gain 🤲☺️
Setuju bos 👌 Ini yg mau saya suarakan selama ini. Anak2 mami yg identik kuliah di universitas2 swasta ternama, yg tidak pernah turun demo ke jalan itu, bukan karena benar2 ingin belajar di kampus, tapi karena RASA NYAMAN yg diberikan orang tuanya, shg negara bangkrut pun mereka bisa dgn mudah #kaburajadulu cari suaka ke negara Singapore atau Australia ✈️
Beda dgn masyarakat bawah yg kuliah di universitas negeri. Mereka sadar, hidup mati di negara ini, tidak ada opsi B atau C. So, mereka rajin menyuarakan pendapat dgn BERDEMO agar didengar pemerintah, meski dianggap sbg anak2 begal 💡
Kalau tidak ada demo Mei 98, saya kira juga masyarakat minoritas tidak akan maju di negeri ini. Kebebasan beragama dan berbahasa mandarin kalian itu dibayar dgn REFORMASI, lewat nyawa dan darah yg tumpah dari kaum kalian sendiri 🤕
Itulah harga yg harus dibayar, sketsa perjuangan etnis minoritas di Indonesia...
$IHSG $LQ45
Ingin berbagi screener..
hasil iseng meneliti..
silahkan diujicoba ..
konsep screener ini
cari saham yg harga bawah ..amqn entry
klo pun nyangkut gak lama ..gak sampai 1 minggu
klo mau masuk gak telat...
klopun numggu juga gak lama
rules yg aku pilih
1. Price < 1*Price MA 5
alasannya setiap entry di bawah MA 5, hampir pastii nantqi balik ke MA 5 atau di atasnya
jarak price di bawah MA juga. gak jauh
MA 5 busa buat downtrend maupun uptrend
kan gak mungkin semingfu tueun gak naik2 😁
2. Net Foreign Buy/Sell > 0
memastikan asingnya lagi akumulasi bukan sdg jualan
klo di bandar volume warnanya hijau
3. Bandar Value > 1*Previous Bandar
memastikan bandar lokal juga lagi akumulasi bukan sedang jualan
klo bandar volume warnanya hijau
4. volume > 0,5*Volume MA20
memastikan klo saham mulai rame, klo penelitian ku 0,5 pas mulai, klo 2x sdh sangat rame , 1 agak rame
volume MA 20 = volume rata2 1 bulan
klo mau cek..
nanti diamati..
case = TPIA
senin kemungkinan dihajar bad news MSCI grup PP
ada potensi turun / ARB
aku yakin entry 6900 meski turun
nanti balik le 7100-7200
dlm waktu yg gak lama 😁🤣
alasand karena di angka situ MA 5 nya
klo dpaat bonus bisa naik lagi 😁
selama mencoba dan meneliti
gambar ada 2 slide
$IHSG $CBDK $TPIA
1/2
Meluruskan Kesalahpahaman: Taspen dan BPJS Membeli Saham Bukanlah Buyback
Belakangan ini beredar anggapan keliru di kalangan pelaku pasar bahwa aksi pembelian saham oleh lembaga seperti Taspen dan BPJS Ketenagakerjaan setara dengan buyback yang dilakukan oleh emiten. Akibatnya, muncul kekhawatiran bahwa aksi beli oleh dua lembaga negara tersebut justru bisa menjadi sinyal negatif bagi pergerakan harga saham, bahkan dianggap dapat menyebabkan tekanan jual. Padahal, mekanisme pembelian saham oleh Taspen atau BPJS sangat berbeda dengan buyback oleh perusahaan emiten.
Taspen dan BPJS merupakan investor institusi yang mengelola dana jangka panjang untuk kepentingan pensiun dan jaminan sosial. Mereka bebas melakukan pembelian saham di pasar sesuai analisis dan strategi investasi mereka, termasuk membeli di harga offer atau saat harga naik. Aksi beli ini justru sering kali menjadi sinyal positif karena menunjukkan keyakinan jangka panjang terhadap fundamental emiten. Tidak ada aturan yang membatasi harga pembelian mereka seperti pada mekanisme buyback perusahaan.
Berbeda halnya dengan buyback saham yang dilakukan oleh emiten, yang terikat regulasi ketat dari OJK dan BEI. Perusahaan hanya diperbolehkan membeli saham di harga pasar yang wajar, dan biasanya hanya di harga bid atau ketika harga turun. Buyback bertujuan untuk menjaga harga saham dari penurunan berlebihan, meningkatkan rasio keuangan, atau sebagai bentuk penghargaan kepada pemegang saham. Karena itu, buyback lebih sering terjadi ketika harga saham undervalue, bukan ketika sedang naik.
Penting untuk dipahami bahwa aksi beli oleh Taspen dan BPJS tidak semestinya dianggap sebagai sinyal saham akan turun, apalagi disamakan dengan aksi buyback. Peran mereka sebagai investor institusi justru bisa menjadi penyangga stabilitas pasar. Ketika para analis dan investor memahami perbedaan mendasar ini, maka penilaian terhadap aksi lembaga negara dalam pasar modal akan menjadi lebih objektif dan proporsional.
$IHSG $BBRI $BMRI
ini yg disukai prabowo
investor asing masuk bangun pabrik n buka banyak lapangan kerja.
bukan investor asing masuk ke $IHSG
ADAKAH INVESTOR ASING MASUK DI IPO ?
$PTRO KEREN
$CAMP NIKMAT
$IHSG $BREN $BRPT
Ringkasan Poin Penting
1. Kondisi Pasar Terkini
• Volatilitas pasar meningkat akibat kebijakan tarif Trump: 90 hari penangguhan tarif untuk >75 negara, tetapi justru memperketat tarif terhadap China.
• Ketidakpastian kebijakan lebih memengaruhi pasar dibandingkan fundamental ekonomi.
2. Pesan Utama: “Time in the market is more important than timing the market”
• Investor yang keluar dari pasar saat volatilitas tinggi berisiko kehilangan momen terbaik dalam pemulihan pasar.
3. Strategi Investasi Saat Ini
• Strategi alokasi aset konservatif dan seimbang terbukti tahan banting.
• Penurunan tajam pasar menciptakan peluang beli (bargain hunting) di sektor-sektor pilihan.
• Tambahan posisi pada US TIPS (Treasury Inflation-Protected Securities) dan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan stagflasi.
4. Skenario Ekonomi & Proyeksi
• Skenario dasar: Soft landing ekonomi AS, Fed potong suku bunga 50 bps di paruh kedua 2025, S&P 500 berpotensi ke 6.200.
• Risiko turun: Gagalnya negosiasi tarif bisa picu resesi ringan, inflasi naik, pengangguran naik, S&P bisa turun ke 5.000.
• Risiko naik: Negosiasi sukses, stimulus dari China dan Eropa, S&P 500 bisa mencapai 6.650.
5. Sektor Saham yang Direkomendasikan
• AS: software, komunikasi, perbankan (bermanfaat dari deregulasi).
• Eropa: industri dan bank domestik (didorong fiskal).
• China: SOEs non-keuangan dividen tinggi dan sektor teknologi Hang Seng (didukung AI dan stimulus).
• India: sektor barang konsumsi unggul sebagai pertahanan.
6. Safe Haven & Proteksi Portofolio
• JPY dan CHF tetap menjadi safe haven utama.
• Obligasi pemerintah tenor pendek AS dan Jerman efektif sebagai pelindung nilai.
• Emas masih relevan meski ada tekanan dari margin call ekuitas.
• Diversifikasi dan aset alternatif tetap strategis untuk pertumbuhan jangka panjang.
7. Pasar Obligasi dan Suku Bunga
• Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga Fed hingga 75bps tahun ini.
• Imbal hasil US Treasury 10-tahun diperkirakan kembali ke 4.0–4.25% jika kondisi membaik.
8. Rekomendasi Tambahan
• Tambahkan eksposur pada US TIPS karena potensi inflasi dari kebijakan tarif.
• Strategi alternatif seperti private equity dan real estate lebih stabil selama krisis.
TRADER ATAU INVESTOR? ATAU CUMAN PELANGA PELONGO?
Fenomena yang terjadi di Stream Stockbit belakangan ini cukup menarik untuk diamati. Setiap kali market mengalami penurunan, bukannya tenang dan mencari peluang, malah semakin banyak yang menebar rasa takut ke sesama. Suasana jadi makin keruh, padahal kalau dipahami lebih dalam, momen seperti ini seharusnya menjadi waktu yang baik untuk melakukan evaluasi, bukan panik berjamaah. Lucunya, kita sampai bingung sendiri — sebenarnya mereka ini Trader atau Investor?
Kalau mengaku sebagai Trader, mestinya saat pasar jatuh kemarin justru menjadi kesempatan emas untuk masuk posisi. Pasca kejatuhan, biasanya ada potensi rebound besar yang bisa dimanfaatkan dalam jangka pendek. Seorang Trader sejati paham betul bahwa volatilitas adalah teman mereka. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, mereka hanya berteriak-teriak tanpa aksi nyata, kehilangan momen ketika pasar mulai memantul naik.
Di sisi lain, kalau mereka mengaku sebagai Investor, tentu logikanya ketika harga-harga saham terkoreksi dalam, itulah saat yang tepat untuk mulai mencicil beli. Investor paham bahwa membeli di harga murah adalah kunci untuk memaksimalkan hasil di jangka panjang. Namun ironisnya, yang terdengar justru seruan “Cash is King” yang terus menerus diulang-ulang, seakan lupa bahwa uang kas itu seharusnya dipersiapkan untuk kesempatan seperti ini, bukan sekadar dipelototin.
Akhirnya, ketika market kembali menghijau, mereka hanya bisa melongo, menyesal tidak bergerak ketika peluang datang. Seolah terjebak dalam kebingungan identitas, mereka lupa bahwa baik Trader maupun Investor sejatinya punya strategi masing-masing saat pasar sedang tertekan. Sayang sekali, alih-alih menyiapkan rencana aksi, mereka malah lebih sibuk menyebar ketakutan — sebuah sikap yang justru menjauhkan mereka dari potensi keuntungan.
$IHSG $BSDE $CBDK
$IHSG $BBRI
https://cutt.ly/Crfj56xf
Bond Vigilante Menghukum Trump: Obligasi AS Diobral, Rugi Rp500 Ribu T
uang 500 Ribu Triliun Rupiah keluar dari pasar Surat Utang Amerika. semoga ada yg nyasar ke SUN agar Rupiah menguat dan BBRI $BMRI to the Mooon
$BBRI $BBCA $IHSG baru beberapa tahun kalian sudah lupa ingat setiap crash besar yg paling pertama jatuh adalah perbankan , batas jeda tarif trump terhadap china memberi kesemptan kalian untuk keluar , masa jeda lepas maka ekonomi akan semakin brutal sampai masa kabatan trump berahir.
Bagaimana $IHSG hari senin kawans ?? 😁
ada 2 kemungkinan
yg pertama , naik max ke 6500
yg ke 2 turun , ke 5860 dengan mengalami trading halt dulu
ke 5761 ...
jumat net buy asing hanya 44 Milyar
alasan
1. kata orang2 teknikal memang harus sentuh 5700 dulu..baru benar2 rebound
2. emiten penopang IHSG sepertinya akan turun
- Grup PP dihajar bad news MSCI
- Big bank mulai turun + banyak yg ex date dividen
- Teknologi sdh naik 2 hari
- PANI dkk tdk meyakinkan.
sektor yg msh bisa coba dipantau, moga msh kuat
- teknologi
- emiten emas
dan yg pasti siapkan cash dan mainkan saham gorengan 😁🤣
feelingku cenderung turun senin
moga prediksi salah 🙏😁