Volume
Avg volume
MD Pictures Tbk. bergerak dalam bidang usaha studio perfilman. Saat ini, kegiatan usaha MD Pictures memproduksi film sendiri atau bekerjasama dengan rumah produksi lain, kemudian melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan melalui jaringan bioskop, free to air TV, home video dan digital. Film-film sukses yang sempat mencapai lebih dari 1 juta penonton, antara lain : Danur, Rudy Habibie, Ayat-Ayat Cinta, Surga II dan Surga Yang Tak Dirindukan.
$FILM
Daily chart.
R 3070.
S 2630.
Yukkk bantu follow akun ini untuk analisis saham selanjutnya 😉
Random tag: $BBCA $BREN
$FILM 02 May 25
Shareholder : Morgan Stanley
Type : Foreign
Sold : -23,900 (0.00%)
Current : 1,139,320,000 (11.51%)
Previous : 1,139,343,900 (11.51%)
$FILM nya sudah done TP 2840
atau profit 20.3% sejak 23 april, dalam 9 hari bursa.
bahkan naik sampai 2930
ini postingan sebelum nya di https://stockbit.com/post/18287545
....................
bandar bersama kitaaaaaa...
🤣 🤣 🤣
1/3
Pembahasan lengkap emiten $FILM $DOOH $JAWA di https://cutt.ly/drk4hY17
Assalammu'alaikum...
Pagi semuanya...
Semoga hr ini hr yg penuh keberkahan, kebahagiaan & keberuntungan ya
N Cuan nya Luberrrrr.... Aamiin
Random Tag: $FILM $INKP $SMBR
#Tuesday
#SalamCuanSelalu
TARIF TRUMP SIAP MENGGUNCANG INDUSTRI FILM
Donald Trump mengancam tarif 100 persen untuk semua film asing yang masuk Amerika. Alasannya ingin membawa Hollywood kembali berjaya.
Buat investor Indonesia, ini bukan cuma urusan luar negeri. Efeknya bisa mengubah peta pasar hiburan global, dari peluang kerja sama sampai aliran investasi.
Cek analisis lengkapnya di: https://cutt.ly/frkCAiot
$FILM $RAAM $IHSG
$FILM 30 Apr 25
Shareholder : Morgan Stanley
Type : Foreign
Bought : +60,900 (0.00%)
Current : 1,139,343,900 (11.51%)
Previous : 1,139,283,000 (11.51%)
katanya $NETV akan ke 5.000. Tapi baru nyampe 200-an kok sudah massive distri ndar??
emang bisa NETV saingan dengan $FILM menuju ke harga 5.000
apa nanti malah menyusul $VIVA ke harga gocap lalu FCA ke Rp. 12 ? 😄😄
Apakah $CNMA Punya Studio Film?
Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Sampai kuartal pertama 2025, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), pemilik jaringan bioskop Cinema XXI, ternyata belum punya lini produksi film sendiri. Mereka masih sepenuhnya mengandalkan kerjasama dengan rumah produksi eksternal untuk menyuplai film-film yang tayang di layar mereka. Kalau kita telusuri satu per satu entitas anak CNMA, tidak ada satu pun yang bergerak di bidang produksi film. Nama-nama anak usaha seperti PT Layar Mitra Sejahtera (LMS), PT Layar Inspirasi Anak Bangsa (LIA), PT Parkit Mitra Sejahtera (PMS), PT Nusantara Elang Sejahtera (NES), PT Nusantara Sejahtera Raya International (NSRI), dan PT Layar Cinema Digital (LCD), semuanya hanya berkutat di pengelolaan bioskop, layanan makanan dan minuman, pemesanan tiket daring, teknologi digital bioskop, serta penyewaan lahan dan parkir. Semua klasifikasi usaha ini jelas-jelas berada di bawah label industri bioskop dan jasa pendukungnya. Artinya, sampai saat ini, CNMA belum turun langsung ke dunia belakang layar—belum menjadi kreator konten atau pemain di balik produksi film itu sendiri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Model bisnis yang dijalankan CNMA saat ini lebih mirip “penyedia panggung” ketimbang “penulis naskah.” Mereka menandatangani kontrak eksklusif per film dengan berbagai rumah produksi ternama seperti PT Kharisma Starvision Plus, PT MD Entertainment $FILM, Falcon Pictures, Rapi Film, hingga Visinema Pictures. Sifat kontraknya non-eksklusif dan dilakukan per judul. Setelah film ditayangkan, pendapatan dari penjualan tiket dibagi dua secara proporsional—biasanya 50:50 antara pihak bioskop dan produser film. Ini adalah strategi yang cukup minim risiko, karena CNMA tidak menanggung biaya produksi, tidak repot mencari investor konten, dan tidak perlu mengurusi aktor, kru, atau syuting lokasi. Mereka tinggal buka layar, jual tiket, dan langsung dapat bagian dari pendapatan film yang laku.
Struktur biaya mereka pun mencerminkan skema itu. Per akhir Maret 2025, CNMA tercatat masih punya utang kepada beberapa rumah produksi. Utang ke PT Omega Film mencapai Rp12,3 Miliar, kepada MD Entertainment sebesar Rp4,6 Miliar, dan ke Visinema Pictures Rp1,2 Miliar. Total utang yang terkait langsung dengan film berjumlah Rp64,4 Miliar, yang setara dengan 38% dari total utang pihak ketiga. Ini menunjukkan bahwa posisi CNMA adalah sebagai pembeli jasa distribusi film yang harus bayar ke pemilik konten. Mereka tidak mencatat adanya aset berupa hak milik film yang bisa diamortisasi atau dimonetisasi jangka panjang seperti yang lazim dilakukan perusahaan produsen konten. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lantas, apakah mereka punya kapasitas finansial untuk memulai lini produksi film sendiri atau bahkan mengakuisisi perusahaan film yang sudah eksis? Kalau bicara soal duit, jawabannya: sangat mampu. CNMA punya kas sebesar Rp1,79 Triliun di akhir kuartal pertama 2025. Mereka juga tidak memiliki utang berbunga sama sekali, artinya tidak ada beban bunga yang harus dibayar tiap bulan. Di sisi lain, ekuitas yang dimiliki pemilik entitas mencapai Rp3,98 Triliun. Kombinasi kas melimpah dan utang nol ini membuka peluang sangat besar—mereka bisa saja mendanai lima hingga sepuluh film layar lebar setiap tahun tanpa goyang neraca, atau kalau lebih ambisius, bisa membeli mayoritas saham perusahaan film yang sudah listing di bursa, seperti PT MD Pictures Tbk atau PT Net Visi Media Tbk atau $RAAM.
Tapi faktanya, di LK yang tersedia di Q1 2025, tidak ada satu pun sinyal bahwa CNMA tertarik untuk masuk ke bisnis produksi film. Tidak ada rencana investasi ke arah sana, tidak ada pencatatan goodwill dari pembelian entitas lain, tidak ada juga kontrak jangka panjang yang mengindikasikan pengambilalihan rumah produksi. Artinya, meskipun punya modal yang sangat cukup, CNMA tampaknya masih betah bermain aman sebagai pemilik layar bioskop, bukan sebagai pembuat film. Mereka masih memilih jalur “tiket laku, bagi hasil jalan,” ketimbang ikut turun ke kancah industri konten yang penuh risiko kreatif dan ketidakpastian pasar. Sampai ada pengumuman resmi atau manuver korporasi besar, CNMA tetap jadi tuan rumah yang baik, bukan sutradara cerita. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
$FILM 29 Apr 25
Shareholder : Samuel Sekuritas Indonesia
Type : Local
Sold : -11,464,200 (-0.11%)
Current : 791,564,100 (8%)
Previous : 803,028,300 (8.11%)
UPDATE LK Q1 2025 - $FILM
Note : Indeks KOMPAS100.
Bagi yang berminat data ALL EMITEN bisa menghubungi https://cutt.ly/Orj9QpeT
$FILM 28 Apr 25
Shareholder : Samuel Sekuritas Indonesia
Type : Local
Bought : +87,277,700 (+0.88%)
Current : 803,028,300 (8.11%)
Previous : 715,750,600 (7.23%)