Volume
Avg volume
PT Bundamedik Tbk (BMHS) adalah penyedia layanan kesehatan yang memiliki teknologi medis modern di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta, Rumah Sakit Umum Bunda Margonda, Rumah Sakit Umum Bunda BMC Padang, Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Citra Ananda, BIC Pacific Place & BIC Vida Bekasi, Morula IVF Indonesia, Diagnos (Lab), Bunda Global Pharma, Emergency Response (ER), Bunda Diklat Indonesia, IRSI (Lembaga Ilmu Reproduksi Indonesia), Prima Dental, Indonesian Medical Tourism Board (IMTB) dan Daima Norwood Menteng.
Saham Kesehatan Dengan Dividend Yield Paling Besar
Selepas dari Covid-19, mayoritas saham sektor kesehatan itu harga sahamnya anjlok. Mereka hanya berjaya ketika Covid-19, ketika banyak orang menderita. Pak Toto dan Pak Budi waktu itu ingat cuan gede dari $PRDA, $SIDO, $MIKA, $KLBF waktu Covid-19. Tapi setelah itu nyangkut lagi. Memang Pak Toto itu ditakdirkan untuk nyangkut. Kalau cuan terus, bisa jadi orang sombong itu Pak Toto dan Budi https://bit.ly/45FDAJu
Ada 35 saham sektor Kesehatan yang ada di IHSG tapi yang bagi dividen hanya 16 saham saja seperti yang terlihat pada gambar 1. Itu artinya saham sektor kesehatan di IHSG memang kurang menguntungkan karena jumlah saham Kesehatan yang tidak bagi dividen jauh lebih banyak dari jumlah saham yang bagi dividen. Ini indikasi yang menunjukkan bahwa saham sektor Kesehatan banyak yang miskin dan gembel sampai sulit bagi dividen. Sangat beda dengan saham Coal atau saham sektor keuangan yang konsisten bagi dividen. Jumlah saham coal dan saham keuangan yang bagi dividend itu jauh lebih banyak dari saham sektor kesehatan. Jumlah semua saham sektor kesehatan hanya 35 saham dengan atau tanpa dividen, sedangkan jumlah saham energi yang bagi dividen sekitar 39 saham dan saham keuangan yang bagi dividen itu ada 40 saham. Terlihat jelas mana sektor yang kere dan sektor yang mandi duit. Sektor kesehatan IHSG perlu upgrade skill. https://bit.ly/3YGX6Dc
Saham sektor kesehatan yang bagi dividen:
1. SCPI: 29.000, Div. Yield: 317,24% ✅, Net Income (YTD): 179,98 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): -31,18% ❌, PER: 0,44 ✅, PBV: 0,10 ✅, 1 Year Price Returns: 0% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 0,44 ribu orang ✅
2. MERK: 3.460, Div. Yield: 9,25% ✅, Net Income (YTD): 77,06 Miliar ❌, Net Income Growth (YoY): -40,90% ❌, PER: 15,09 ✅, PBV: 2,12 ❌, 1 Year Price Returns: -20,09% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 2,68 ribu orang ❌
3. DVLA: 1.635, Div. Yield: 6,61% ✅, Net Income (YTD): 147,39 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 47,66% ✅, PER: 9,32 ✅, PBV: 1,24 ✅, 1 Year Price Returns: -2,97% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 2,39 ribu orang ❌
4. SIDO: 570, Div. Yield: 6,32% ✅, Net Income (YTD): 778,12 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 32,65% ✅, PER: 16,48 ✅, PBV: 4,70 ❌, 1 Year Price Returns: 14,46% ✅, Jumlah Pemegang Saham: 182,07 ribu orang ❌
5. PRDA: 2.800, Div. Yield: 5,97% ✅, Net Income (YTD): 194,36 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): -17,52% ❌, PER: 16,06 ✅, PBV: 1,80 ✅, 1 Year Price Returns: -50,13% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 7,43 ribu orang ❌
6. TSPC: 2.570, Div. Yield: 4,86% ✅, Net Income (YTD): 1,08 Triliun ✅, Net Income Growth (YoY): 13,71% ✅, PER: 8,03 ✅, PBV: 1,37 ✅, 1 Year Price Returns: 44,79% ✅, Jumlah Pemegang Saham: 6,88 ribu orang ❌
7. SOHO: 690, Div. Yield: 4,59% ✅, Net Income (YTD): 341,45 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 26,46% ✅, PER: 19,24 ✅, PBV: 3,38 ❌, 1 Year Price Returns: 28,97% ✅, Jumlah Pemegang Saham: 1,01 ribu orang ❌
8. PEHA: 294, Div. Yield: 4,55% ✅, Net Income (YTD): -67,77 Miliar ❌, Net Income Growth (YoY): -347,09% ❌, PER: -2,73 ❌, PBV: 0,36 ✅, 1 Year Price Returns: -46,06% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 3,91 ribu orang ❌
9. KLBF: 1.470, Div. Yield: 2,11% ❌, Net Income (YTD): 2,38 Triliun ✅, Net Income Growth (YoY): 15,18% ✅, PER: 21,73 ❌, PBV: 3,11 ❌, 1 Year Price Returns: -10,64% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 30,78 ribu orang ❌
10. RSGK: 1.270, Div. Yield: 2,05% ❌, Net Income (YTD): 33,57 Miliar ❌, Net Income Growth (YoY): 82,76% ✅, PER: 26,38 ❌, PBV: 1,53 ✅, 1 Year Price Returns: -1,17% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 1,01 ribu orang ❌
11. OMED: 178, Div. Yield: 1,62% ❌, Net Income (YTD): 210,93 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 15,65% ✅, PER: 17,13 ✅, PBV: 2,05 ❌, 1 Year Price Returns: -13,59% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 5,36 ribu orang ❌
12. MIKA: 2.620, Div. Yield: 1,30% ❌, Net Income (YTD): 872,89 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 27,22% ✅, PER: 31,31 ❌, PBV: 5,86 ❌, 1 Year Price Returns: -4,03% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 5,20 ribu orang ❌
13. IKPM: 264, Div. Yield: 0,85% ❌, Net Income (YTD): 820,53 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): -80,58% ❌, PER: 406,52 ❌, PBV: 1,84 ✅, 1 Year Price Returns: 52,60% ✅, Jumlah Pemegang Saham: 1,56 ribu orang ❌
14. SILO: 3.060, Div. Yield: 0,65% ❌, Net Income (YTD): 634,88 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): -26,08% ❌, PER: 47,02 ❌, PBV: 4,81 ❌, 1 Year Price Returns: 29,66% ✅, Jumlah Pemegang Saham: 6,59 ribu orang ❌
15. HEAL: 1.395, Div. Yield: 0,61% ❌, Net Income (YTD): 468,16 Miliar ✅, Net Income Growth (YoY): 34,20% ✅, PER: 34,34 ❌, PBV: 4,89 ❌, 1 Year Price Returns: -7,00% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 3,94 ribu orang ❌
16. $BMHS: 268, Div. Yield: 0,21% ❌, Net Income (YTD): 11,79 Miliar ❌, Net Income Growth (YoY): 90,05% ✅, PER: 146,61 ❌, PBV: 1,44 ✅, 1 Year Price Returns: -27,96% ❌, Jumlah Pemegang Saham: 5,82 ribu orang ❌
Dari total 16 saham yang dianalisis, 15 berhasil mencetak laba, sementara 1 saham, yaitu PEHA, mencatat rugi sebesar -67,77 miliar IDR ❌. Anehnya, meski rugi, PEHA tetap membagikan dividen dengan yield 4,55% ✅. Ini mungkin karena saldo laba yang masih cukup dari periode sebelumnya. Tapi secara umum, kondisi ini jarang terjadi, karena dividen biasanya dibayar dari laba ditahan yang sehat.
Kalau bicara PBV (Price to Book Value), rata-rata sektor ini ada di 2,54, dengan median 1,94. Saham seperti SIDO, SOHO, dan KLBF berada di atas rata-rata ✅, menunjukkan valuasi yang relatif tinggi dibandingkan ekuitasnya. Sebaliknya, SCPI dengan PBV 0,10 ✅, dan beberapa saham lain seperti DVLA dan PRDA di bawah median, menawarkan valuasi lebih rendah ❌. Ini bisa jadi peluang bagi investor yang mencari saham undervalued. https://bit.ly/45FDAJu
Di sisi PER (Price to Earnings Ratio), rata-rata sektor mencapai 50,81, yang cukup tinggi ❌, tapi median lebih rendah di 18,19 ✅. Saham seperti IKPM dan BMHS melampaui rata-rata dengan PER masing-masing 406,52 ❌ dan 146,61 ❌, yang menunjukkan valuasi mahal. Sebaliknya, SCPI dengan PER 0,44 ✅ adalah salah satu yang paling menarik secara valuasi. PER rendah sering jadi incaran, terutama untuk saham defensif seperti sektor kesehatan.
Kalau dilihat dari laba bersih, rata-rata sektor ini mencapai 510,28 miliar IDR ✅, dengan median 276,19 miliar IDR. Saham seperti KLBF dengan laba bersih 2,38 triliun IDR ✅ adalah bintang di sektor ini, sementara PEHA harus menerima kenyataan berada di zona rugi ❌. Beberapa saham, seperti MIKA dan SIDO, juga menunjukkan kekuatan laba di atas rata-rata ✅, menjadikannya pilihan menarik.
Pertumbuhan laba bersih (Net Income Growth) juga memberikan gambaran beragam. Rata-rata pertumbuhan laba adalah -9,86% ❌, yang berarti sektor ini sedang menghadapi tekanan. Namun, ada saham seperti BMHS dengan pertumbuhan 90,05% ✅ dan RSGK di angka 82,76% ✅ yang menjadi sorotan positif. Sebaliknya, IKPM dan SCPI menunjukkan penurunan signifikan, masing-masing -80,58% ❌ dan -31,18% ❌, yang patut diwaspadai.
Dari sisi jumlah investor, rata-rata ada 16,69 ribu orang ✅, tapi banyak saham yang masih di bawah median 4,57 ribu ❌. Contohnya SCPI dengan hanya 0,44 ribu investor ✅, yang mencerminkan minimnya minat pasar. Di sisi lain, SIDO dengan 182,07 ribu investor ❌ menunjukkan popularitas besar, tapi bisa jadi sinyal risiko karena tingginya eksposur ritel.
Return harga saham satu tahun juga memberikan kejutan. Rata-rata return ada di -0,82% ❌, dengan median -3,50%. Saham seperti IKPM dengan return 52,60% ✅ menjadi pemenang utama, sementara PRDA terpuruk di angka -50,13% ❌. Ini menyoroti pentingnya memilih saham dengan prospek pertumbuhan harga yang jelas. https://bit.ly/45FDAJu
Dividend yield jadi daya tarik besar, terutama untuk saham seperti SCPI dengan yield fantastis 317,24% ✅. Tanpa SCPI, rata-rata dividend yield sektor turun menjadi 3,44%, dengan saham seperti MERK dan SIDO di atas median 2,11% ✅. Namun, saham seperti BMHS dengan yield 0,21% ❌ masih terlihat kurang menarik untuk investor dividen.
SIDO, bisa dibilang jadi saham terbaik di sektor kesehatan karena performanya yang stabil. Dengan laba bersih 778,12 miliar IDR ✅, jauh di atas rata-rata sektor 510,28 miliar IDR, SIDO menunjukkan kemampuan menghasilkan keuntungan yang solid. Pertumbuhan laba bersihnya juga sangat baik, mencapai 32,65% ✅, jauh melampaui rata-rata sektor yang negatif di -9,86% ❌. Untuk investor yang suka dividen, SIDO menawarkan dividend yield 6,32% ✅, salah satu yang tertinggi di sektor ini, dan mencerminkan komitmen perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Meski PBV SIDO tercatat di 4,70 ❌, sedikit lebih tinggi dari median sektor 1,94, valuasi ini sebanding dengan performa keuangan yang kuat. PER-nya di 16,48 ✅ juga tergolong wajar, berada di sekitar median sektor 18,19. Dalam setahun terakhir, saham ini memberikan return positif sebesar 14,46% ✅, membuktikan bahwa SIDO tetap menarik meski pasar sedang tertekan. Dengan 182,07 ribu investor ❌, saham ini populer, meski tingginya eksposur ritel bisa menjadi perhatian. Kombinasi pertumbuhan laba, dividen menarik, valuasi yang masih masuk akal, dan performa saham yang stabil menjadikan SIDO pilihan terbaik di sektor kesehatan. https://bit.ly/45FDAJu
Dari sisi kinerja, PRDA mencatat laba bersih 194,36 miliar IDR ✅, meski berada di bawah rata-rata sektor 510,28 miliar IDR ❌, namun masih menunjukkan profitabilitas yang stabil. Namun, pertumbuhan laba bersihnya berada di angka -17,52% ❌, menunjukkan adanya tekanan pada kemampuan perusahaan untuk meningkatkan keuntungannya dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu daya tarik utama PRDA adalah dividend yield-nya yang mencapai 5,97% ✅, cukup tinggi dan berada di atas median sektor 2,11%, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Dari sisi valuasi, PER PRDA tercatat di 16,06 ✅, masih di bawah median sektor 18,19, sementara PBV-nya di 1,80 ✅ tergolong wajar dan tidak terlalu mahal. Namun, harga saham PRDA dalam setahun terakhir mengalami penurunan signifikan sebesar -50,13% ❌, menunjukkan bahwa bandar PRDA ini cenderung miskin.
Dari sisi kinerja, MIKA mencatat laba bersih 872,89 miliar IDR ✅, jauh di atas rata-rata sektor 510,28 miliar IDR, menunjukkan profitabilitas yang kuat. Pertumbuhan laba bersihnya juga cukup baik, mencapai 27,22% ✅, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan keuntungannya meski kondisi pasar menantang. Namun, dividend yield MIKA hanya 1,30% ❌, jauh di bawah median sektor 2,11%, sehingga kurang menarik bagi investor yang fokus pada pendapatan pasif.
Dari sisi valuasi, PBV MIKA berada di angka 5,86 ❌, yang merupakan tertinggi di sektor ini, menunjukkan valuasi yang cukup mahal. PER-nya juga berada di angka 31,31 ❌, lebih tinggi dari median sektor 18,19, yang menandakan pasar telah memberikan premi besar untuk saham ini. Harga saham MIKA dalam setahun terakhir mengalami sedikit penurunan -4,03% ❌, yang mencerminkan tantangan dalam menarik perhatian investor. Dengan laba bersih yang besar dan pertumbuhan yang stabil, MIKA cocok untuk investor yang fokus pada pertumbuhan fundamental jangka panjang, meskipun valuasi dan return harga sahamnya saat ini menjadi pertimbangan.
Dari sisi laba bersih, SILO mencatat angka 634,88 miliar IDR ✅, di atas rata-rata sektor 510,28 miliar IDR, menunjukkan profitabilitas yang stabil. Namun, pertumbuhan laba bersihnya berada di angka -26,08% ❌, menunjukkan adanya penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yang perlu menjadi perhatian investor. Dividend yield SILO berada di 0,65% ❌, salah satu yang terendah di sektor ini, sehingga kurang menarik bagi investor yang fokus pada pendapatan pasif. https://bit.ly/45FDAJu
Dari segi valuasi, SILO memiliki PBV sebesar 4,81 ❌ dan PER di 47,02 ❌, keduanya jauh di atas median sektor masing-masing 1,94 dan 18,19. Ini mencerminkan valuasi yang mahal, meskipun perusahaan memiliki fundamental yang solid. Return harga saham SILO dalam setahun terakhir cukup baik, mencapai 29,66% ✅, salah satu yang tertinggi di sektor ini, yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjangnya. Dengan laba bersih yang solid dan return harga saham yang positif, SILO cocok untuk investor yang fokus pada pertumbuhan jangka panjang, meskipun valuasi mahal dan penurunan laba bersih menjadi pertimbangan.
Dari sisi laba bersih, TSPC mencatat angka 1,08 triliun IDR ✅, jauh di atas rata-rata sektor 510,28 miliar IDR, menunjukkan kekuatan keuangan yang baik. Pertumbuhan laba bersihnya juga positif, mencapai 13,71% ✅, yang menunjukkan perusahaan masih mampu meningkatkan profitabilitas di tengah persaingan yang ketat. Dividend yield TSPC sebesar 4,86% ✅ juga menjadi daya tarik, berada di atas median sektor 2,11%, menjadikannya menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
Dari segi valuasi, TSPC cukup menarik dengan PBV di angka 1,37 ✅, di bawah median sektor 1,94, menunjukkan saham ini undervalued dibandingkan ekuitasnya. PER TSPC juga hanya 8,03 ✅, jauh di bawah median sektor 18,19, menjadikannya salah satu saham dengan valuasi paling murah di sektor ini. Return harga saham TSPC dalam setahun terakhir sangat mengesankan, mencapai 44,79% ✅, salah satu yang tertinggi di sektor ini, mencerminkan apresiasi pasar terhadap fundamental perusahaan. Dengan laba bersih besar, pertumbuhan yang positif, valuasi menarik, dan return harga saham yang tinggi, TSPC adalah pilihan menarik bagi investor yang mencari kombinasi pertumbuhan dan pendapatan. https://bit.ly/45FDAJu
Dari sisi laba bersih, KLBF mencatat angka 2,38 triliun IDR ✅, tertinggi di antara semua saham yang kita bahas dan jauh di atas rata-rata sektor yang cuma 510,28 miliar IDR. Pertumbuhan laba bersihnya juga solid di angka 15,18% ✅, jadi jelas kalau perusahaan ini terus berkembang meski kondisi pasar nggak selalu mendukung. Tapi kalau soal dividend yield, KLBF cuma kasih 2,11% ❌, pas banget di median sektor, jadi kurang menarik untuk investor yang cari dividen tinggi.
Soal valuasi. PBV KLBF ada di 3,11 ❌, cukup tinggi dibandingkan median sektor yang cuma 1,94. PER-nya juga lumayan premium di angka 21,73 ❌, sedikit lebih mahal dibandingkan median sektor 18,19, jadi kelihatan kalau pasar kasih harga lebih untuk saham ini. Dalam setahun terakhir, harga saham KLBF turun -10,64% ❌, jadi kurang menggembirakan buat investor yang ngarep capital gain. Meskipun begitu, dengan laba bersih yang besar dan pertumbuhan stabil, KLBF tetap jadi pilihan menarik buat investor yang cari perusahaan dengan fundamental kuat. Tapi buat yang ngejar return harga atau dividen tinggi, mungkin perlu pertimbangan lagi. https://bit.ly/45FDAJu
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2
Apakah saham $MIKA sudah bottom?
Bicara saham rumah sakit, ada salah satu yang menarik, yakni Rencana Kementerian Kesehatan terkait membuat koordinasi manfaat atau Coordination of Benefit antara BPJS kesehatan dengan asuransi kesehatan
Adapun, keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1366/2024, skema COB memungkinkan pembagian biaya perawatan yang lebih terintegrasi. Dengan struktur ini, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi klaim dan menciptakan sistem keuangan yang inklusif.
Dari aturan tersebut, BPJS Kesehatan akan menanggung 75 persen dari tarif Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) sesuai hak kelas perawatan peserta dan diklaimkan oleh fasilitas kesehatan rujukan tindak lanjut. Lalu, selisih biaya yang ditanggung oleh asuransi kesehatan swasta adalah antara tarif fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut dan biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Besaran selisihnya diberikan angka maksimal 125 persen dari tarif INA-CBG, sesuai dengan kelas perawatan peserta.
Jika kebijakan itu bisa dijalankan, berarti bisa membuat tingkat margin biaya BPJS di rumah sakit menjadi lebih baik lagi. Lalu, apa saja pilihan emiten rumah sakit yang menarik?
Simak selengkapnya di sini: https://cutt.ly/peKSUV45
$SILO $SRAJ $HEAL $BMHS
Thank God, 5 hit today
$BRAM $MMIX $KEJU $BMHS $SDPC🌹
Source
https://stockbit.com/post/16332135
https://stockbit.com/post/16332085
https://stockbit.com/post/16332061
https://stockbit.com/post/16331982
https://stockbit.com/post/16180347
https://cutt.ly/IeG9rhcm
Inilah Saham ARGO ? $ARGO $BMHS $SRTG
$BMHS dikit bgt ya saham dokter2 total. cuma 8 milyar rupiah di harga 363. mana mau lepas. di harga IPO mereka. paling di Rp. 1000 baru mikir jual
$BMHS Mampir sini karena cucu bapak lahiran disini..
BTW, utangnya gede juga ya 😅 , dan juga aset lancar mengalami jumlah penurunan dari tahun" sebelumnya..
@WawanHafid $OMED 12345 lot di Rp185, average down jadi 23456 lot di Rp179. Risiko turun 1x lagi.
Ikut kah bro?
$SILO $HEAL $MIKA $BMHS
Bisa aja, tapi kalo kaya gini yang dikorbankan grup $BMHS dan eksisting $DGNS. Ngapain grup Bunda nolongin pemegang saham ASA Ren? mereka punya juga minoritas. Trus mau buangnya gimana kalo harga sahamnya masi di harga sekarang? Sama aja mereka jual di bawah modal waktu inject ASA Ren 🙂