Volume
Avg volume
Sumber Global Energy Tbk (SGER) adalah perusahaan perdagangan batubara paling andal di pasar batubara domestik dengan sistem penambangan satu atap yang sistematis dari produksi batubara ramah lingkungan hingga transshipment.
$SGER revenue 2023 jauh lebih baik bila berbanding saat ini dan harga coal masih sangat baik saja trnyta hanya dinilai pasar 98/lembar.
$SGER naik ke papan utama ya. mantap deh. semoga akumnya tidak sia sia.
$BBKP $HOKI 2 saham ini malah pada turun dari papan utama. ke papan pengembangan.
TP msih narik brg MG pelan", brg MG bnyk dsini, salah" tidak sabar bisa kena guyur, akankah kenaikan $SGER thn lalu bisa terulang 🤔
$SGER
Sedang dalam trend positif jangka menengah hingga panjang, mendukung momentum naik, terutama jika bertahan di atas MA 50
"$NRCA $SGER $SMDR
Selasa, 20 Mei 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Beli = -(MauLossRp)/[(SL - E) * 100]"
1/3
@alhafidofficial cuan ya cuy $COCO $DGWG $SGER
lu yg baru nemu postingan cob cek ya cuy history2 di postingan sebelumnya atau cek profile sapa tau nemu hart karun lainnya.
$SGER Q1 2025: Neracanya Montok, Cashflow-nya Kisut, Valuasinya Kayak Startup Silicon Valley
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita lihat laporan keuangan PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) per kuartal I 2025, yang pertama terasa adalah semacam ilusi optik finansial. Neracanya besar, aset naik, anak usaha banyak, dan ekspansi ke sana kemari. Tapi begitu dibedah lebih detail, ternyata di balik badan neraca yang gemuk itu, napas arus kasnya sudah mulai megap-megap. Ini bukan perusahaan kecil yang lagi bangkit, ini perusahaan besar yang belum tahu caranya bikin aset beneran kerja keras, bukan cuma duduk manis di laporan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita mulai dari yang kelihatan paling impresif yakni total aset SGER menyentuh Rp5,06 Triliun. Keren? Tunggu dulu. Dari jumlah itu, yang paling gede justru uang muka sebesar Rp3,66 Triliun, alias 72% dari seluruh aset. Artinya? SGER sudah bayar duluan ke berbagai pihak, mungkin ke supplier, kontraktor, atau entitas sesama grup. Tapi realisasi barang, jasa, atau pendapatannya? Entah masih di laut mana. Fixed asset naik tajam 43% jadi Rp505 Miliar karena capex yang besar-besaran. Masalahnya, revenue justru anjlok -36,3% ke Rp2,46 Triliun. Jadi, perusahaan sudah keluar uang banyak, tapi hasil dari investasinya belum nongol di laporan penjualan. Seolah-olah SGER sedang membeli masa depan dengan catatan semoga masa depannya beneran datang, bukan PHP.
Kas? Jangan harap bisa nyaman. Per akhir Maret 2025, kas hanya tinggal Rp106,7 Miliar, alias cuma 2% dari total aset. Padahal, perusahaan ini gede banget. Tapi kas-nya kayak perusahaan reseller batubara eceran. Lebih parah lagi, arus kas dari operasi (CFO) tercatat minus Rp101,6 Miliar. Ini jadi contoh klasik “laba di atas kertas” karena secara laba bersih SGER masih untung Rp78,4 Miliar, tapi uangnya nggak kepegang. Mungkin karena nyangkut di piutang? Tapi lucunya, piutang usaha juga cuma naik 11% ke Rp334,6 Miliar, sementara revenue malah turun tajam. Jadi bisa jadi bukan piutang yang meningkat, tapi memang pembayarannya makin ngaret atau penjualannya makin kecil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sisi liabilitas, makin menarik. Total utang SGER naik 13,3% jadi Rp2,72 Triliun. Tapi yang bikin kening berkerut, utang bank jangka pendek mencapai Rp1,13 Triliun. Ini bukan utang jangka panjang yang bisa ditarik pelan-pelan, tapi utang yang sebentar lagi jatuh tempo. Beban bunganya pun naik drastis 90% jadi Rp33,1 Miliar. Bayangkan, revenue turun, margin menyempit, tapi bunga jalan terus. Ini seperti orang lagi puasa, tapi ditagih cicilan motor setiap minggu. SGER hidup dari gali lubang tutup lubang, dan sejauh ini lubangnya makin lebar.
Dan jangan lupa drama relasi internal. Total utang ke pihak berelasi naik 39% jadi Rp156,9 Miliar, sebagian besar ke PT Bintang Mitra Semestaraya $BMSR. Tapi tidak ada keterangan jelas soal bunga, tempo, atau manfaat bisnisnya. Tidak ada piutang atau pendapatan dari pihak relasi juga. Jadi relasinya satu arah yakni kasih utang, kasih beban, kasih tekanan. Kalau ini hubungan manusia, udah toxic banget.
Dari sisi operasional, SGER masih sangat tergantung pada segmen batubara yang ironisnya justru sedang keok. Penjualan batubara turun -46% YoY, dan margin kotor di segmen ini cuma 5,5%. Untungnya, segmen nikel lewat anak usaha $SMGA mulai naik daun. Pendapatannya tumbuh 7,6 kali lipat jadi Rp340 Miliar, dan marginnya lebih sehat di 7,5%. Tapi porsinya masih kecil (cuma 14%), belum cukup buat menambal kebocoran dari batubara. Segmen lainnya seperti sawit, silika, atau jasa? Ada di laporan, tapi kontribusinya nol besar.
Sekarang mari kita bicara soal valuasi, bagian yang paling magis. Dengan laba bersih Rp78,4 Miliar dan jumlah saham yang meledak menjadi 15,59 Miliar lembar akibat dividen saham, EPS SGER anjlok ke Rp5,07. Maka PER-nya sekarang sekitar 17,4x, dan PBV-nya 2,33x. Ini valuasi yang lebih cocok untuk perusahaan teknologi disruptif yang bakar uang demi pangsa pasar. Masalahnya, SGER bukan unicorn. Mereka jual batubara dan nikel, bisnis komoditas yang marginnya tipis, risikonya tinggi, dan seharusnya valuasinya konservatif. Tapi pasar menilai SGER seperti perusahaan yang mau jadi Google, padahal masih struggle jadi Bukalapak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tambahan lagi, penambahan saham bukan hasil rights issue atau private placement, tapi dari dividen saham dua tahun berturut-turut. Jadi nggak ada uang masuk ke perusahaan. Yang masuk cuma rasa senang sesaat investor karena sahamnya nambah, tapi nilai per sahamnya malah turun. Akhirnya, EPS jeblok, dan secara kas, perusahaan tetap kere karena cashflow minus.
Lalu apakah SGER bagus? Dari sisi niat dan prospek, bisa dibilang ada harapan. Perusahaan ini sudah menjalin banyak perjanjian ekspor, terutama untuk nikel. Ada joint operation tambang yang sah secara hukum, ROE-nya masih positif 13,4%, dan segmen nikel memang lebih menjanjikan ke depan. Struktur pengendali juga rapi dikuasai oleh PT Sumbermas Inti Energi dan Welly Thomas. Tapi semua itu baru potensi, bukan realisasi.
Apakah SGER jelek? Tergantung sudut pandang. Karena beberapa akun besar di LK justru menunjukkan tanda-tanda kelemahan seperti aset gemuk tapi nggak produktif, laba turun tajam, arus kas negatif, utang menumpuk, anak usaha pasif, dan valuasi kemahalan. Ini bukan perusahaan yang siap bagi dividen tunai atau ekspansi tanpa utang. Ini perusahaan yang hidup dari proyeksi, tapi belum punya bensin cukup buat jalan jauh.
SGER saat ini lebih mirip rumah dua lantai dengan cat baru dan taman depan luas, tapi di dalamnya listrik padam, dapur kosong, dan cicilan KPR nunggak tiga bulan. Kalau manajemennya bisa beneran ngegas segmen nikel dan hasilkan kas dari capex yang udah dibelanjakan, mungkin 1–2 tahun lagi cerita akan berubah. Tapi untuk sekarang, SGER terlihat montok di luar, tapi ngos-ngosan di dalam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/6
kata guruku jangan pernah menebak nebak liat saja yg sudah ada. $SGER candle dragonfly di sertai volume yg meningkat ichimoku juga blm menunjukkan adany perubahan trend, see u on top 😉
$BUMI $GOTO