Volume
Avg volume
PT. Provident Agro Tbk bergerak di bidang pertanian, perdagangan dan manufaktur terkait dengan agroindustri. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2006. Kegiatan usaha utama perseroan di bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan merupakan joint venture antara PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia.
Potensi Reversal? 14 Mei 2025
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang saham yang berpotensi reversal di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita bicara soal saham yang lagi disebut-sebut berpotensi reversal dari tren bearish, ada lima nama yang muncul: $BBNI, $ASII, BBSS, BNGA, dan $PALM. Tapi sebelum ikut-ikutan euforia, lebih baik kita bedah dulu satu per satu kondisi keuangannyaâsupaya tahu mana yang memang mulai bangkit secara fundamental, dan mana yang mungkin cuma naik karena sentimen jangka pendek. Yang namanya potensi, belum tentu bisa benar-benar terwujud. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BBNI mencatat laba bersih sebesar Rp5,38 triliun dengan valuasi cukup menarikâPER-nya 7,57 dan PBV 0,97, jadi masih di bawah satu. Selain itu, dividend yield-nya cukup tinggi, mencapai 8,56%, yang tentu jadi daya tarik bagi investor income. Namun, di sisi lain, free cash flow-nya tercatat negatif Rp25,95 triliun dan net debt-nya masih tinggi di angka Rp26,66 triliun. Pendapatan dari sisi non-operasional juga turun drastis, tercatat -10.100%, dan revenue menyusut -4,24%. Walau tetap menghasilkan laba, BBNI masih menghadapi tantangan dari sisi likuiditas dan kualitas pertumbuhan.
ASII tampil cukup solid. Laba bersihnya Rp6,93 triliun, dan yang paling menonjol adalah free cash flow-nya yang sehat, mencapai Rp27,49 triliun. Dengan PER 7,02 dan PBV 0,88, valuasinya tergolong atraktif. Dividend yield juga tinggi, 8,44%, menunjukkan konsistensi dalam pembagian dividen. Revenue tumbuh tipis 2,65%, walau income dari operasi turun 4,67% dan laba bersih menyusut 7,13%. Namun secara keseluruhan, ASII tetap berada dalam posisi keuangan yang kuat, hanya saja memang belum menunjukkan momentum pertumbuhan yang agresif.
BBSS menarik perhatian karena revenue-nya tumbuh 13,52%. Tapi dari sisi income operasional justru turun 48,82%, dan perusahaan masih mencatat rugi bersih Rp0,49 miliar. Free cash flow juga negatif Rp0,86 miliar. PER-nya sangat rendah di angka negatif -657,43, menunjukkan posisi perusahaan yang masih berada dalam fase rugi. PBV tercatat 5,26ârelatif tinggi, yang biasanya mencerminkan ekspektasi tinggi dari pasar atau valuasi yang belum disesuaikan dengan kinerja terbaru. BBSS memang mencatat pertumbuhan revenue, tapi masih perlu waktu dan konsistensi untuk memastikan arah pemulihan yang lebih kuat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BNGA terlihat cukup sehat secara menyeluruh. Laba bersih Rp1,80 triliun tumbuh 7,37% secara tahunan, dan free cash flow-nya positif besar di angka Rp12,38 triliun. Net debt-nya bahkan negatif Rp4,52 triliun, artinya posisi kas lebih besar daripada utang berbunga. PER-nya 6,27 dan PBV 0,82, keduanya menunjukkan valuasi yang cukup rendah. Dividend yield juga menarik di angka 8,65%. Pendapatan operasional naik tipis 0,22%, dengan kenaikan non-operasional income sebesar 297,8%, mungkin berasal dari investasi atau hasil divestasi. Secara umum, BNGA tampak sebagai saham yang fundamentalnya kuat, likuiditas terjaga, dan punya valuasi yang bersahabat.
PALM mencatat rugi bersih Rp1,42 triliun, dan free cash flow juga masih negatif Rp1,48 triliun. Net debt sebesar Rp7,66 triliun menunjukkan adanya beban utang yang masih cukup tinggi. PER-nya negatif -1,10, dan PBV-nya 2,35, sedikit di atas rata-rata untuk perusahaan yang sedang mengalami kerugian. Kinerja operasional masih mengalami tekanan dengan penurunan income sebesar 17,36%, dan pendapatan non-operasional juga turun 20,24%. Meski harga sahamnya bergerak sedikit di atas MA20, secara fundamental, perusahaan masih berada dalam fase konsolidasi. Jika ada potensi pemulihan, kemungkinan besar akan bergantung pada strategi manajemen ke depan dan potensi restrukturisasi.
Saham seperti ASII dan BNGA punya landasan keuangan yang kuat untuk mendukung potensi reversal harga. Keduanya memiliki arus kas positif, valuasi menarik, dan membagikan dividen secara konsisten. BBNI masih menarik dari sisi valuasi dan yield, tapi arus kas yang negatif dan penurunan di beberapa lini pendapatan perlu diwaspadai. Sementara BBSS dan PALM masih dalam fase pemulihan awal dan memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil yang lebih stabil. Jadi, meskipun semua saham ini punya potensi dari sisi harga, penting untuk memahami cerita lengkap di balik angka-angka tersebut sebelum mengambil keputusan investasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekali lagi, ini hanya potensi, belum tentu bisa benar-benar rally. Harapannya sih bisa rally apalagi sekarang aseng masuk lagi dan Dollar sudah melemah.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
$PALM
Saya hanya mengutip tulisannya Bpk @skydrugz27 di link https://stockbit.com/post/18519110
Kalo PALM mau PMTHMETD sebanyak 1,577 miliar saham baruâ10% dari modal disetor. Kalau harga pelaksanaan diambil di harga pasar saat ini, Rp398, maka total dana yang bisa dikumpulkan hanya sekitar Rp627 miliar. Masalahnya, utang usaha yang harus dibayar adalah Rp823 miliar. Jadi, meskipun PMTHMETD ini berjalan lancar dan terserap seluruhnya, tetap saja tidak cukup untuk melunasi utang tersebut. Agar bisa breakeven menutup utang itu, harga pelaksanaan harus Rp522 per saham. Tapi aturan BEI menetapkan bahwa harga PMTHMETD tidak boleh lebih dari 90% dari rata-rata harga 25 hari terakhir. Dengan begitu, agar PALM bisa menjual saham barunya di Rp522, maka rata-rata harga saham 25 hari terakhir harus minimal Rp580.
Sebagai tambahan terdapat PMHMETD juga untuk PALM sebesar 4.719.862.337. So maybe harga tidak mesti ke Rp580, kekurangan PP akan ditutupi dengan aksi yang satu ini. Mungkin harganya akan berkisar antara Rp400 - Rp420, perolehan realistis dana dari cara ini sekitar Rp1,89T - Rp1,98T. Sehingga total akan menjadi Rp2,5T - Rp2,6T.
Bakal lebih lucu kalau ternyata pembelian saham portofolionya melalui sekuritas terafiliasi đ
. Lalu apa harga saham PALM bisa kesana? Saya tidak tahu.
Bukan ajakan jual atau beli, hanya sekedar berpikir. DYOH
nb : Pak Sky, thanks atas insightnya, saya ijin copas sebagian ya, sumber tetap saya cantumkan sebagai rasa hormat saya terhadap Bapak dan tulisan Bapak.
$PALM dan Rencana Private Placement-nya
Lanjutan analisis dari postingan sebelumnya tentang PALM di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) adalah contoh klasik perusahaan yang kelihatannya kaya raya di neraca, tapi secara kas dan keberlanjutan bisnis, nyaris megap-megap. Dari luar, semuanya tampak mengilap: total aset Rp7,4 triliun, mayoritas dalam bentuk portofolio investasi di saham-saham besar seperti $MDKA, TBIG, dan MBMA. Pemegang saham pengendalinya adalah Provident Capital dan investor kakap sekelas Boy Thohir bos $ADRO, yang juga merupakan kakaknya Erick Thohir, mentri BUMN. Tapi saat laporan keuangan kuartal I 2025 dibedah, terlihat jelas bahwa PALM bukan sedang menanam modal jangka panjang, melainkan sedang berjudi dengan leverage, sambil berharap pasar saham segera pulih dan menyelamatkan semuanya.
Aset PALM hampir sepenuhnyaâ98,5%âberasal dari nilai wajar portofolio saham. Tapi nilai ini langsung turun Rp474 miliar hanya dalam tiga bulan, sebagian besar karena koreksi brutal di saham MDKA, yang nilainya merosot Rp780 miliar. Sementara TBIG naik tipis dan MBMA relatif stagnan, tetap saja secara neto, portofolio PALM semakin kurus. Uniknya, di saat nilai investasinya menyusut, PALM justru muncul utang baruâutang usaha sebesar Rp823 miliar yang belum ada di akhir 2024. Berdasarkan laporan keuangan, utang ini berasal dari pembelian saham atau efek lain yang belum dibayar lunas. Artinya, PALM beli saham secara kredit alias ngutang, mencatat investasinya dulu, dan berharap bisa dibayar belakanganâsebuah strategi yang sangat berisiko ketika pasar sedang jatuh. Entah ini beli saham pakai margin atau repo, tidak dijelaskan di LK.
Yang makin bikin miris, dari sisi likuiditas, kas perusahaan cuma Rp101 miliar, padahal beban bunga per kuartal mencapai Rp90 miliar. Dengan kata lain, kas perusahaan hanya cukup buat bayar bunga utangâitu pun habis. Tidak ada arus kas dari operasional, tidak ada dividen masuk dari investee, dan seluruh arus kas PALM negatif kecuali dari penerbitan utang baru. Arus kas dari operasional tercatat minus Rp90,7 miliar, artinya perusahaan sama sekali tidak menghasilkan uang dari aktivitas bisnis intinya. Ini jelas bukan model investasi yang sehat, melainkan struktur yang rentan roboh kalau harga saham terus melemah.
Rugi bersih perusahaan di kuartal ini tembus Rp1,42 triliun, dan langsung memangkas ekuitas dari Rp4,09 triliun menjadi Rp2,67 triliunâalias anjlok 34,8% hanya dalam satu kuartal. Dan yang paling mengkhawatirkan, tidak ada koreksi struktur investasi. Tidak ada aksi jual portofolio untuk mengurangi risiko. Tidak ada upaya mengalihkan investasi ke instrumen pendapatan tetap. PALM seolah pasrah menahan floating loss dan berharap pasar rebound. Kalau tidak, perusahaan bisa makin dalam dalam spiral kerugian yang tidak disertai cash inflow.
Untuk menutup kekacauan ini, PALM mengumumkan rencana private placement (PMTHMETD) sebanyak 1,577 miliar saham baruâ10% dari modal disetor. Kalau harga pelaksanaan diambil di harga pasar saat ini, Rp398, maka total dana yang bisa dikumpulkan hanya sekitar Rp627 miliar. Masalahnya, utang usaha yang harus dibayar adalah Rp823 miliar. Jadi, meskipun PMTHMETD ini berjalan lancar dan terserap seluruhnya, tetap saja tidak cukup untuk melunasi utang tersebut. Agar bisa breakeven menutup utang itu, harga pelaksanaan harus Rp522 per saham. Tapi aturan BEI menetapkan bahwa harga PMTHMETD tidak boleh lebih dari 90% dari rata-rata harga 25 hari terakhir. Dengan begitu, agar PALM bisa menjual saham barunya di Rp522, maka rata-rata harga saham 25 hari terakhir harus minimal Rp580âalias butuh kenaikan harga 45% dari posisi sekarang. Itu jelas tidak realistis dalam waktu dekat, kecuali ada kejadian luar biasa seperti tiba - tiba bandarnya mau goreng saham PALM. Apakah ada bandar yang mau goreng PALM? Pak Toto pun tak tahu. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi, bagi pemegang saham lama, kondisi ini sangat berbahaya. Kalau ikut PMTHMETD, mereka harus keluar uang lagi demi menyelamatkan perusahaan yang sudah terbukti salah kelola risiko. Tapi kalau tidak ikut, kepemilikan mereka terdilusi, dan investor baru masuk dengan harga murahâsementara perusahaan belum tentu bisa keluar dari krisis keuangan ini. Lebih parah lagi, harga saham PALM yang saat ini Rp398 sebenarnya mencerminkan PBV 2,36x, padahal book value per share hanya Rp169, dan net asset value (NAV) per saham hanya Rp168,5. Dengan kata lain, harga saham PALM saat ini sudah overvalued 137% dibanding nilai wajarnya. Tidak ada EPS positif, tidak ada dividen, dan rasio DER sudah 1,77xâsemua angka menunjukkan struktur keuangan yang sangat tidak efisien dan terlalu banyak leverage.
Secara garis besar, PALM terlihat seperti perusahaan sekuritas pribadi yang sedang nyangkut besar-besaran. Mereka menggunakan utang untuk membeli saham yang sedang turun, berharap pasar balik arah, tapi lupa bahwa bunga dan kewajiban tetap berjalan. Dengan struktur seperti ini, private placement bukan solusi jangka panjangâitu hanya tambal sulam sementara. Jika MDKA dan TBIG tidak segera pulih signifikan, atau kalau investor tidak bersedia suntik modal lewat PMTHMETD, maka PALM bisa menghadapi krisis likuiditas dan reputasi yang lebih dalam.
Inilah risiko model bisnis yang bergantung penuh pada mark-to-market dan tidak menghasilkan arus kas. Ketika pasar bullish, PALM bisa terlihat seperti jenius investasi. Tapi ketika pasar turun, semua kelemahan manajemen portofolio, leverage, dan ketiadaan arus kas muncul ke permukaan. Buat pemegang saham lama, ini saatnya mengevaluasi secara rasional: apakah PALM masih layak dipertahankan sebagai kendaraan investasi, atau justru jadi bom waktu yang sedang menunggu meledak. Tinggal lihat saja bagaimana Boy Thohir and the geng mengelola PALM. Let them cook.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10