Volume
Avg volume
PT. Merck Tbk (MERK) bergerak di bidang farmasi dan kimia di Indonesia. Di bidang farmasi, perusahaan memproduksi dan menjual merek terkenal farmasi seperti Neurobion, Sangobion dan Glucophage dengan fasilitas bersertifikat cGMP; dan Dalam bidang kimia, perusahaan memasarkan berbagai bahan kimia, pewarna, dan berbagai spesialisasi kimia lainnya. Produksi komersial dimulai pada tahun 1974. Perusahaan yang tergabung dalam Grup Merck, berkantor pusat di Jerman.
Lebih ke menurun rata - rata ato flat.....ada yang ngoleksi saham sektor Healthcare kah?
$TSPC , $PRDA , $MERK , $MERK , $DVLA
Bandar Saham Farmasi Amerika Ketar Ketir
Donald Trump baru saja mengumumkan kalau Robert F. Kennedy Jr. (RFK Jr.) bakal jadi calon Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS). Begitu pengumuman ini keluar, saham-saham farmasi besar di Amerika kayak Pfizer, Eli Lilly, dan AstraZeneca langsung anjlok. Investor panik, bandar saham farmasi langsung jualan besar-besaran. Mereka khawatir RFK Jr., yang terkenal kritis banget sama industri farmasi, bakal bikin kebijakan yang ngacak-ngacak bisnis obat-obatan. Indeks sektor farmasi di bursa AS langsung turun tajam, jadi salah satu penurunan terbesar tahun ini. Pak Toto hanya bisa tersenyum https://bit.ly/45FDAJu
Pasar bereaksi sekeras itu karena Kennedy selama ini terkenal sebagai tokoh yang nggak percaya sama vaksin dan sering nuduh perusahaan farmasi melakukan praktik curang. Dia juga sering nyalahin obat-obatan tertentu atas masalah kesehatan masyarakat. Bandar saham takut, kalau Kennedy beneran jadi Menteri Kesehatan, dia bakal nge-push kebijakan yang bisa ngehajar laba perusahaan farmasi besar. Misalnya, memperketat regulasi obat-obatan, menekan harga obat, atau bahkan mempersulit persetujuan vaksin baru.
Trump sendiri bilang kalau Kennedy bakal melindungi masyarakat dari produk farmasi yang katanya bikin krisis kesehatan makin parah. Tapi pernyataan ini bikin bandar makin gemetar karena jelas arah kebijakannya nggak pro-industri. Reaksi negatif di pasar saham ini jadi cerminan ketakutan besar akan masa depan industri farmasi di bawah kepemimpinan RFK Jr. di HHS. Upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc
Penunjukan Robert F. Kennedy Jr. sebagai calon Menteri Kesehatan AS bisa membawa efek domino ke industri farmasi Indonesia. Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan baku farmasi, termasuk dari AS. Pada 2020, nilai impor bahan baku farmasi mencapai USD 1,68 miliar. Kalau kebijakan Kennedy nanti memperketat regulasi ekspor bahan baku dari AS, ini bisa bikin harga bahan baku naik atau malah jadi sulit diakses. Akibatnya, produsen lokal bisa kewalahan karena biaya produksi naik, yang ujung-ujungnya bakal berdampak ke harga obat di dalam negeri.
Tinggal lihat apa kebijakan Trump.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$KLBF $PYFA $TSPC $SOHO $MERK
1/2
$IHSG
kemarin malam saya nonton ada seorang fund manager bilang kalau saham indo ngga bisa di hold terus-terusan, maksudnya adalah siklus bisnis
ada lagi selain fund manager itu, seorang penulis buku juga berkata sama. belum lagi ada lagi yang berkata sama
saya berkamsud menjadi nakal disini, bermain seperti devil advocator, kalian advocator baiknya, saya membela pembunuh
kukatakan kepadamu, opini itu tidak berbentuk, yang berwujud adalah tindakan - kata seorang wanita cantik yang sedang patah hati
sering kali, ketika kita ada masalah, atau ada bahaya, kita suka jump to conclusion, ini karena instinct purba kita; yang membuat kita langsung buat kesimpulan. misalnya, ular beracun --> maka semua ular beracun, padahal kan tidak demikian, tidak semua ular beracun
perusahaan indonesia, yang dilakukan seperti pembunuh ini, adakah yang memberikan nilai? perusahaan memberikan nilai karena memiliki hubungan yang erat, antara variable 1 dengan variable 2, dan variable lain. uang bernilai karena bisa digunakan untuk banyak hal, beda sama uang monopoly yang hanya bisa dipakai di monopoly saja. begitu juga perusahaan, yang menghasilkan produk atau jasa.
darimana, produk dan jasa itu, tentu kita bisa pilah, yang mana yang sustain lama, tidak terdisrupsi dengan cara baru, cara lebih baik? ini mungkin paling sulit, tapi bagi saya pribadi, kalau demandnya itu tidak dibuat oleh trend, a.k.a demandnya berasal dari manusia yang beli ketika perlu, hanya ketika perlu saja, maka faktor perlu (faktor A) nya haruslah stabil (disini berarti, tidak semata-mata hanya ingin, tetapi perlu, ada faktor A yang membuatnya perlu) -
bapak, ibu, tindakan seorang pembunuh yaitu perusahaan yang tidak bisa menghadapi siklus bisnis dengan benar, adalah karena mereka tidak melihat yang tidak kelihatan, yaitu hal-hal baru. mereka berhenti inovasi karena alasan efisiensi seperti apa yang Clayton bilang beberapa kali di bukunya Innovator's Dilemma.
tanpa inisiatif yang nyata, tindakan yang berwujud dari pria ganteng, maka wanita cantik itu tidak nikah-nikah. Bapak, ibu itulah kenapa bapak Phillip Fisher menekankan inovasi.
Yang saya lihat, seperti $MERK dan $DVLA ketika ada segmen yang jadinya turun dan tumpul, serta ada 1 lagi yang bangkit, yang terjadi adalah revenue gak kemana-mana, dan income cenderung volatile-- perusahaan butuh waktu untuk rehabilitasi, adaptasi cost accounting yang baru. maka dari itu, karena pasar saham harganya kayak ular tangga, kadang naik, kadang turun - kadang jatuh kayak GGRM, kadang jatuh kayak UNVR, dicobanya strategi baru, cara baru karena perubahan- ini semua akan menurunkan performa; kalau perusahaan itu tidak mau inovasi, maka keadaan baru inilah yang memaksanya, kalau tidak ada inisiatif sama sekali, berakhir jadi gadis kerudung merah yang dibunuh serigala, a.k.a apestor pemegang saham perusahaan bangkrut
sebenarnya, apakah tidak ada perusahaan yang bisa inovasi, memberikan nilai, MESKI mungkin nilainya sudah jatuh - bukan berarti perusahaan itu bangkrut. lagi juga, itulah kenapa kita selalu pegang banyak saham, bapak-ibu. misal 1 pemain luka, masih ada yang lain bisa berlari; sambil menunggu yang luka itu sembuh. luka itu ada yang sampai stroke, ngga bisa jalan juga ada ya bapak ibu, makanya pemain jangan cuma 1
kita tidak boleh sinis, mngkin karena kita sudah jadi dewasa kita jadi lupa. maka saya disini kembali mengingatkan bapak, ibu akan faktor yang kita semua tidak bisa lihat, dan tidak tahu, agar kembali humble. biar balance bapak, ibu.
belum tentu makanya, pembunuh ini bersalah, sebab bisa jadi, 10-20 tahun lagi, ia jadi presiden.
$MERK shizuka melihat tanpa reinvest CAGRnya 5%
meski dividend bertumbuh karena pertumbuhan net income, tapi perbedaannya significant antara 13% CAGR dengan 5% CAGR
pada tahun 2074, yang mana yang reinvest, itu ada 47 milyar, dari 100 juta;
sedangkan yang tidak reinvest, dari 100 juta jadi 1.2 milyar
ini berarti, kalau kita reinvest, kita tahu bahwa kita dapat alokasi modalnya kita ke tempat yang lebih baik, yang dapat menggunakan modal lebih baik, yaitu perusahaan tersebut
$IHSG $MERK
ternyata tadi calculator shizuka ada yang salah, kenyataannya CAGRnya 13%
shizuka lihat-lihat, ternyata benar ya
dividendnya 8% direinvest, dengan kenaikan harga ASP 5%, maka net income naik 5%
ya tentu volatilitas margin naik turun pasti ada, tapi kenaikan harga 5% ASP mengikuti inflasi
coba shizuka buat kalau ngga reinvest
$MERK $IHSG
permainan teka teki shizuka
shizuka sudah tau kalau kenaikan CAGR obat-obatan MERK khususnya yang laku, 5%an per tahun
jika demikian ya, berapa tahun ya untuk 10x?
shizuka akan menggunakan rule of 72 disini ya untuk menghitung berapa lama 2 kali lipat,
jadi 72/5 = 14 tahun untuk double
kalau 5% butuh 14 tahun untuk double, untuk 10 kali gimana?
shizuka pakai logaritma ya; 2^x=10
pakai x = log 10/log 2, jadinya 3.3 ya
artinya dalam 14 tahun itu, harus 3.3 kali, biar 10x - jadi 50 tahunan ya biar bisa 10x
dari 10x, jadi 20x itu selisihnya hanya 14 tahun, jadi 40x selisihnya hanya 14 tahun, jadi 80x selisihnya hanya 14 tahun, jadi 80x selisihnya hanya 14 tahun; kalau diteruskan, ngga ada bedanya dengan redominasi
dengan konsep redominasi ini, kita bisa mengerti log scale dengan baik; scale yang biasa - tidak begitu bisa memberikan jarak misal antara kenaikan 1,000,000,000 dengan kenaikan 100 - maka kenaikan 100 akan kelihatan sangat kecil, dan akhirnya grafiknya akan menjadi tegak lurus
tetapi dengan log scale, pergerakan double itu, di digit manapun, tetaplah sama, akhirnya lebih rapi
dan ini konsep compounding, yang mana kita beli perusahaan, yang produknya bisa naik harga - per tahun dengan konstant karena peredaran duit yang bertambah juga demi menaikkan likuiditas ekonomi (sebab ada yang menabung, dan yang hanya menabung saja tanpa menaruh resiko, akan menerima penurunan nilai)
maka dari ini, selain dari kenaikan harga, mesti juga agar produk itu tidak kena disrupsi, ya misal tidak terkena sentimen, atau pergantian - disini shizuka suka MERK karena induknya terus mengikuti perkembangan dunia- meski sekarang MERK menjual produk biopharma, bisa juga kedepan vaksin, stem cell, dan lain2 - karena induknya mengarah kesana dari akuisisi dan risetnya
persaingannya memang besar, resikonya lumayan, tapi shizuka tetap masukkan pemain ini didalam pertandingan bola, karena pemain ini pemain yang kuat, meski kelihatannya tidak stabil, tapi ada saatnya larinya cepat; pelatih seperti shizuka tidak bisa menaruhnya dalam bangku, mesti main karena potensialnya besar
ada lagi, konsep penting yaitu pertahanan supply chain, ada banyak bisnis bisa masuk karena bisnisnya mudah dibuat, apalagi sekarang bisnis juga memang apa-apa jadinya banyak jumlahnya, seperti sebegitu mudah sudah buat supply chain, maka bisnis yang sulit di penetrasi adalah yang orang susah pelajari - yang susah orang temui, semakin tidak terlihat, justru persaingannya semakin dikit; khusus untuk biopharma ini sudah lumayan pemainnya yang berlomba-- bahkan pendiri tiktok juga mulai masuk ke bagian kesehatan
terakhir, saya tidak akan bisa lupa, akan hal ini
jika memang butuh 50 tahun biar bisa 10x, maka, pegang 50 tahun - jika volume penjualan gak kemana-mana (padahal sudah ekspansi), maka keuntungan 50 tahun lagi, 900B-2T, dengan valuasi sekitaran 17-20T
prospeknya tapi tidak seperti yang saya tuliskan, revenue biopharma terus naik meski marginnya lompat-lompat naik turun
bisa dilihat kasusnya $DVLA
pernah net incomenya drop cukup dalam, tapi harganya ngga begitu turun, PE nya 15-20an di hari margin turun; mungkin karena yang beli udah paham mana yang permanen, mana yang tidak; jadi bukan masalah besar lagi
kendati demikian, shizuka tidak takut kalaupun diturunkan
shizuka dengan doraemon punya duit banyak, shizuka tinggal minta doraemon uang
$MERK resiko MERK itu bukan dari demand tetapi dari:
1) margin yang terutama kalau impor barang jadi (jadi hanya jual, tidak produksi), marginnya lebih dikit
2) lebih dari itu, ada juga ketika misal, maklon tidak dilanjutkan oleh PnG; namun ini memang sudah diantisipasi manajemen, berkali-kali mereka bilang, kalau mereka sudah melakukan berbagai cara, terutama dengan menaikkan kapasitas, dengan ekspansi untuk ekspor yang sudah dilakukan
semoga semua inline
tetapi ingat, sebagai pemegang saham manapun, kita harus sadar, bahwa resiko itu banyak yang tidak kelihatan, jadi kita tidak boleh mabuk, dengan ide-ide kita
seperti tulisan yang saya ada baca, kalau kita tidak tahu diri kita benar-benar, apalagi orang lain maupun perusahaan lain yang mana mereka sendiri juga ngga tau; ini lah kenapa kalau jadi orang tua, melihat anak-anak pulang malam, kita selalu bilang, kamu hati-hati ya
pada dasarnya, konsep ini memang sudah sesuai dengan naluri kita untuk bertahan hidup
$MERK
EPS Q3 23: 291,05
EPS Q3 24: 172,00
dengan harga acuan 3.700
EPS Q3 24 (TTM): 278,81
EPS Q3 24 (Ann): 229,34
PER Q3 24 (Ann): 16,13x
BVPS: 1.628,52
PBVR: 2,27x
CEPS: 171,15
DER (hutang berbunga): 0x
---
Kepemilikan Publik: 13%
Saham Treasury: 0%
---
Estimasi EPS LK 24: 230
Estimasi DPR LK 24: 80%
Estimasi DPS LK 24: 185
Estimasi DY LK 24: 5%
---
tingkat akurasi: sedang
---
entry price: 3.690-3.770
---
valuasi: premium
---
PE Band (TTM) - 3 tahun
Mean PE Standart Deviation: 12,82x
Harga Wajar: 3.570
---
PBV Band - 3 tahun
Mean PBV Standart Deviation: 2,66x
Harga Wajar: 4.330
---
PE Band (TTM) & PBV Band - 3 tahun
tingkat akurasinya: sedang
---
$MERK AKAN ADA SAATNYA TEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEERBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANGG
News Update
👉 IHSG sesi I ditutup melemah 0,14% ke posisi no cantik 7,777.
👉 Prabowo mengutus Menlu Sugiono untuk hadir di KTT BRICS di Rusia.
👉 Goldman Sachs Prediksi EURO bisa amblas 10% jika Trump menang Pilpres AS.
👉 Lewat Private Placement, $BNBR konveksi utang menjadi saham senilai Rp855M.
👉 $JAWA sampaikan rencana transaksi material dengan persetujuan RUPS.
👉 Direktur Utama $KUAS membeli 500rb lembar saham Perusahaannya diharga Rp53/saham.
👉 $AMFG sampaikan pemberitahuan penyelenggara RUPSLB di 29 November 2024.
👉 Transisi energi terbarukan, $MERK resmikan instalasi panel Surya PV di atap pabriknya.
$DVLA untuk mengerti cerita net income 2019 kenapa lebih tinggi daripada sekarang
mesti tahu dan tahu benar apa yang menyebabkan penjualan mentok2 aja begitu
kendala DVLA sebenarnya waktu itu sudah ditanyakan di pubex 2021, dan sudah dijawab karena myanmar dan filipina, akhirnya ekspor turun
tapi untuk jelasnya, jika memang fokus DVLA kedepan tidak fokus kepada ekspornya (bukan berarti dihilangkan) seperti yang ditulis di pubex 2024, apakah laba kotor bisa 1.1 T sedangkan SGA expense 800B? karena ini kuncinya profit usaha 300B, yang mana akhirnya net income 200B++
kita kembali pada masa-masa tahun 2019 dan kita compare dengan tahun 2023 punya
ada 3 lini bisnis kalau di Laporan Keuangan DVLA segmennya,
yaitu obat resep yang mana 2023 itu revenuenya 708B, kalau 2019 itu penjualannya 614B - ada pertumbuhan, tapi laba kotornya tidak bertumbuh, tetap 340B-350B seperti tahun2 sebelumnya - jadi yang ini case closed
lalu obat bebas, yang mana tahun 2019, revenuenya 756B tetapi tahun 2023, ada di 961B. Dan karena laba kotor marginnya 55% disini, jadi tumbuh sekitar, 111B, laba kotor 2019, 405B jadi 516 di 2023. Di segmen ini, DVLA akan fokus pertumbuhannya, jadi kalau kita tarik ulur, ke tahun 2033 dengan pertumbuhan 7%, berapakah laba kotornya?
lalu yang terakhir adalah ekspor dan maklon - disinilah yang membuat DVLA keliatannya tidak bertumbuh. Yaitu ketika tahun 2019, penjualannya 442B, sedangkan laba kotornya 226B - yang mana turun akhirnya di tahun 2020, lalu makin turun lagi tahun 2022 - dan akhirnya pada tahun 2023, penjualannya 193B, dengan laba kotor 78B. Ini berarti laba kotornya -150B (dibanding 2019).
Ditambah dengan beban SGA yang naik, dan cenderung sama, akhirnya net income jadinya terpukul.
Maka dari itu, jika memang beban SGA tetap 800B, harusnya laba kotor 1.1T (yang mana laba kotor obat bebas menutup penurunan ekspor).
Lanjutnya, apakah ada waktu dimana, revenue obat bebas naik, tetapi porsi beban penjualan yaitu iklan, yang mana selling expense ini turun? Tentu ada, yaitu pada tahun 2021 dan 2023. 2021 itu beban penjualannya, 622B, dan 2023 itu 589B -- turun, padahal, revenue obat bebas naik, dari 942B di 2021 jadi 961B di 2023.
Ini berarti manajemen sadar betul, akan penurunan ekspor yang menurunkan laba - padahal mereka pingin dividennya tumbuh.
Sampai sekarang juga, dengan beban general dan administrasi yang naik dari 110B tahun 2013 jadi 208B tahun 2023, ini berarti tahun 2033, jadi 400B
lalu jika beban penjualannya tahun 2013 itu 400B, dan 2023nya itu sekitar 600B maka 2024nya, 800-900B (tergantung performa CH).
dan jika memang pertumbuhan obat bebas (customer health), sebesar 7%/tahun itu benar terjadi, maka dari 1T penjualan obat bebas tahun ini jadi 2T, dengan margin 55% - maka menghasilkan 1.1T, anggap porsi laba kotor ekspor sama yaitu 100B, dengan laba kotor obat resepnya 350B. Maka laba kotornya, 1.55T, dengan SGA expense 1.2-1.3T.
Net incomenya, 180-250B, 10 tahun lagi.
Apakah menarik di pegang lama? Bagi saya, tentu menarik. Alasannya karena, memang perusahaan ini diakuisisi untuk dirawat dengan baik, sebagai tempat pembagian dividend, bukan sekedar holding yang tidak menarik uang. Suatu saat nanti, sama seperti banyak perubahan yang ada di dalam hidup ini, begitu juga dengan DVLA. Dari yang tidak mungkin, jadinya mungkin.
Yang penting, bagi saya, ada upside saja. Dari dividend, dari performa bisnis yang menurun, dan market juga tidak ada appetitenya terhadap bisnis seperti ini memang. Liat saja $MERK, 10 tahun revenuenya ngga kemana-mana, tetapi ada sektor yang tetap tumbuh, dan ini harus jadi fokus pemegang sahamnya.
Pada akhirnya, saya beli DVLA untuk CH, beli MERK untuk biopharma, beli $SOHO untuk distribusi dan aliasi, serta ada CH nya juga sebagai bonus
siapa yang tahu, ada kejutan apa dari ketiga ini - semakin banyak sahamnya, dan semakin lama pegangnya semakin mungkin dikasih kejutan. dari kejutan rungkat sampai kejutan kebahagiaan, atau kejutan yang sama-sama saja, lebih baik yang sama-sama saja, dan semoga 3 saham yang saya beli ini, hanya smooth ride. bcs that's all i need
Saham $PYFA masuk kandang suspensi oleh BEI setelah harganya naik 100% dalam 1,5 bulan terakhir. Tapi sebagus apa sih PYFA?
Salah satu anomali di PYFA adalah dia ini perusahaan kecil yang akuisisi Probiotec, perusahaan yang lebih besar. Acuan besar kecil dari rata-rata pertumbuhan revenue dan laba bersih tahuann.
Terakhir, pendapatan Probiotec di 2023 senilai Rp2 triliunan, sedangkan laba bersih sekitar Rp90 miliar - Rp100 miliar.
PYFA itu punya pendapatan belum pernah tembus Rp1 triliun (baru tahun ini nargetin bisa Rp1 triliun setelah akuisisi Probiotec), serta laba bersih nggak pernah lebih Rp50 miliar (kecuali 2022 senilai Rp275 miliar tapi karena dukungan non-core bisnis)
Ya ada yang bilang PYFA juga bagian atau terafiliasi Grup Sinarmas jadi kredibel kali ya. Mungkin bisa dari Rejuve (pengendalinya) atau cara lain, atau malah cuma nyewa gedung di MSIG Sinarmas. Hehe (saya belum bisa konfirmasi detail, tapi beberapa pihak memang ada afiliasinya)
Jadi, setelah konsolidasi bisnis, seberapa menarik saham PYFA sehingga masih bisa diburu saat harga sahamnya masuk gembok suspensi BEI? simak ulasan lengkapnya di sini: https://cutt.ly/BePtpt8K
$MERK $KLBF $SOHO $KAEF
$MERK contrast berbeda dengan $BRAM
IR $MERK ketika saya email langsung jawab ini sangat baik
tapi namanya bisnis obat, jokowi sempet ngomong beberapa tahun silam, mengenai impor bahan baku obat 90% dari china dan india
dan ini memang RESIKO membeli saham perusahaan produksi obat baik yang generik sampai biopharma- masalah kantong dompet impor indonesia
tapi ada pelajaran yang sangat baik disini,
yaitu, meski dijawab emailnya, namanya perubahan bisnis tetap terjadi (misalnya, produksi obat MERK yang turun, jadi untuk cap penjualan, mesti impor)
dan memang penting untuk kita tahu kenapa,
tapi, yang paling penting sebenarnya, adalah untuk kita berfikir, dan bertanya pertanyaan bagus
misalnya, apakah ini masalahnya selamanya, atau tidak
terlepas IR menjawab atau tidak,
kita harus tau, kalau jawaban manusia adalah jawaban sementara
jawaban saat itu
apa yang manajemen lihat, dan nyatakan di annual report, adalah hasil tahun itu
ada masalah lain, yang mungkin kelihatan, maupun tidak
serta solusinya, juga adalah hal yang sulit untuk ditebak, maka dijawab dengan professional
tapi again, perusahaan bagus, bukan dari response IR seperti apa, ataupun jawaban manajemen bagaimana
menurut saya, perusahaan bagus itu, jauh dari itu semua
> perusahaan bagus adalah perusahaan yang mana risk matrixnya dapat dimitigasi semua
ini kunci kesuksesan bisnis
saya sempet berfikir dalam, waktu perjalanan saya kemana-mana
dari perusahaan yang bagi dividend, sampai mereka yang tabung, demi kontrol kualitas hulu sampai hilir, akhirnya saya sadar memang perusahaan berkualitas itu kontrol hulu dengan baik, dan juga hati-hati bermain di hilirnya juga
semua ini hanya dapat di raih, kalau perusahaan itu besar, ada dimana-mana
yang membuat saya suka BRAM adalah ketika tahun 2021 awal, saya beli buku risk intelligent supply chains
saya tau, memang ini perusahaan international, ada dimana-mana, jadi supply chain harusnya bagus
ya memang itu dasarnya
begitu juga MERK disini, mau dia produksi pil lebih rendah, penjualannya tidak jatuh dalam karena bisa impor
Piutang $MERK, Segede Apa?
1. PT Anugerah Pharmindo Lestari.
- Rp 89,03 miliar.
- 40,43% dari total piutang.
- 8,32% dari total aset.
- 11,48% dari total ekuitas.
https://bit.ly/45FDAJu
2. Procter & Gamble Home Products Indonesia.
- Rp 72,94 miliar.
- 33,12% dari total piutang.
- 6,81% dari total aset.
- 9,41% dari total ekuitas.
https://bit.ly/3YGX6Dc
3. Procter & Gamble International Operations SA.
- Rp 22,32 miliar.
- 10,13% dari total piutang.
- 2,08% dari total aset.
- 2,88% dari total ekuitas.
Jika Semua Piutang Ini Macet maka yang akan terjadi adalah:
1. Penurunan Aset. Perusahaan akan kehilangan Rp 159,58 miliar (gabungan dari ketiga piutang utama), atau sekitar 14,91% dari total aset perusahaan. Ini akan mengakibatkan pengurangan besar dalam aset lancar dan memperburuk neraca. https://bit.ly/3YGX6Dc
2. Pengaruh Terhadap Ekuitas. Ekuitas akan berkurang sebesar 23,77% dari nilai piutang macet ini. Hal ini akan secara drastis menurunkan posisi modal perusahaan, sehingga memperburuk rasio leverage dan merusak struktur keuangan. https://bit.ly/3YGX6Dc
3. Penurunan Likuiditas. Dengan piutang sebesar 83,68% dari total piutang macet, perusahaan akan kesulitan membayar kewajiban jangka pendek, dan ini dapat memperburuk likuiditas secara signifikan.
Jadi kalau memang piutang sudah mulai macet maka sebaiknya MERK segera sewa Debt Collector.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2
$MERK Piutang Bermasalah?
Selain laba anjlok, MERK juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 5,41%, dari Rp 498,21 miliar pada 2023 menjadi Rp 471,21 miliar pada 2024 ❌. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penjualan pada segmen consumer healthcare, yang turun sedikit dari Rp 117,25 miliar menjadi Rp 116,58 miliar. Meskipun penurunan ini terlihat kecil, dampaknya signifikan karena segmen biopharma, yang dominan, tidak mampu menutupi penurunan tersebut. https://bit.ly/45FDAJu
Selain penurunan pendapatan, perusahaan juga menghadapi kenaikan beban bunga sebesar 1,45 miliar pada 2024 ❌. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, kenaikan ini menandakan adanya peningkatan utang jangka pendek, terutama kepada pemasok utama seperti Ares Trading SA dan Merck Sante S.A.S. Utang usaha perusahaan melonjak dari Rp 125,03 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 230,26 miliar pada pertengahan 2024, yang meningkatkan biaya bunga yang harus dibayarkan perusahaan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PT Merck adalah kenaikan piutang usaha yang signifikan, yang melonjak dari Rp 101,29 miliar menjadi Rp 183,58 miliar ❌. Kenaikan ini menunjukkan adanya penjualan kredit yang besar kepada pelanggan utama seperti PT Anugerah Pharmindo Lestari dan PT Procter & Gamble Home Products. Meskipun penjualan kredit dapat meningkatkan pendapatan, keterlambatan pembayaran dari pelanggan besar ini menambah risiko arus kas yang lebih ketat. https://bit.ly/3YGX6Dc
Lebih lanjut, perusahaan menghadapi peningkatan penyisihan kerugian piutang, yang hampir dua kali lipat dari Rp 370,62 juta pada 2023 menjadi Rp 704,85 juta pada 2024 ❌. Penyisihan ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan gagal bayar dari beberapa pelanggan besar yang telah memiliki piutang jatuh tempo lebih dari 90 hari. Ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola risiko kredit kepada pelanggan besar.
Selain masalah piutang, PT Merck juga menghadapi masalah dengan persediaan yang meningkat dari Rp 377,20 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 427,16 miliar pada pertengahan 2024 ❌. Meskipun jumlah persediaan bertambah, perusahaan juga harus meningkatkan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dari Rp 6,62 miliar menjadi Rp 11,38 miliar. Ini menandakan bahwa persediaan yang dimiliki mungkin sulit untuk dijual dengan harga pasar yang wajar, yang dapat memengaruhi margin di masa depan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Efek dari semua hal ini adalah peningkatan tekanan pada likuiditas dan arus kas perusahaan ❌. Dengan piutang yang bertambah, persediaan yang berisiko, serta utang yang meningkat, arus kas operasional perusahaan berpotensi terganggu lebih lanjut. Kombinasi dari semua faktor ini memperlihatkan bahwa perusahaan harus fokus pada pengelolaan aset lancarnya untuk memastikan arus kas yang sehat ke depannya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
Anjloknya Laba $MERK Apakah Karena Induk Makan Dalam?
Laporan keuangan PT Merck Tbk per 30 Juni 2024 memperlihatkan sejumlah tantangan keuangan yang cukup serius, yang dimulai dengan penurunan laba usaha sebesar 51,22% dari Rp 118,49 miliar pada 2023 menjadi Rp 57,79 miliar pada 2024 ❌. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku yang diperoleh dari pemasok internasional, seperti Ares Trading SA dan Merck Sante S.A.S, yang memicu kenaikan beban pokok penjualan (COGS) sebesar 8,33% ❌. Kenaikan ini langsung menekan margin laba perusahaan, meskipun pendapatan hanya turun sedikit. Beli bahan baku yang lebih mahal dari afiliasi induk di luar negeri. Apakah ini makan dalam? https://bit.ly/45FDAJu
Selain itu, laba bersih PT Merck Tbk juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, turun 48,37% dari Rp 91,36 miliar pada 2023 menjadi Rp 47,19 miliar pada 2024 ❌. Kenaikan COGS yang tidak diimbangi dengan penurunan biaya operasional lainnya memperparah penurunan ini. Beban penjualan dan administrasi (SGA) meningkat seiring dengan kenaikan biaya promosi dan kompensasi karyawan sebesar Rp 69,19 miliar dari Rp 61,99 miliar pada 2023 ❌, yang turut menekan profitabilitas.
Efek dari tekanan ini juga terlihat pada likuiditas perusahaan, di mana kas dan setara kas menurun drastis sebesar 61,69%, dari Rp 201,44 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 77,19 miliar pada akhir Juni 2024 ❌. Penurunan ini tidak hanya dipicu oleh peningkatan beban operasional, tetapi juga oleh pembayaran dividen tunai sebesar Rp 142,87 miliar, yang sebetulnya tidak mendukung kondisi likuiditas perusahaan yang sudah tertekan ❌. Meskipun membayar dividen merupakan tanda kepatuhan perusahaan kepada pemegang saham, dampaknya memperparah ketersediaan kas untuk operasi sehari-hari. https://bit.ly/3YGX6Dc
Di sisi lain, liabilitas jangka pendek PT Merck Tbk mengalami peningkatan signifikan sebesar 84,15%, dari Rp 125,03 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 230,26 miliar pada Juni 2024 ❌. Peningkatan ini terutama berasal dari utang usaha yang melonjak kepada pemasok utama seperti Ares Trading SA, terkait dengan pembelian bahan baku. Korelasi antara peningkatan utang dan kenaikan COGS sangat jelas di sini, di mana kenaikan biaya bahan baku langsung meningkatkan kewajiban jangka pendek perusahaan.
Sementara itu, arus kas operasional perusahaan mengalami penurunan besar sebesar 71,73%, dari Rp 95,45 miliar pada 2023 menjadi Rp 26,98 miliar pada 2024 ❌. Penurunan ini disebabkan oleh penerimaan kas dari pelanggan yang merosot tajam, yang mungkin mencerminkan perlambatan dalam penjualan atau masalah dalam penagihan piutang. Selain itu, pembayaran kas kepada pemasok yang meningkat memperburuk kondisi ini, menambah tekanan pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi inti. https://bit.ly/3YGX6Dc
Penurunan laba, kas, dan arus kas operasional yang terjadi bersamaan dengan peningkatan liabilitas menciptakan lingkaran masalah yang saling terkait ❌. Kenaikan biaya bahan baku (COGS) yang signifikan berdampak langsung pada peningkatan utang dan liabilitas jangka pendek, sementara penurunan laba bersih dan laba usaha mengurangi ruang bagi perusahaan untuk memperbaiki likuiditasnya ✅. Sementara dividen dibayarkan, keputusan ini mempersempit kas perusahaan yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan operasional atau investasi lainnya ❌. https://bit.ly/3YGX6Dc
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
Masalah Laporan Keuangan $MERK LK Q2 2024
1. Penurunan laba usaha. Laba usaha menurun dari Rp 118,49 miliar pada 2023 menjadi Rp 57,79 miliar pada 2024 ❌. Penurunan signifikan ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan menghadapi tekanan pada profitabilitasnya, meskipun penyebab pastinya perlu dianalisis lebih lanjut. https://bit.ly/45FDAJu
2. Penurunan laba bersih. Laba bersih untuk periode ini juga menurun dari Rp 91,36 miliar pada 2023 menjadi Rp 47,19 miliar pada 2024 ❌. Penurunan laba bersih yang cukup signifikan dapat mengindikasikan masalah dalam efisiensi operasional atau peningkatan beban.
3. Peningkatan beban pokok penjualan (COGS). Beban pokok penjualan meningkat dari Rp 294,49 miliar pada 2023 menjadi Rp 318,99 miliar pada 2024 ❌. Peningkatan ini mungkin menunjukkan tekanan pada margin laba kotor yang dapat berdampak pada profitabilitas jangka panjang. https://bit.ly/3YGX6Dc
4. Penurunan kas. Kas dan setara kas menurun drastis dari Rp 201,44 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 77,19 miliar pada akhir Juni 2024 ❌. Penurunan besar ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tekanan likuiditas.
5. Peningkatan liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka pendek meningkat dari Rp 125,03 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 230,26 miliar pada Juni 2024 ❌. Kenaikan signifikan dalam liabilitas jangka pendek menandakan peningkatan beban utang yang mungkin tidak sehat. https://bit.ly/3YGX6Dc
6. Arus kas operasional yang menurun. Meskipun perusahaan masih menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasional, angkanya menurun dari Rp 95,45 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp 26,98 miliar pada Juni 2024 ❌. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari aktivitas utamanya. https://bit.ly/3YGX6Dc
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$DVLA ada 2 hal yang membuat perusahaan ini lambat
1) Persediaan yang obselete
kalau banyak masuk operating expense, kalau tidak banyak, masuk COGS
karena lewat income statement, dan adanya penurunan persediaan karena obslete, namanya balance sheet adalah aset = liablitas + ekuitas + keuntungan / kerugian dari income statement
jika Aset ada yang obslete, maka bukan liabilitas yang berubah, melainkan rugi/untungnya di tahun itu
2) Diskon
Karena sifatnya seperti cukai bir, yang memotong revenue langsung, tentu ini juga yang membuat DVLA susah dilihat pertumbuhannya
--> Piutang DVLA besar di APL, yaitu distributor obat-obatan
$MERK juga pakai APL
Kalau di balance sheet DVLA, entry APL ada di piutang,
maka di balance sheet APL, entry DVLA adalah hutang usaha (karena yang membiayai DVLA)
sama seperti $SOHO yang punya hutang usaha besar dari berbagai macam principal
1/3