Volume
Avg volume
PT. Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) sebagai general manager dari anak perusahaannya untuk mengelola dan mengendalikan produksi dan penjualan karet, kopi, teh, coklat, kelapa sawit dan hasil pertanian lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 20 Januari 1921. PT Sinar Kasih Abadi adalah entitas induk dan entitas induk utama perusahaan.
$BOLT PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) melaporkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp66,07 miliar pada Kuartal III 2024, turun 37,34% dari Rp105,45 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan perusahaan hingga akhir September 2024 mencapai Rp1,10 triliun, turun 2,65% dari Rp1,13 triliun pada tahun sebelumnya. Beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp913,63 miliar, turun 1,72% secara tahunan. Laporan keuangan ini dirilis di laman IDX pada 23 Oktober 2024.
$WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) mencatat pendapatan usaha sebesar Rp1,33 triliun hingga September 2024, naik 29,1% dari Rp1,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan terbesar berasal dari bisnis precast, yang tumbuh 74,4% dengan kontribusi Rp588,42 miliar, menyumbang 44,1% dari total pendapatan. Beberapa proyek yang disuplai WSBP tahun ini meliputi LRT Jakarta Fase 1B, Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 3A dan 3B, serta Tol Serang-Panimbang.
$JAWA PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), produsen tembakau olahan, berencana meminjam Rp1,25 triliun dari pemegang sahamnya, PT Sarana Agro Investama (SAI). Pinjaman terafiliasi ini diharapkan dapat menekan beban bunga JAWA, dengan potensi penghematan antara 34% hingga 100%. Menurut Harli Wijayadi, Sekretaris Perusahaan JAWA, pinjaman tanpa bunga dan jaminan ini tidak merugikan perusahaan. Jika dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain, yang akan dikenakan bunga sebesar 8,25% per tahun, transaksi ini memungkinkan JAWA menghindari beban bunga signifikan.
News Update
π IHSG sesi I ditutup melemah 0,14% ke posisi no cantik 7,777.
π Prabowo mengutus Menlu Sugiono untuk hadir di KTT BRICS di Rusia.
π Goldman Sachs Prediksi EURO bisa amblas 10% jika Trump menang Pilpres AS.
π Lewat Private Placement, $BNBR konveksi utang menjadi saham senilai Rp855M.
π $JAWA sampaikan rencana transaksi material dengan persetujuan RUPS.
π Direktur Utama $KUAS membeli 500rb lembar saham Perusahaannya diharga Rp53/saham.
π $AMFG sampaikan pemberitahuan penyelenggara RUPSLB di 29 November 2024.
π Transisi energi terbarukan, $MERK resmikan instalasi panel Surya PV di atap pabriknya.
$JAWA LK Q3
1. Pendapatan dan Profit Tipis Banget
Pendapatan Jaya Agra Wattie di paruh pertama 2024 turun jadi IDR 405,7 miliar dibanding tahun lalu yang IDR 446,7 miliar. Mungkin gara-gara harga komoditas seperti karet, kopi, dan sawit yang lagi nggak stabil di pasar global. Nah, beban operasional mereka juga gede banget sampai margin keuntungan tipis banget. Laba kotor cuma 4%, alias mereka struggle banget ngontrol biaya produksi.
2. Rugi Operasional dan Utang Gede
Masalah lain adalah mereka rugi operasional sampai IDR 10,4 miliar dan beban bunga utangnya crazy high di IDR 90,8 miliar. Ini bikin perusahaan makin berat buat maju. Utangnya juga nggak main-main, sampai IDR 2,7 triliun! Bayangin aja, beban bunga sebesar itu bikin mereka kesulitan buat sekadar bertahan.
3. Likuiditas Meper
Cash flow operasional mereka negatif IDR 94,7 miliar, artinya mereka kesulitan ngasilin cash dari bisnis intinya. Duit cash cuma IDR 1,37 miliar per Juni 2024. Dengan kas segitu kecil dan utang segede gunung, rasanya mereka bakal sulit nutup kewajiban jangka pendek tanpa nambah utang lagi. Likuiditas mereka bener-bener seret.
4. Aset dan Utang Bikin Pusing
Aset lancar mereka emang naik jadi IDR 368,5 miliar, tapi sebagian besar terjebak di persediaan dan piutang. Kas kecil, utang gede, ini bikin situasi makin ribet. Mereka bakal terus tergantung sama utang buat nutupin modal kerja, dan itu makin bikin masalah bunga tambah besar.
5. Prediksi Kinerja Ke Depan
Risiko Gagal Bayar: Kalau nggak ada perubahan drastis di struktur utang atau cara mereka operasional, perusahaan bisa ada risiko gagal bayar. Cash flow yang negatif jadi ancaman besar buat masa depan mereka.
Harga Saham Bisa Drop: Dalam jangka pendek, harga saham kayaknya bakal terus tertekan, apalagi kalau investor mulai nggak percaya sama kemampuan mereka buat bayar utang atau balik untung. Tapi kalau mereka bisa beresin masalah utang dan perbaiki cash flow, ada harapan harga saham naik lagi di masa depan.
Diversifikasi atau Efisiensi: Buat survive, mereka perlu cari cara buat diversifikasi produk atau lebih efisien. Jangan terlalu ngandelin komoditas kayak sawit dan karet yang fluktuatif banget, karena itu bikin pendapatan nggak stabil.
Secara keseluruhan, Jaya Agra Wattie lagi ada di situasi yang lumayan risky. Utang gede, cash flow negatif, operasional nggak efisien. Walaupun ada kemungkinan mereka bisa pulih, risiko finansialnya tinggi banget. Jadi, kalau mau investasi di sini, harus siap dengan spekulasi tinggi dalam jangka pendek. Tapi kalau mereka bisa benerin keuangan dan performa, mungkin bisa ada perbaikan di masa depan.
Jadi, ini investasi yang cocok buat yang sabar dan berani ngambil risiko HAHAHAA...