Volume
Avg volume
PT. Indosat Tbk (ISAT) didirikan oleh Pemerintah pada tanggal 20 November 1967 sebagai perusahaan investasi asing untuk menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk membangun, mengalihkan dan mengoperasikan International Telecommunications Satellite Organization, atau Intelsat, stasiun bumi di Indonesia untuk mengakses satelit Intelsats Indian Ocean Region. Perusahaan menyediakan layanan selular, prabayar dan pascabayar, melalui produk merek Indosat Mobile, IM3 yang didukung oleh Indosat dan Indosat Internet, layanan telekomunikasi tetap.
Hari ini pergerakan saham benar-benar nggak textbook sama sekali. Pola teknikal yang biasanya jadi pegangan banyak trader nggak jalan, dan sinyal bandarmologi pun meleset. Bahkan mengikuti broker besar seperti CC yang sering dijadikan acuan juga bukan menjadi keputusan yang tepat. CC pun floating loss di saham $RAJA $ISAT $MBMA dll
Intinya, pasar lagi “nggak normal” dan susah dibaca. Buat yang hari ini akhirnya nyangkut, sabar dulu… semoga di hari Senin nanti kita semua bisa bounce back stronger.
rekomendasi @KulakanSaham di ASRI dan NICL juga nyangkut 😭😭😭
Pengumuman Daftar Peserta E-Auction Frekuensi 1,4 GHz
Dari 7 peserta, 5 punya keterkaitan langsung/indirect dengan emiten di BEI ( $TLKM, EXCL, $ISAT, $WIFI, dan FREN via Sinar Mas).
Netciti Persada menjadi satu-satunya peserta yang benar-benar independen dari emiten besar.
WIFI ikut lelang secara tidak langsung, melalui PT Telemedia Komunikasi Pratama—struktur ini mungkin digunakan untuk fleksibilitas regulasi atau strategi bisnis.
Sinar Mas ikut lewat Eka Mas Republik, sehingga punya dua jalur: lewat merger FREN–EXCL (XLSMART) dan entitas mandiri.
Lelang frekuensi radio 1,4 GHz di Kementerian Komunikasi dan Digital memasuki babak baru. Kementerian telah mengumumkan 7 perusahaan yang resmi mendaftar untuk ikut seleksi penyediaan layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) untuk memperluas jangkauan internet tetap Tanah Air.
D...
katadata.co.id
$TLKM oh mau turunin ritel dulu toh,, siap Ndar,,jika udah pada CL TP silakan gas Ndar..disini pasukan Hold Ndar....
$ISAT $PTRO
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan kabar terbaru ihwal lelang frekuensi 1,4 Ghz. Berdasarkan pengumuman terbaru, terdapat 7 perusahaan yang dinyatakan resmi melakukan pengambilan akun e-auction untuk mengikuti lelang.
Dari tujuh perusahaan yang telah dinyatakan resmi mendaftar ...
katadata.co.id
Lelang frekuensi radio 1,4 GHz di Kementerian Komunikasi dan Digital memasuki babak baru. Kementerian telah mengumumkan 7 perusahaan yang resmi mendaftar untuk ikut seleksi penyediaan layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) untuk memperluas jangkauan internet tetap Tanah Air.
D...
katadata.co.id
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan kabar terbaru ihwal lelang frekuensi 1,4 Ghz. Berdasarkan pengumuman terbaru, terdapat 7 perusahaan yang dinyatakan resmi melakukan pengambilan akun e-auction untuk mengikuti lelang.
Dari tujuh perusahaan yang telah dinyatakan resmi mendaftar ...
katadata.co.id
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan kabar terbaru ihwal lelang frekuensi 1,4 Ghz. Berdasarkan pengumuman terbaru, terdapat 7 perusahaan yang dinyatakan resmi melakukan pengambilan akun e-auction untuk mengikuti lelang.
Dari tujuh perusahaan yang telah dinyatakan resmi mendaftar ...
katadata.co.id
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diproyeksikan naik pada perdagangan saham, Kamis (14/8). Analis merekomendasikan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Astra International Tbk (ASII) hingga PT Indosat Tbk (ISAT).
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan sebelum IHSG akan mel...
katadata.co.id
$CBDK $ISAT CUAN MBMA $VTNY Ntah apa yang merasuki ku hingga pilih emiten ini... ihsg ijo porto konsisten merah kehitaman
$WIFI siapa sih yang gak mau internet murah dan cepat di saat ekonomi lagi begini?
Apalagi tahun depan harus pintar menekan pengeluaran.
$TLKM $ISAT
$TLKM LK Q2 2025: Raksasa yang Lelah?
Membaca laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sudah seperti kebiasaan. Kita, para investor, biasanya sudah menduga isinya; angka-angka besar, untung triliunan, dan kepastian dapat dividen. Tapi, laporan tengah tahun 2025 ini menyimpan cerita lain di balik angka-angkanya. Ini bukan lagi cerita soal pertumbuhan, tapi gambaran jujur sebuah perusahaan besar yang sedang bingung. Pertanyaannya sekarang berubah, bukan lagi soal seberapa besar ia akan menjadi, melainkan mau jadi apa perusahaan ini ke depannya?
Soal pemindahan 52,09% saham Pemerintah ke PT Danantara Asset Management (Persero) memang perlu dicatat. Tapi kalau kita lihat intinya, ini tak lebih dari sekadar memindahkan aset dari saku kiri ke saku kanan celana yang sama. Pemerintah tetap menjadi pengendali utamanya. Justru yang perlu kita pikirkan adalah akibat dari adanya lapisan pengurus baru ini. Apakah tujuannya efisiensi, atau malah bisa bikin pengambilan keputusan jadi makin lama? Di bisnis yang butuh gerak cepat, aturan baru ini malah terasa seperti beban, bukan bantuan.
Sekarang, kita lihat mesin utamanya. Angka tidak pernah berbohong. Pendapatannya turun menjadi Rp73 triliun dari sebelumnya Rp75,2 triliun. Keuntungannya juga ikut turun menjadi Rp10,97 triliun dari Rp11,76 triliun. Penyebabnya ada di bisnis utamanya, yaitu segmen seluler atau Telkomsel. Pendapatan dari segmen ini anjlok dari Rp42,2 triliun menjadi Rp38,9 triliun. Ini bukan masalah sepele, tapi tanda kalau bisnisnya sudah mentok. Zaman enaknya Telkomsel menentukan harga sudah lewat. Sekarang, bisnisnya cuma soal banting-bantingan harga paket data. Pertanyaannya, apa Telkomsel yang sudah biasa nyaman bisa bersaing ketat dengan lawan-lawannya yang lebih lincah?
Harapan lainnya ada di IndiHome. Ada pertumbuhan, memang, meski tipis, dari Rp12,9 triliun menjadi Rp13,2 triliun. Tapi kita perlu lihat lebih teliti. Pindah dari bisnis seluler ke bisnis internet kabel (fixed broadband) yang butuh modal gede itu pertaruhan besar. Setiap sambungan baru IndiHome butuh biaya untuk menarik kabel, menggali tanah, dan mengurus izin. Untuk bisa tumbuh di bisnis ini, biayanya mahal sekali. Apakah Telkom sedang menukar bisnis untung besar yang sudah mentok dengan bisnis baru yang untungnya lebih kecil dan butuh suntikan modal terus-menerus?
Yang anehnya di sini. Saat bisnis utamanya lesu dan butuh banyak uang untuk investasi, Telkom malah tetap bagi-bagi dividen besar sebesar Rp21 triliun pada Juni 2025. Angka ini jauh lebih besar dari keuntungan yang didapat selama enam bulan pertama tahun ini. Ini jelas menunjukkan statusnya sebagai perusahaan negara. Pemerintah butuh uang, dan Telkom adalah sumber andalannya. Akibatnya kelihatan di laporan keuangan. Total utangnya bengkak menjadi Rp145,4 triliun , sementara modalnya malah berkurang. Uang yang seharusnya bisa dipakai untuk memperkuat bisnis malah lari ke kas negara. Ini bukan lagi soal dividen biasa, tapi seperti pajak tidak resmi karena statusnya sebagai BUMN.
Tentu, Telkom tidak akan bangkrut. Arus kas dari operasinya masih sangat kuat, bahkan naik menjadi Rp32,5 triliun. Ini bukti kalau bisnis dasarnya masih sehat. Tapi, punya banyak kas tanpa ada pertumbuhan baru sama saja seperti menunda penuaan. Investasi lain yang belum berhasil, seperti pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang masih mencatatkan kerugian, mengingatkan kita kalau cari sumber uang baru itu susah. Sekarang, pertanyaan buat kita bukan lagi soal harga saham atau keuntungan, tapi soal jati diri perusahaan ini. Sebenarnya Telkom ini perusahaan teknologi, perusahaan layanan publik, atau cuma mesin pencetak dividen untuk negara? Jawaban dari pertanyaan itu akan menentukan nasib investasi kita, lebih dari sekadar laporan keuangan tiap tiga bulan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Tag: $EXCL $ISAT
IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan menguat pada perdagangan Rabu (13/8). Analis merekomendasikan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Astra International Tbk (ASII) hingga PT Indosat Tbk (ISAT).
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, berdasarkan analisis Fibo...
katadata.co.id
STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) resmi menunjuk Sanjay K. G. A. Vaghasia sebagai Direktur. Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Rapat hanya membahas satu agenda, yaitu p...
stockwatch.id
EmitenNews.com - PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) menyampaikan bahwa telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa – RUPSLB (“Rapat”). Rapat yang juga berlangsung secara hybrid tersebut menyetujui satu agenda utama yaitu perubahan susunan Direksi Perseroan, seiring kebutu...
www.emitennews.com
RUPS Luar Biasa $EXCL sudah berjalan dengan baik. Selamat bertugas direktur yang baru diangkat!
Mudah-mudahan kinerja makin baik! Tag emiten telco lain: $ISAT $TLKM