Volume
Avg volume
PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) merupakan bentuk perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) yang didirikan atas joint venture sebuah perusahaan Indonesia (PT. Berkat Indah Agung) dan dua perusahaan Taiwan (Chung Hwa Pulp International Corporation dan Yuen Foung Yue Global Investment Corporation). Di dalam prakteknya, perusahaan Taiwan bertindak sebagai penyedia teknologi untuk proses pembuatan kertas, sedangkan perusahaan Indonesia bertindak sebagai penyedia akses. IKPP didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja di Tangerang pada tanggal 7 Desember 1976. Pada awalnya, di tahun 1977, perusahaan ini hanya memiliki dua buah paper machine ... Read More
yang masalah nya ini bukan harga saham, tapi harga pulp and paper nya broo
lihat tahun 2021, harga pulp and paper naik, harga saham pun naik
$INKP $TKIM
Setelah dicermati, sebagai pemula saya sepakat dengan Pak LKH soal ini. 6 poin ini yang menjaga saya lebih tenang dalam berinvestasi, sebagai rem ketika FOMO dan jauh membuat lebih hati-hati dalam memilih perusahaan. semangat buat sesama pemula di lautan capital market Indonesia
https://cutt.ly/4rnbwCzl
random tag: $BBRI $BMRI $INKP
$TKIM, $INKP Kalau aku sih utk kedua Emiten ini OGAH sentuh. Pelit.
Masih banyak Emiten yg Royal Deviden.
Kalau toh dpt untung hanya mengharap GAIN. Harapan tdk pasti. Banyak Jeblosnya
@magicianseeker setau saya obligasi korporat minimum nya besar Pak, jadi mungkin agak repot klo di masukin ke sekuritas untuk bisa di beli ritel. setau saya sih, ada yg lbh paham kah? tag emiten yg suka keluarin obligasi korporat $INKP
@habibyzm In general, yes
Tanpa fundamental, maka kita beli kucing dalam karung, ga tau kinerja perusahaannya gimana, prospekmya gimana and so on
Random:
$TLKM $INKP $DEWA
$ASII $INKP $SIDO
Kenapa terlalu sering memonitor harga saham memiliki dampak negatif terhadap investor aliran fundamental:
1. Mengaburkan Fokus Jangka Panjang
Pendekatan fundamental berfokus pada kinerja jangka panjang perusahaan—seperti laba, pertumbuhan, manajemen, dan keunggulan kompetitif. Terlalu sering melihat harga saham bisa membuat investor lebih terpengaruh oleh fluktuasi jangka pendek yang tidak mencerminkan nilai intrinsik perusahaan.
2. Memicu Reaksi Emosional
Pergerakan harga harian bisa memicu emosi seperti takut (panic sell) atau serakah (overbuying). Ini bisa menyebabkan keputusan yang impulsif dan bertentangan dengan analisis fundamental yang seharusnya rasional dan tenang.
3. Risiko Overtrading
Sering melihat harga saham dapat menggoda investor untuk sering keluar-masuk pasar, padahal investor fundamental seharusnya menahan saham selama nilai intrinsiknya masih lebih tinggi dari harga pasar. Overtrading juga meningkatkan biaya transaksi dan potensi pajak.
4. Gangguan dari "Noise" Pasar
Harga saham bisa bergerak karena berita jangka pendek, sentimen pasar, atau faktor teknikal. Fokus terlalu besar pada harga membuat investor rentan tertipu oleh "noise", bukan sinyal sejati dari kinerja bisnis.
5. Mengikis Keyakinan terhadap Analisis Sendiri
Fluktuasi harga yang tajam bisa membuat investor mulai meragukan analisis fundamentalnya sendiri, padahal perubahan harga tidak selalu berarti ada perubahan dalam nilai intrinsik perusahaan.
Strategi Tracking Reinvest Dividen (3 - END)
===================================
Part 1: https://stockbit.com/post/18713812
Part 2: https://stockbit.com/post/18713827
Bonus:
Nah, ini saya baru mulai masuk sih, kalo ada yg lebih paham, monggo ya. Kalo dimasukkin saham melulu kan ga ada habisnya tuh jadi saya mulai masuk ke obligasi, jadi sebagian dividen bisa saya beliin obligasi dengan tenor 3 tahun. Selain memastikan 3 tahun duit-nya kekunci di sana, saya juga dapat kupon -- mirip2 duit dikarengkeng tapi dapat duit preman jugaa wkwkwkwk. Btw, kupon obligasi ga kena peraturan reinvest ya, kena flat pajak 10%. Habis 3 tahun, modal obligasi juga bisa saya tarik. Jadi mulai-mulai pisahin duit yg mo digulung terus di saham & duit yg nanti mo ditarik untuk dipakai. Kita bisa invest SBN dan FR dgn mulai nominal sejuta.
Bonus (2):
Yang ngerasa SBN & FR bunganya kekecilan, bisa coba melirik obligasi korporat. Ada yg 6-8% ato bahkan 8-10%, ak contoh pernah liat obligasi $INKP $ISSP dan $ADMF starting modal 5 juta. Tentunya risknya lebih gede daripada obligasi negara loh yaa. Higher risk, higher return. Ga di stockbit sayangnya, stockbit cuma ada obligasi negara. Ko @WellsonLo ga mau masukin obligasi korporat, ko?
Kalo mau instrumen lain gimana, misalnya emas/deposito? Bole bole aja, ingat dilapor aja yaa.
FAQ:
1) Q: Ada minimal gak?
A: ga ada. 100 perak juga dipajakin 10%. Flat. Ni bukan PPH yang ada PTKP.
Lampiran:
(1) xls tracker yg saya pake. Silahkan diubah sesukanya. Liat di sini yah, ga tau kenapa ga bisa upload ke stockbit https://stockbit.com/post/18713880
(2) halaman pertama bagian dividen yg diterima
(3) halaman kedua bagian reinvest
Last but not least, thank you sudah membaca. Koreksi/sharing/comment/pertanyaan dipersilahkan.
1/2
$SMIL Perusahaan Apa Ini?
Request salah satu user Stockbit member di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau suatu hari Pak Toto Bakso Nyangkut tiba-tiba dapat order jumbo dari pabrik makanan beku atau restoran jaringan besar, dan butuh alat berat buat urusan logistik di dapur pusatnya, SMIL alias PT Sarana Mitra Luas Tbk bisa jadi vendor penyelamat yang nggak ribet. SMIL ini bukan tukang jual forklift, tapi spesialis di rental alat berat, terutama forklift dan peralatan material handling lainnya, lengkap sama operator, servis, spare part, bahkan bisa dipesan forklift listrik lithium yang ramah lingkungan dan hening. Bagi pelanggan kayak Pak Toto, ini jelas solusi praktis. Nggak perlu keluar ratusan juta buat beli unit, nggak repot mikir maintenance, dan tinggal bayar bulanan selama kontrak 3–5 tahun. Buat SMIL, ini artinya recurring income, pemasukan stabil, margin tebal, dan model bisnis yang tahan guncangan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Buktinya jelas. Di Q1 2025, revenue SMIL mencapai Rp100,4 miliar, naik 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba usaha melonjak 18% jadi Rp34,3 miliar, dan laba bersih bertahan di Rp27,1 miliar dengan net profit margin tinggi 27%. Gross margin juga stabil di 41,8%, menandakan bahwa biaya pokok sewa alat cukup terkendali dan tidak terdampak signifikan oleh inflasi atau naik-turun bahan bakar. Dari setiap seratus ribu rupiah yang dibayar pelanggan, lebih dari empat puluh ribu masuk sebagai laba kotor. Artinya pricing power mereka kuat, dan efisiensi operasional masih terjaga.
Tapi pertumbuhan di atas permukaan ini ternyata disertai ekspansi besar-besaran yang cukup agresif. SMIL lagi getol memborong forklift baru, terutama jenis listrik. Di Q1 2025 saja, mereka belanja capex Rp30,5 miliar dan tambah uang muka pembelian alat Rp8,3 miliar. Akibatnya, aset tetap naik ke Rp590 miliar (52,9% dari total aset), uang muka pembelian aset melonjak 5.289% jadi Rp4,22 miliar. Ini langkah strategis yang menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi permintaan sewa yang lebih tinggi di paruh kedua 2025. Tapi ekspansi besar ini bikin posisi kas mereka kena tekanan.
Masalahnya, strategi ekspansi ini dibiayai bukan pakai kas internal, tapi lewat utang bank jangka pendek senilai Rp25 miliar dengan tenor 12 bulan. Artinya, forklift yang masa pakainya 8 tahun dibiayai dengan utang yang jatuh tempo dalam setahun. Ini yang disebut mismatch tenor karena aset jangka panjang dibiayai liabilitas jangka pendek. Risiko besarnya adalah kalau bank nggak mau roll over, atau suku bunga naik, maka mereka harus cari dana baru dalam waktu singkat dan itu nggak selalu mudah. Apalagi saat ini arus kas operasi (CFO) mereka jeblok menjadi cuma Rp4,1 miliar, padahal laba bersih Rp27,1 miliar. Jadi secara akuntansi laba mereka kelihatan wah wow banget, tapi duit yang beneran masuk ke kas kecil banget. Rasio CFO/laba bersih cuma 0,15×. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kas mereka bisa seret karena mereka juga bayar vendor besar-besaran. Utang usaha ditekan habis-habisan dari Rp68,2 miliar ke Rp16,9 miliar (-75%), dan ini bikin cash out ke supplier melonjak ke Rp66,6 miliar dalam 1 kuartal. Dari sisi niat, ini bisa jadi strategi dapetin diskon pembelian atau penguatan reputasi ke vendor. Tapi dari sisi cashflow, ini bikin SMIL ngos-ngosan. Ditambah lagi, mereka harus bayar bunga utang yang naik 221% menjadi Rp7,88 miliar. Jadi ada efek domino: bayar vendor → kas turun → butuh utang → bunga naik → net margin mulai tergerus.
Dari sisi pelanggan, SMIL punya keunggulan yang nyata. Mereka udah dipakai oleh Indah Kiat $INKP (24,8% revenue), Oki Pulp $TKIM (6,6%), Pindo Deli, Nabati Food, dan KCC Glass. Total 8 klien besar menyumbang 50,3% pendapatan. Artinya, SMIL dipercaya pemain industri besar yang punya ekspektasi tinggi soal performa alat. Ini juga bikin produk mereka bisa dijual ke calon klien lain dengan lebih mudah, karena bukti sosialnya kuat. Tapi ini juga mengandung risiko yakni ketergantungan pada satu klien besar kayak Indah Kiat bisa jadi masalah kalau kontraknya nggak diperpanjang atau ada renegosiasi yang merugikan SMIL. Konsentrasi revenue tinggi ke satu pelanggan = posisi tawar jadi lemah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita intip valuasi sahamnya, di harga Rp258 per lembar, SMIL diperdagangkan dengan PER 20,8×, PBV 3,0×, dan EV/EBITDA 9,6×. Ini angka yang relatif mahal, apalagi kalau dibandingkan dengan performa kasnya. P/CFO 138×, dan FCF negatif –Rp25,3 miliar. Artinya, investor sedang membayar mahal untuk ekspektasi pertumbuhan yang belum terealisasi di arus kas. Waran Seri I yang mereka keluarkan nyaris nggak ada yang dikonversi (<0,01%), artinya pasar belum terlalu percaya bahwa valuasi ini bisa naik dalam waktu dekat.
Namun, dari sisi struktur modal, SMIL masih tergolong sehat. Net debt cuma Rp77 miliar, kas dan deposito mencapai Rp257 miliar, dan rasio DER hanya 0,45×, jauh dari batas covenant 2,5× di obligasi mereka. Obligasi senilai Rp300 miliar pun dijamin penuh oleh CGIF (Credit Guarantee & Investment Facility), yang bikin bunga mereka relatif rendah (seri A 7,35%, seri B 7,80%).
Sekarang balik ke Pak Toto. Kalau Pak Toto mau pakai jasanya SMIL, beliau akan dapat forklift baru, bisa pilih jenis listrik, plus operator, servis, dan suku cadang, all in one stop service. Jadi tinggal fokus ke operasional bakso skala pabrik, nggak pusing mikirin alat berat. SMIL udah terbukti bisa layani klien besar, artinya ngurusin logistik Pak Toto bukan tantangan yang sulit. Tapi kalau Pak Toto mau nyangkut di sahamnya juga, ya harus siap mental. Karena meski model bisnisnya kuat, recurring, dan margin-nya tebal, kualitas laba mereka belum didukung oleh arus kas yang solid. Investasi jangka pendek di saham SMIL butuh kesabaran dan ekspektasi realistis bahwa return-nya nggak langsung kelihatan sebelum mereka perbaiki arus kas dan struktur pembiayaan.
Jadi, SMIL adalah perusahaan dengan model bisnis yang kuat dan jelas, margin tinggi, recurring revenue, dan klien berkualitas. Tapi dari sisi eksekusi strategi, mereka terlalu agresif ekspansi tanpa kontrol likuiditas yang ketat. Kalau mereka bisa mengatur ulang siklus bayar vendor dan refinance utang jangka pendek ke tenor menengah, perusahaan ini bisa grow dengan solid. Tapi kalau enggak, bisa-bisa mereka tumbuh di atas utang dan kas terus ngos-ngosan. Maka, buat Pak Toto, SMIL bagus buat disewa. Tapi kalau buat ditaruh di portofolio saham? Wajib lihat laporan cashflow dulu, bukan cuma laporan laba. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10