Volume
PT. Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) bergerak di bidang manufaktur serat sintetis (polimerisasi), memutar, memintal, menenun, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Operasi komersial Perusahaan di industri tekstil dimulai pada 1974, dan operasinya dalam polimerisasi dimulai pada 1990. Produk-produk Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri, termasuk Eropa, Asia, Amerika, Australia, dan Afrika. Perusahaan didirikan pada tanggal 6 April 1973, dengan nama PT Harapan Djaja 4 Saudara dengan lokasi pabrik terletak di Bandung. Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan nama dan terakhir sejak 5 Septe... Read More
$HDTX jadi emiten pertama di list force delist tahun ini yang announce TO buyback
Harga TO buyback 200 per lembar
Deadline 18 Juli 2025
$MYRX $NIPS
_Menjemput apestor sebelum Corona Covid-19_
Panasia Indo Resources ($HDTX) Umumkan Rencana Delisting dan Buyback Saham
Sumber: https://cutt.ly/Ke3vKjHF
random: $SRIL $PBRX
HDTX - PT. Panasia Indo Resources Tbk Rp 0 0 (0%) Info Selengkapnya! JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hentikan sementara (suspend) transaksi saham empat emiten karena saham freefloat tidak memenuhi standard minimum 7,5% dari seluruh saham https://cutt.ly/ReXjt50r dihimpun IDN Financials, Rabu (4...
idnfinancials.com
$KARW Equity Defisiency
https://stockbit.com/post/15199064
https://stockbit.com/post/15199110
$SRIL $HDTX $CNTX $ATPK
Studi Kasus Emiten dalam kondisi Ekuitas Defisiensi part 2
$IHSG $SRIL $HDTX $CNTX $ATPK
Defisiensi modal sendiri adalah kondisi dimana kewajiban perusahaan melebihi asetnya. Defisiensi adalah tanda keuangan yang sedang mengalami kesulitan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat melalaikan kewajibannya kepada kreditor. Jika defisiensi aset berlanjut, perusahaan mungkin bisa menuju kebangkrutan.
JAKARTA - Sejumlah emiten di industri garmen dan tekstil diketahui mengalami defisiensi ekuitas sepanjang tahun 2023. Tiga di antaranya yakni, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX), dan PT Century Textile Tbk (CNTX).
Data dihimpun IDN Financials, Kamis (13/6), SRIL mencatatkan defisiensi modal sebesar US$954,82 juta, naik dari periode serupa tahun 2022 sebesar US$781,01 juta. Total aset tercatat US$648,98 juta, turun dari US$764,55 juta dan total liabilitas US$1,60 miliar, naik dari US$1,54 miliar.
Pendapatannya turun menjadi US$325,08 juta, dari US$524,56 juta dan merugi US$174,84 juta, lebih rendah dari kerugian di periode serupa tahun 2022 sebesar US$395,56 juta.
Sementara itu, HDTX mencatat defisiensi modal sebesar Rp92,74 miliar, naik dari Rp77,78 miliar di periode serupa tahun 2022. Total aset dibukukan Rp239,22 miliar, turun dari Rp265,69 miliar dan total liabilitas menjadi Rp331,96 miliar, turun dari Rp343,47 miliar.
Pendapatan usahanya Rp27,90 juta, merosot dari Rp6 miliar dan membukukan kerugian Rp14,97 miliar, dari sebelumnya rugi Rp57,35 miliar.
Kompetitor lainnya, CNTX membukukan defisiensi modal sebesar US$18,81 juta, naik dari US$14,73 juta. Total aset US$33,15 juta, turun dari US$39,80 juta dan total liabilitas US$51,96 juta, turun dari US$54,58 juta.
Pendapatannya sebanyak US$26,76 juta, turun dari US$34,87 juta dan rugi US$4,04 juta, naik dari rugi US$1,55 juta. (LK)
https://cutt.ly/IegwTpUw.
https://cutt.ly/iegwTanG