Volume
Avg volume
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. atau BJBR merupakan perusahaan BUMD dengan bidang usaha perbankan konvensional dan syariah. Bank bjb merupakan salah satu Bank Umum milik Pemerintah Daerah di Indonesia yang memiliki nasabah utama berupa perorangan, karyawan, koperasi, BUMD, dan BUMN. Memiliki jaringan kantor 1 Kantor Pusat,65 Kantor Cabang, 309 Kantor Cabang Pembantu, 340 Kantor Kas, 152 Payment Point, 11 Kas Mobil Keliling, 1.386 ATM bank bjb, 11 Layanan Precious, 6 Sentra UMKM/PESAT, 11 Weekend Banking.
Laporan Bulan April 2025 $BJBR: Laba Nyungsep?
Lanjutan dari diskusi di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Pak Toto, si juragan Bakso Ikhlas Nyangkut yang dulunya ngiderin gerobak bakso dari Waru ke Wonokromo, kini bukan cuma tukang bakso biasa. Ia adalah sosok yang cermat mengatur keuangan, disiplin ngitung margin kuah, dan yang lebih penting melek laporan keuangan. Setelah 12 cabang baksonya sukses merambah Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Gresik, serta jadi investor BJTM, Pak Toto akhirnya mulai melirik Bandung. Tujuannya bukan cuma ekspansi warung, tapi juga investasi. Dan ketika ia melihat dominasi Bank BJB (BJBR) di wilayah Jawa Barat dan Banten, nalurinya sebagai investor langsung tertarik, apakah bank ini layak dijadikan tempat nitip duit, nyari pinjaman ekspansi, bahkan tempat beli saham? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pak Toto mulai menyelami laporan keuangan BJBR per April 2025. Pertama yang dilihatnya adalah total aset sebesar Rp175,84 triliun, dan dari angka itu, Rp116,03 triliun atau 66% adalah kredit yang disalurkan. Secara teori fungsi perbankan, ini sesuai ideal. Bank yang sehat memang seharusnya mengalokasikan asetnya ke kredit produktif, bukan sekadar parkir di surat berharga atau penempatan jangka pendek. Tapi waktu Pak Toto teliti lebih dalam, ia lihat bahwa kredit ini justru turun dari April 2024 sebesar Rp117,55 triliun (-1,3% YoY), bahkan lebih rendah dari Maret 2025 yang sempat tembus Rp118,25 triliun (-1,9% MoM). Artinya, BJBR sedang tidak ekspansif.
Bank yang seharusnya jadi mesin pertumbuhan daerah malah sedang ngerem gas. Bagi Pak Toto yang niat buka cabang Bakso Ikhlas Nyangkut di Cimahi atau Sumedang, ini tanda bahwa cari kredit usaha dari BJBR bisa jadi butuh tenaga ekstra. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu Pak Toto melirik sisi pendapatan. BJBR masih mengandalkan pendapatan bunga sebesar Rp4,59 triliun (naik tipis +1,5% YoY). Tapi beban bunga-nya juga naik ke Rp2,57 triliun (+4,7%), bikin margin makin tipis. Pendapatan bunga bersih (NII) tercatat Rp2,02 triliun, malah turun -2,3% dibanding tahun lalu. Lalu muncul angka yang bikin Pak Toto cemberut: laba bersih BJBR hanya Rp319,52 miliar, padahal di April 2024 masih Rp420,22 miliar. Artinya laba anjlok -24% YoY, dan kalau dihitung dari ekuitas Rp15,97 triliun, ROE-nya cuma 2,0%. Dalam teori perbankan dan investasi, ROE di bawah 10% itu tanda manajemen belum efisien mengelola modal. Buat investor seperti Pak Toto, yang biasa dapat margin bersih 25% dari satu gerobak bakso, angka 2% ini terasa menyedihkan.
Lebih parahnya lagi, di tengah laba yang seret, beban operasional malah naik gila-gilaan. Beban pegawai melonjak dari Rp575 miliar (Maret) ke Rp824 miliar (April) dalam sebulan (+43,3%), dan beban lainnya dari Rp709 miliar ke Rp1,21 triliun (+70,9%). Ini seperti warung bakso yang pendapatannya tetap, tapi pengeluaran buat belanja daging dan gaji anak buah naik dua kali lipat. Dalam teori efisiensi, cost-to-income ratio (CIR) ideal di bawah 50%. Tapi CIR BJBR sekarang sudah mendekati 42% hanya dari sisi non-bunga saja, dan kalau ditambah dengan beban bunga dan cadangan kerugian (CKPN), margin laba makin terjepit. Pak Toto langsung ngomong dalam hati: “Ini bukan bank yang irit, ini bank yang boros tapi gak ngaku.” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu soal likuiditas, keadaannya juga gak begitu segar. Kas turun dari Rp4,70 triliun ke Rp2,91 triliun (-38,1%), penempatan di BI dari Rp13,08 triliun ke Rp7,73 triliun (-40,9%), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga turun dari Rp127,69 triliun ke Rp123,21 triliun (-3,5%) YoY. Rinciannya adalah giro turun -10,7%, deposito -6,6%, meskipun tabungan naik +9,4%. Dana repo juga anjlok dari Rp9,22 triliun ke Rp4,00 triliun (-56,6%). Ini menunjukkan likuiditas makin mengetat. Pak Toto, yang pernah merasakan panik saat kas warungnya tinggal sejuta dan utang belanja belum dibayar, paham bahwa kondisi begini bukan main-main.
Tapi ada satu hal yang bikin dia heran, meski kondisi keuangan begitu, BJBR tetap membayar dividen Rp896,95 miliar. Untungnya, setelah Pak Toto selidiki, dividen itu bukan dari laba kuartal ini yang cuma Rp319 miliar, tapi dari laba full year 2024 yang sebesar Rp1,274,98 miliar, jadi payout ratio-nya sekitar 78,4%, masih wajar secara teori. Tapi dengan laba 2025 yang menurun drastis, payout seperti ini ke depan berisiko tidak bisa dipertahankan.
Lalu datang badai berikutnya yakni dua kasus hukum besar yang menimpa BJBR dalam waktu berdekatan. Pertama, kasus korupsi pengadaan iklan sebesar Rp409 miliar antara 2021–2023, di mana ditemukan selisih Rp222 miliar yang diduga disulap jadi “dana non-budgeter” untuk kickback dan manuver internal. Yang terlibat langsung? Direktur Utama (YR) dan Kepala Divisi Corporate Secretary (WH). Ini bukan soal prosedur, tapi pelanggaran berat terhadap prinsip tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu kasus kedua muncul dari pemberian kredit modal kerja ke PT Sritex tahun 2020, di mana mantan pegawai BJBR berinisial DS ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Kredit itu sekarang macet, dengan tagihan pokok dan bunga mencapai Rp671,79 miliar, dan yang bisa diselamatkan hanya Rp543,98 miliar yang sudah dicadangkan penuh. Artinya, ratusan miliar sudah hangus, bukan cuma rugi keuangan, tapi juga menunjukkan lemahnya sistem risk management bank dalam memberi kredit besar.
Catatan kredit, pembentukan cadangan, dan dividen BJBR semua sesuai PSAK dan regulasi. Tapi secara teori manajemen risiko, efisiensi biaya, governance, dan sustainability, BJBR sedang ada di fase gawat tapi belum darurat. Kredit stagnan, laba menyusut, biaya melonjak, dan tata kelola bermasalah. Kalau gak ada perubahan arah dan reformasi struktural, bukan gak mungkin bank ini bisa nyangkut beneran, dan bukan dalam arti ikhlas”, tapi terpaksa.
Buat Pak Toto, kalau jadi nasabah, masih aman. Jaringan luas, layanan jalan, dan duit tetap cair. Kalau jadi debitur, mesti siap proses ketat dan bunga yang mungkin gak kompetitif. Kalau beli saham, masih bisa buat dividen hunter jangka pendek, tapi jangka panjang penuh risiko.
Tapi kalau jadi komisaris, ini momen emas. BJBR butuh figur seperti Pak Toto, yang ngerti operasional, disiplin biaya, dan berani bikin keputusan gak populer, untuk benahin dapur manajemen dari dalam.
Karena dalam bisnis, baik itu perbankan atau bakso, yang paling penting bukan cuma branding, tapi kepercayaan, efisiensi, dan tata kelola yang bersih. Kalau semua itu dijaga, pelanggan loyal. Kalau dilanggar, ya siap-siap nyangkut permanen. Dan kali ini bukan di mangkok, tapi di neraca. Semua tergantung keinginan Bapak Aing. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
https://stockbit.com/post/18674095
Kawan-kawan tim yang mana?
$BJTM $BJBR $DLTA
Insight 27 Mei 2025
$BJBR pada Q1 mengalami pertumbuhan laba sejak 2022. Semoga ini menjadi awal dari kenaikan harga sahamnya menuju ke valuasi normalnya. Berapa valuasi BJBR?
Harga wajar BJBR di 1500. Harga wajar berdasarkan rata2 PER dalam 3 - 10 tahun yaitu 835 - 1265. Harga wajar berdasarkan rata2 PBV dalam 3 - 10 tahun yaitu 1305 - 2080. Dividen yield saat ini yaitu 9.91%.
Secara teknikal terlihat potensi keluar dari fase downtrend. Coba bayangkan, dividen yield besar dan laba potensi meningkat. Apa tidak menggiurkan??
Disclaimer on bukan ajakan jual atau beli saham. Informasi lebih lanjut bisa cek bio
$BJTM Laporan April 2025: Build Up CKPN
Diskusi hari ini tentang saham BJTM di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Pak Toto, juragan bakso veteran dari Waru yang sejak jualan dari gerobak sampai akhirnya punya 8 cabang dengan branding "Bakso Sakti Nyangkut Pak Toto". Di usianya yang makin matang, dia kepikiran buat Upgrade Skill. Dia lihat Bank Jatim (BJTM), bank kebanggaan daerahnya, dan mulai mikir, “Kalau aku titip duit di sini aman nggak ya? Kalau aku mau buka cabang ke-9 dan ke-10, bisa pinjam dari sini nggak? Atau malah beli sahamnya aja buat tabungan pensiun? Katanya dividend-nya gede, bener nggak sih?” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mari kita temani Pak Toto menyusuri laporan keuangan BJTM per April 2025, yang jadi semacam cermin buat lihat apakah bank ini layak jadi tempat dia titip uang, ngutang, atau nabung saham. Kalau Pak Toto mau jadi nasabah, dalam arti nitipin dana hasil jualan baksonya, kondisi BJTM sejauh ini masih cukup menjanjikan. Dana pihak ketiga (giro, tabungan, dan deposito) naik dari Rp58 triliun di April 2024 menjadi Rp61,3 triliun di April 2025, artinya masyarakat dan instansi pemda masih percaya naruh uang di sini, mirip BJBR. Total aset juga naik dari Rp100,2 triliun menjadi Rp103,17 triliun, atau naik +2,9%. Dana yang mereka tempatkan di Bank Indonesia juga cukup tinggi, Rp18,73 triliun, artinya mereka masih punya bantalan likuiditas yang kuat. Meskipun ada penurunan tajam penempatan di bank lain dari Rp7,53 triliun jadi Rp3,59 triliun (turun 52,3%), secara keseluruhan tidak ada sinyal krisis kas. Artinya kalau Pak Toto cuma mau simpan duit hasil bakso atau pakai rekening payroll buat karyawan, ya ini bank masih sangat layak. Duitnya nggak bakal lari ke mana-mana.
Tapi kalau Pak Toto mulai ambisius dan ingin jadi debitur, situasinya agak kompleks. Di satu sisi, BJTM lagi rajin menyalurkan kredit dengan total kredit yang diberikan naik dari Rp54,25 triliun menjadi Rp63,49 triliun (+17%), yang artinya bank sedang agresif ekspansi intermediasi. Ini sinyal bagus buat pengusaha kecil seperti Pak Toto yang mau ajukan pinjaman buat beli freezer bakso tambahan, motor logistik, atau bahkan buka cabang pakai container. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi, di sisi lain, ada bom waktu yang baru saja meledak di cabang Jakarta yaitu kasus dugaan kredit fiktif senilai Rp569,4 miliar. Kasus ini mulai disidik Kejati Jakarta sejak Februari 2025, dan meskipun belum disebut eksplisit, kerugiannya sangat mungkin sudah mulai ditutup lewat pencatatan kerugian penurunan nilai (impairment). Terbukti, angka impairment BJTM melonjak dari Rp278 miliar di April 2024 menjadi Rp527 miliar di April 2025, naik hampir 89%. Kenaikan sebesar ini bukan hal biasa, dan biasanya akan membuat bank jadi lebih ketat dan selektif dalam menyalurkan pinjaman baru.
Jadi kalau Pak Toto datang sebagai debitur baru tanpa agunan yang solid atau histori pinjaman yang meyakinkan, kemungkinan besar pengajuannya bakal digoreng dulu, dicek bolak-balik, bahkan bisa mental. Tapi kalau Pak Toto udah punya rekam jejak pinjaman sebelumnya yang lancar, masih ada harapan besar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang, gimana kalau Pak Toto punya duit nganggur Rp100 juta dan kepikiran buat beli saham BJTM demi dapat dividen tiap tahun? Nah, ini yang menarik. Dari sisi performa, BJTM cetak laba bersih Rp404,5 miliar di April 2025, naik dari Rp334,9 miliar setahun sebelumnya (+20,8%). Pendapatan bunga naik jadi Rp2,68 triliun, beban bunga terkendali di Rp818 miliar, menghasilkan net interest income sebesar Rp1,87 triliun (+14,7%). Fee dan komisi naik, pendapatan lain juga ikut naik. Bahkan, ekuitas naik dari Rp11,53 triliun ke Rp13,01 triliun. Mereka juga nambah cadangan umum dari Rp538 miliar ke Rp1,68 triliun, ini seperti mereka bangun benteng buat jaga-jaga kalau badai datang. Dari angka-angka ini, BJTM kelihatan kuat dan stabil.
Tapi buat investor kayak Pak Toto, semua angka itu percuma kalau nggak ada dividen. Untungnya, kabar baik muncul di bulan Mei 2025, saat BJTM resmi umumkan dividen untuk tahun buku 2024. Jadi kalau Pak Toto tahan beli sampai pengumuman, dia masih bisa cicipin hasilnya. BJTM dikenal royal dalam bagi dividen, dividend yield-nya bahkan sering tembus 7–9% dalam kondisi normal. Jadi sebagai investor, Pak Toto masih bisa tenang. Tapi tetap ada catatan, kalau kasus kredit fiktif ini terus membengkak dan impairment makin naik, bisa aja dividen tahun depan dikurangi. Di sinilah pentingnya investor retail seperti Pak Toto membaca laporan dan tidak cuma ngandelin rekomendasi grup WA saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari seluruh data itu, bisa disimpulkan kalau laporan keuangan 2025 BJTM memang lebih baik dari 2024. Kredit naik, laba naik, modal makin tebal. Tapi ya itu tadi, perbaikan ini datang bareng luka yang baru mulai sembuh. Kasus hukum besar, risiko kredit bermasalah, ketergantungan pada dana eksternal, dan tekanan likuiditas tersembunyi harus terus diawasi. Kalau Pak Toto mau main aman, jadi nasabah BJTM itu pilihan solid. Kalau mau ekspansi, bisa tapi harus siap berkas dan agunan lengkap. Dan kalau mau jadi investor, BJTM masih menarik, asal sabar dan paham bahwa di balik angka-angka cantik, ada risiko yang harus diperhitungkan. Karena di dunia keuangan, bahkan semangkuk bakso pun bisa tenggelam kalau gak tahu kedalaman kuahnya.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BJBR
1/10
Diskusi dan main ke lapangan langsung :
1. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Dampak: Negatif–Netral
Karena Koperasi Merah Putih memiliki unit simpan pinjam sendiri, ini bisa mengurangi ketergantungan masyarakat desa pada BPR. Apalagi jika bunga koperasi lebih rendah.
BPR swasta kecil kemungkinan akan terdampak paling besar karena pasar mereka sama: desa dan UMKM.
2. Bank Umum yang Fokus ke Mikro dan UMKM
Contoh Saham:
$BBRI (Bank Rakyat Indonesia)
$BJBR (Bank BJB)
BJTM (Bank Jatim)
BTPN Syariah ( $BTPS )
Dampak: Netral–Positif
BRI justru bisa diuntungkan jika diajak kerja sama dengan koperasi (sebagai bank penyalur atau pendamping koperasi).
Tapi jika koperasi lebih mandiri dan tidak banyak melibatkan bank, bisa menggerus pangsa kredit mikro mereka.
3. Bank Digital
Contoh Saham:
ARTO (Bank Jago)
BBYB (Bank Neo)
Dampak: Netral
Karena koperasi menyasar masyarakat desa yang belum terlalu terdigitalisasi, bank digital mungkin tidak langsung terdampak besar kecuali mereka ikut program sebagai mitra.
Kesimpulan:
BPR swasta kecil adalah yang paling berisiko terdampak negatif.
BBRI mungkin terdampak paling besar di antara bank besar, tetapi bisa berubah menjadi positif jika mereka ikut sebagai mitra koperasi.
Dampaknya masih tergantung implementasi teknis: apakah koperasi bersifat tertutup dan mandiri, atau terbuka dan bermitra dengan perbankan.
Setiap Koperasi Merah Putih (Kopdes) dapat mengajukan pinjaman modal usaha dengan plafon antara Rp3 miliar hingga Rp5 miliar, tergantung pada kebutuhan dan kelayakan usaha koperasi tersebut.
💰 Rincian Pendanaan
Plafon Pinjaman: Rp3 miliar hingga Rp5 miliar per koperasi.
Sumber Dana: Pinjaman dari bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN.
Tenor Pinjaman: Hingga 10 tahun, disesuaikan dengan kesepakatan antara koperasi dan bank pemberi pinjaman.
Skema Pencairan: Dana tidak diberikan dalam bentuk uang tunai langsung, melainkan dalam bentuk barang atau pembayaran langsung kepada penyedia barang/jasa sesuai kebutuhan koperasi. Misalnya, jika koperasi membutuhkan kendaraan operasional, bank akan membayar langsung kepada dealer kendaraan tersebut.
Proses Pengajuan
Musyawarah Desa Khusus (Musdesus): Desa atau kelurahan mengadakan musyawarah untuk membentuk koperasi dan menyusun rencana usaha.
Pendaftaran dan Legalitas: Koperasi didaftarkan secara resmi dan memperoleh badan hukum.
Pengajuan Proposal: Koperasi mengajukan proposal usaha kepada bank Himbara untuk mendapatkan pinjaman.
Verifikasi Bank: Bank akan melakukan verifikasi terhadap proposal dan kelayakan koperasi sebelum menyetujui pinjaman.
Penting untuk dicatat bahwa pinjaman ini bukan hibah; koperasi berkewajiban mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
1/2
$BJTM sptnya akan mirip $BJBR , saat cumdate harga malahan turun dan saat exdate harga turun setara dividen dan akan jalan ditempat berminggu2... apalagi LK blm keluar... kl hasil jelek malahan bisa nyungsepp... kl kuat bertahan beli aja skrg...
$BJBR
KDM ini punya banyak fans die hard yg real banget. Terlepas dari segala kontroversi, KDM punya kemampuan dalam public speaking yang memikat dan persuasif.
Untuk konteks BJB, keberadaan KDM justru jadi brand ambasador paling memikat untuk warga Jabar mau menabung di BJB. Karena logikanya memang benar, pertumbuhan BJB akan kembali profitnya bagi warga Jabar, provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia.
Untuk konteks perkembangan, dari laporan Ke BEI terakhir sudah dikatakan bahwa kredit macet di Sritex sudah dicadangkan penuh ke CKPN. Artinya kredit macet Sritex ke depan sudah tidak akan berpengaruh lagi ke EPS, ini memberi kepastian bagi investor yg mengharapkan dividen tahun depan. Dari segi bisnis non bank, ada pengalihan uang dalam jumlah besar sekitar 8T ke obligasi. Porsi kepemilikan obligasi tumbuh dari 30T ke 38T. Ini jadi pilihan strategis manajemen di kala pendapatan bunga terus tergerus oleh beban bunga.
Apakah strategi pembelian surat berharga efektif? Dari laporan laba komprehensif terlihat ada peningkatan signifan laba komprehensif 700an Milyar dan ini berpotensi terus tumbuh ketika harga obligasi mengalami kenaikan akibat penurunan suku bunga oleh BI.
1/5
BJB bank aing, BJB nu aing.
Marketing terus lewat YouTube dan Tiktok KDM.
Efisiensi dapet, nasabah baru dapet.
https://cutt.ly/vrviTKPC
$BJBR
$BJBR inilah alasan saya katakan di luar teknikal
https://cutt.ly/QrvrPh6Z
dari 2018 dulu ga mau ini saham karena selain ga syariah juga terkesan kampungan..
sekarang jadi mendominasi porto saya.
suatu saat saya berharap selebrasi dari dua hal:
1. gain capital
2.penghormatan atas kemegahan polapikir Bapak Aing.
perhatikan menit 01.13, bapak aing mere clue🤣. plus teu nyangka bapak aing oge merhatikeun harga saham
$BRIS Memahami BRIS versi Saya.
BRIS Ini secara perusahaan Growth nya luar biasa. Bisa dikatakan pemain terbesar di market perbankan Syariah.
Apakah lantas saya membeli saham di ini di harga berapapun. TIDAK.
Pertama Dividen yg ditawarkan sangat kecil contohnya tahun ini 0.77% lebih rendah dari bunga tabungan.
Karena sekiranya saya belum punya barang, saya hanya akan beli ketika terjadi Anomali, contohnya Case HALT IHSG or berita sebelumnya saat BSI Diretas hacker. Harga saham terdiskon besar. Dalam hal ini saya serok dengan FLOATING GAIN 37.79%.
Disaat itulah saya rasa baru layak untuk saya serok.
Saya berperan seperti Sniper yang siap menembak begitu Momentum pas tiba. Menggunakan alokasi porto yang 30%.
Harapan berikutnya, ketika BSI mulai menaikkan DIVIDEN di atas Deposito. Maka teknik & pergerakan Market akan berubah, seiring kenaikan Dividen yang entah kapan terjadinya.
$BJBR$BJTM
siap2 pengusaha yang gak bisa bayar hutang ke bank negara $BBRI $BJBR bisa ditangkap seperti bosnya $SRIL , *kalau udah dpt pinjaman ya dipakai untuk menyehatkan perusahaan
mantep $BJBR kasus korupsinya udah kasus kredit $SRIL udah ok,di tunggu kelanjutannya,menjadi bank daerah yang solid..Senin mudah2 turun biar bisa serok kwkwkwkkwkwokk
dividend investor here, tetap butuh likuidity kalau pengen exit,
waktu nyadar $BJBR murah krn emang murahan, saya butuh dua thick buat exit.
waktu nyadar going concern $MBAP bermasalah saya terpaksa nyicil keluar sampe 4 hari, entah di berapa thicks. yg paling parah waktu nyadar performa $DLTA gembel dibanding pesaing, saya sampe ngegoyangin harga -5.5%!.
alasan2 likuiditas inilah yg akhirnya saya keluar dari AMAG.
sekarang, barang saya yg paling kering cuma PANS.. better sih,ga sekering yg dulu2..
Kebanyakan saham2 yg devidennya besar tapi pemegang sahamnya lebih banyak Lokal dibanding asing, harga sahamnya cenderung "ANTENG" saja , seperti $BJBR $POWR $BJTM BAYU ADMF. Emiten2 ini tidak cocok bagi yang sering2 lihat pergerakan harga.
Iseng2 melihat kembali jejak perjalanan harga $BJBR (saudaranya $BJTM) dari RUPS sampai hari ini.
16/4 2025 875 (RUPS, dividen 85,25 = 9,7%)
25/4 2025 955 (cumdate, + 9,1%)
28/4 2025 870 (exdate)
23/5 2025 875
Sesudah RUPS kemarin, apakah harga $BJTM akan bergerak semacam itu, tak ada yang tahu. Kita lihat saja bagaimana nanti.
$PBRX vs SRIL: Sama - sama Gagal Bayar Utang, Mengapa Hanya Petinggi SRIL yang Dipenjara?
Kasus gagal bayar di dunia tekstil Indonesia melibatkan banyak perusahaan tapi yang listing di bursa ada dua nama besar yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Keduanya menghadapi tekanan keuangan berat, utang jumbo, dan penurunan penjualan ekspor. Tapi meskipun sama-sama terjepit, reaksi hukum terhadap keduanya sangat berbeda. Petinggi SRIL seperti Iwan Setiawan Lukminto sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Rumahnya digeledah, dokumen disita, bahkan aset pribadi mulai ditelusuri. Di sisi lain, manajemen PBRX tetap menjalankan operasional, menghadiri RUPSLB, dan belum ada indikasi penyelidikan pidana. Ini bukan soal siapa lebih buruk secara bisnis, tapi soal struktur hukum dan pembuktian dalam koridor hukum pidana. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Berdasarkan data resmi dari laporan Kejagung dan pemberitaan yang terverifikasi, kasus SRIL bermula dari dugaan penyalahgunaan fasilitas kredit dari bank BUMD, yaitu Bank DKI dan Bank $BJBR, masing-masing senilai Rp149 miliar dan Rp543 miliar. Total kerugian negara yang dihitung mencapai Rp692 miliar. Berdasarkan hasil penyidikan, dana kredit yang seharusnya digunakan untuk modal kerja, diduga justru digunakan untuk membayar utang lama dan bahkan untuk pembelian aset non-produktif, termasuk tanah pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha SRIL. Perbuatan ini memenuhi unsur melawan hukum, karena menyalahi perjanjian kredit serta mengalihkan dana ke tujuan yang tidak sah. Karena melibatkan bank milik daerah (BUMD), maka secara hukum, kerugian ini dikategorikan sebagai kerugian negara menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sebaliknya, jika kita telaah struktur pembiayaan di PBRX, pinjaman yang mereka peroleh mayoritas berasal dari bank swasta dan bank asing, seperti HSBC, UOB, Citibank, Permata, Maybank, dan CIMB Niaga $BNGA, yang tergabung dalam sindikasi internasional. Tidak ada keterlibatan bank BUMN atau BUMD dalam fasilitas kredit utama mereka. Maka, kerugian yang terjadi akibat default atau restrukturisasi utang tidak dapat dikategorikan sebagai kerugian negara, melainkan kerugian komersial privat, yang tunduk pada mekanisme perdata dan bisnis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PBRX sendiri mengakui melalui laporan keuangannya bahwa mereka mengalami gagal bayar, dan kemudian mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) yang disetujui pengadilan dan mayoritas kreditur. Dari proses PKPU inilah muncul laba bersih besar USD 94,7 juta, yang bukan berasal dari penjualan, tapi dari item “gain on modification of financial liabilities” sebesar USD 92,6 juta. Artinya, setelah utang direstrukturisasi, selisih antara utang lama dan nilai utang baru yang lebih ringan diakui sebagai keuntungan. Hal ini sepenuhnya diperbolehkan dalam PSAK 71 dan tidak melanggar hukum selama disetujui para kreditur. Semua transaksi itu dilaporkan dalam LK yang diaudit.
Jika kita runut data dari laporan PBRX per 31 Maret 2025:
⏩Pendapatan anjlok dari USD 92,2 juta menjadi USD 51,8 juta (-43,8%).
⏩Gross margin menyempit menjadi 7,9%.
⏩SGA meningkat jadi USD 5,95 juta, dengan mayoritas ke jasa konsultan restrukturisasi.
⏩Cash flow operasional negatif: USD -8,47 juta.
⏩Piutang pihak berelasi tidak tertagih: USD 32 juta, termasuk ke PT Teodore Pan Garmindo, PT Victory Pan Multitex, dan dua individu (Handy dan Eugene).
Tapi semua itu dicatat dan dijelaskan, dan belum ada bukti bahwa uang tersebut mengalir ke aset pribadi pemegang saham seperti di kasus SRIL.
Jadi, pertanyaannya adalah apakah ada pelanggaran hukum di PBRX? Sampai data Q1 2025 dan berdasarkan laporan resmi, jawabannya adalah belum terbukti. PBRX memang dalam kondisi rawan karena utang besar, revenue anjlok, piutang macet, bahkan OWK yang berpotensi mendilusi saham publik secara masif. Tapi mereka masih beroperasi dalam koridor hukum karena tidak ada dana bank pemerintah yang diselewengkan, tidak ada penggunaan dana kredit untuk aset pribadi, dan proses restrukturisasi dilakukan dengan kesepakatan para kreditur.
Sementara di SRIL, dari bukti penyidikan yang dikumpulkan Kejaksaan Agung, ditemukan adanya pengalihan dana secara melawan hukum, keterlibatan pejabat bank, hingga ketidaksesuaian pemeringkatan kredit dengan realisasi pencairan. Maka wajar jika kasusnya naik ke pidana. Tapi di PBRX, semua cacat bisnis, sebanyak dan seserius apapun, selama tidak menyentuh kerugian negara atau pelanggaran perjanjian kredit, maka tidak cukup alasan untuk proses pidana. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mirip Bentjok dan Heru Hidayat waktu itu, mereka goreng saham pakai duit Asabri dan Jiwasraya akhirnya kena tangkap deh. Duit negara jangan pakai goreng saham. Kecuali sudah ada UU yang membolehkan goreng saham tanpa diperiksa KPK. Danantara? Let's see.
Jadi perbedaan utama antara SRIL dan PBRX bukan soal besarnya utang atau parahnya kerugian, tapi pada asal dana dan peruntukan kredit. SRIL kena karena menggunakan uang negara dan menyalahgunakannya. PBRX selamat karena hanya menimbulkan kerugian bisnis kepada pihak swasta, dan masih menjalankan prosedur legal formal secara utuh. Maka wajar jika hukum memperlakukan keduanya secara berbeda. Dalam negara hukum, kerugian bukan kejahatan, kecuali disertai niat jahat dan pelanggaran hukum yang sah terbukti.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
Kredit ratusan miliar dari $BJBR ke $SRIL cair mulus, padahal laporan keuangan Sritex udah megap-megap.
Analisa risikonya? Mungkin pakai feeling. Agunannya? Entahlah.
Uangnya? Bukan buat produksi, tapi buat beli tanah dan bayar utang lama 😂
Hebat…
Saat publik makin susah dapat akses permodalan, justru perusahaan bermasalah bisa pijak bank daerah buat bertahan sambil seret uang rakyat juga.
LUMAYAN
SEGINI NILAI DIVIDEND $BJTM TAHUN BUKU 2024
Hasil resmi dari RUPS yang diselenggarakan tadi siang, perusahaan telah memutuskan akan membagikan dividend senilai 54,71/lembar saham.
Dengan harga terbaru saham di angka 565, maka dividend yield selama setahun menyentuh angka 9,5%.
Gimana para investor?
Sudah puas dengan kinerja perusahaan ini & keputusan pembagian dividend?
$BJBR $BNGA
@ekafirmansyah542
Sepertinya benar $BJBR perfect?
Tapi kenyataan berkata lain.🤔😅
benar TDK tergantung komoditas, tapi tergantung suku bunga acuan, dan masih banyak indikator ekonomi lainnya.?🤔😅
usaha bertumbuh, tapi harga TDK ikut tumbuh ke atas, tapi tumbuh ke bawah?🤔🤭
Pbv rendah, belum tentu murah, tergantung ROE nya?
kalo ROE tetap rendah (performa management TDK membaik), jgn pernah berharap pbv nya bisa naik Banyak.
Maka percuma pbv yg rendah tersebut, Krn akan selalu rendah.🤔🤭😂😅
$TAPG $BSSR