Volume
Avg volume
ADHI awalnya didirikan pada tahun 1960 sebagai perusahaan pemborong milik Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Architecten-Ingenieurs en Aannemersbedrijf, yang kemudian dinasionalisasi melalui Peraturan Pemerintah No. 2/1960 dan dilebur pada tahun 1961 menjadi P.N. βADHI KARYAβ dengan pengalihan seluruh hak, kewajiban, perlengkapan, kekayaan, dan usahanya. Selanjutnya, pada tahun 1971, PN ADHI KARYA diubah menjadi perusahaan perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41/1971. Kemudian ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Maret 2004, yang melatarbelakang... Read More
buset $ADHI ternyata time frame nya harus lebih panjang, narik garis make chart weekly emg confirm elliot wave ke 5. happy cuan dah yg masuk dr senen kemarin
ulasan : https://stockbit.com/post/18656861
Teknikal View $ADHI
ADHI mulai berbalik arah setelah downtrend panjang, ditandai dengan breakout harga di EMA 20. Volume perdagangan juga meningkat, mengonfirmasi minat beli. Harga saat ini menguji area resistance 264.
Jika harga mampu bertahan di atas 252, potensi kenaikan menuju 264 - 268. Jika gagal, bisa ke arah 252
Disclaimer On
Follow Stockbit kami untuk dapat info lebih awal
Pembahasan lengkap $ADHI $ANTM $BRPT di https://cutt.ly/mrvF9VPf
Analisis Lengkap Saham $PTPP : Potensi, Risiko, dan Strategi
1. Sekilas tentang Perusahaan
PT PP (Persero) Tbk atau lebih dikenal sebagai PTPP adalah salah satu BUMN yang bergerak di sektor konstruksi dan investasi. Berdiri sejak 1953, perusahaan ini kini memiliki sejumlah anak usaha seperti PP Properti, PP Presisi, PP Urban, dan PP Infrastruktur, yang masing-masing berfokus pada lini bisnis berbeda di bidang properti, teknik presisi, pembangunan kota, hingga infrastruktur.
2. Update Harga Saham (per 26 Mei 2025)
Harga Terakhir: Rp 448
Harga Tertinggi 52 Minggu: Rp 525
Harga Terendah 52 Minggu: Rp 216
Rasio P/E: 7,28x
EPS: Rp 61,50
3. Kinerja Fundamental
Kinerja Q1 2025:
Pendapatan perusahaan turun dari Rp 4,6 triliun (Q1 2024) menjadi Rp 3,5 triliun. Laba bersih ikut menyusut dari Rp 94,6 miliar menjadi Rp 59,38 miliar. Meski sempat melonjak 176% YoY di Q1 2024, tren Q1 2025 menunjukkan perlambatan.
Kinerja Tahunan 2024:
Laba bersih 2024 mencapai Rp 415,65 miliar, turun 13,65% dibandingkan tahun 2023 (Rp 481,37 miliar).
Rasio Keuangan:
P/E 7,28x: Masih sesuai dengan rerata sektor konstruksi berat (sekitar 7,45x).
P/B 0,23x: Tergolong rendah, membuka peluang bahwa saham ini undervalued.
EPS Rp 61,50: Mengindikasikan adanya tekanan pada laba.
Dividen: Tidak dibagikan untuk tahun buku 2024.
4. Tinjauan Teknikal
Tren Harga:
1 bulan: +24,56%
6 bulan: +5,97%
YTD: +26,79%
1 tahun: +16,39%
5 tahun: -33,95%
Saat ini, harga PTPP (Rp 448) sudah jauh di atas titik terendah 52 minggu, tapi masih cukup jauh dari titik tertingginya.
Indikator Teknikal:
Moving Averages: Memberi sinyal beli kuat.
Oscillator: Cenderung netral.
Range 90 hari: Rp 216 - Rp 484.
5. Kabar Terbaru & Faktor Eksternal
Kontrak Baru:
Q1 2025: Rp 6,27 triliun (+32% YoY)
Mei 2024: Rp 8,9 triliun
Total 2024: Rp 27,09 triliun (87,19% dari target Rp 32 triliun)
Target 2025: Rp 28 triliun (+11% YoY)
Divestasi Aset:
PTPP berencana melepas dua aset milik BUMN Karya senilai sekitar Rp 3 triliun. Beberapa investor asing disebut berminat. Strategi ini bisa memperkuat likuiditas dan mengurangi beban utang.
Proyek Strategis:
BSI Tower: Ditargetkan selesai Juni 2025
Stasiun Tanah Abang: Sudah 98,88%
Proyek IKN: Beberapa tahap sudah rampung (KIPP, Dermaga, Jalan Sumbu Kebangsaan)
Istana Negara dan Lapangan Upacara: Progres 69,4%
Bali International Hospital: Ditargetkan mulai beroperasi di Kuartal II 2025
Restrukturisasi BUMN:
PTPP kemungkinan besar akan bergabung dengan PT Wijaya Karya (WIKA) dalam holding Danantara, sebagai bagian dari efisiensi sektor BUMN karya. Ini bisa membawa perubahan besar dalam struktur perusahaan.
Pembayaran Utang:
Pada April 2025, PTPP melunasi obligasi dan sukuk sebesar Rp 200 miliar, memperlihatkan komitmen terhadap manajemen keuangan yang disiplin.
6. Peluang, Risiko, dan Rekomendasi
Peluang:
Kenaikan kontrak baru menandakan momentum pertumbuhan pendapatan.
Keterlibatan di proyek IKN menjadi katalis jangka panjang.
Divestasi aset bisa memperkuat posisi keuangan.
P/B ratio rendah berpotensi menarik minat investor value.
Risiko:
Penurunan laba di awal tahun bisa jadi sinyal tekanan operasional.
Utang tinggi (Rp 41,1 triliun) memerlukan pengelolaan cermat.
Sektor konstruksi sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi.
Tidak ada dividen tahun 2024.
Proses merger yang belum jelas bisa menimbulkan ketidakpastian.
Rekomendasi:
Investor Jangka Panjang: Amati perkembangan proyek IKN, divestasi aset, dan dinamika merger. P/B ratio rendah bisa menarik, namun tetap perhatikan risiko utang dan penurunan laba.
Trader Jangka Pendek: Perhatikan level support di Rp 420-430 dan resistance di Rp 450-480. Fluktuasi harga cukup tinggi, jadi penggunaan strategi manajemen risiko sangat disarankan.
$ADHI $AADI
News Update
π IHSG sesi I ditutup melemah 0,80% ke level 7,156.
π Indonesia dan China sepakati MoU untuk kawasan industri Batang-Bintan.
π Pemerintah akan berikan subsidi untuk gaji dibawah Rp3,5jt tahun ini.
π WEGE sampaikan rencana membagikan deviden tunai sebesar Rp0,71/saham.
π $ADHI telah melunasi pokok Obligasi senilai Rp1,28T.
π BBTN syariah jajaki kemitraan dengan Islamic Development Bank fasilitasi kepemilikan rumah.
π $ELSA bersiap untuk membagikan deviden sebesar Rp39,11/saham.
π Basis Energi Prima melepas seluruh kepemilikan saham $SINI di harga Rp3,800.