$ADRO LK Q3 2025: Hariyadi Strikes Back
Lanjutan postingan di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Beberapa waktu lalu publik dikejutkan oleh kabar dugaan korupsi Pertamax oplosan dan penjualan solar di bawah harga pasar. Salah satu nama besar yang terseret dalam arus rumor itu adalah grup ADRO, setelah salah satu petingginya sempat diperiksa oleh Kejaksaan sebagai saksi. Kabar itu sempat mengguncang ruang diskusi pasar tetapi menariknya ADRO justru memilih sikap defensif elegan, tidak bereaksi berlebihan. Mereka langsung mengeluarkan Keterbukaan Informasi resmi yang menyatakan bahwa isu tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap operasional maupun keuangan perusahaan. Dengan kata lain ADRO menegaskan bahwa mereka tidak merasa bersalah dan menolak mengakui kasus itu sebagai sengketa hukum yang relevan dalam laporan keuangannya. Secara hukum langkah ini cerdas, secara reputasi berisiko, tapi secara strategi ini menunjukkan ADRO memilih jalur konfrontasi diam diam. Mereka tahu bahwa dalam dunia bisnis energi persepsi bisa lebih berbahaya daripada bukti. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Namun di balik pembelaan tenang itu, laporan keuangan ADRO per LK Q3 2025 tetap menyimpan satu kasus hukum besar yang diakui secara terbuka, gugatan lahan bernilai triliunan rupiah yang bisa dalam skenario terburuk mengguncang laba dan ekuitas mereka. Kasus ini mungkin tidak seviral isu solar, tapi jauh lebih serius secara finansial karena menyangkut potensi beban Rp3 triliun yang bisa langsung menguap dari saldo laba jika kalah di tingkat banding.
Gugatannya diajukan oleh individu bernama Hariyadi ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 4 September 2024, dengan tuduhan bahwa ADRO dan beberapa entitas anaknya yaitu PT Laskar Semesta Alam (LSA), PT Saptaindra Jasa Indonesia Sejati (SIS), dan PT Semesta Centramas (SCM), telah menguasai dan memanfaatkan lahan tanpa hak. Total nilai tuntutan mencapai Rp3 triliun plus denda keterlambatan Rp5 juta per hari bila putusan tidak dijalankan tepat waktu. Ini bukan gugatan main main, melainkan gugatan yang bisa memengaruhi persepsi hukum, integritas korporasi, dan nilai pasar. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pada 22 September 2025 pengadilan memutuskan menolak gugatan untuk seluruhnya, tapi belum sempat ADRO bernapas lega, penggugat langsung mendaftarkan banding pada 3 Oktober 2025. Artinya risiko masih hidup dan menggantung di atas kepala ADRO. Perusahaan memang menyatakan bahwa kemungkinan dampaknya terhadap kondisi keuangan tidak material, namun secara objektif potensi beban Rp3 triliun tidak bisa diabaikan.
Secara akuntansi jika banding berbalik arah dan ADRO kalah maka nilai gugatan itu harus diakui sebagai beban satu kali (one time expense) dalam laporan laba rugi periode tersebut. Dampaknya langsung menggerus laba bersih dan menekan saldo laba belum dicadangkan yang mencapai 3,2 miliar dolar AS per 30 Juni 2025. Beban ini akan mengalir langsung ke ekuitas, menurunkan nilai perusahaan di mata investor. Fakta bahwa belum ada provisi yang diakui menunjukkan bahwa manajemen menilai probabilitas kekalahan masih kecil. Tapi dalam dunia litigasi yang kecil pun bisa membesar hanya karena satu pasal.
Risikonya tidak berhenti di laba rugi. Jika ADRO kalah, sebagian aset tetap dan properti pertambangan bisa terkena dampak. Sengketa ini berkaitan dengan lahan operasional, sehingga jika pengadilan memutuskan lahan tersebut bukan milik ADRO atau anak usahanya maka mereka harus menghentikan pengakuan (derecognition) atas aset terkait atau mencatat rugi penurunan nilai (impairment loss). Dengan total aset tetap mencapai 2,15 miliar dolar AS per 30 September 2025, bahkan sedikit saja yang terdampak sudah bisa menimbulkan kerugian signifikan di laporan keuangan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Selain gugatan lahan ADRO juga memikul risiko hukum lain yang bersifat regulatif dan pajak. Salah satunya adalah kewajiban reklamasi dan penutupan tambang, sebuah liabilitas yang diatur ketat oleh pemerintah. ADRO wajib memulihkan area tambang setelah kegiatan eksploitasi berakhir, dan perubahan estimasi biaya atau diskonto bisa mempengaruhi langsung laba rugi. Jika kewajiban meningkat maka laba turun, jika biaya turun tapi lebih kecil dari nilai tercatat aset bisa muncul rugi tambahan. Risiko ini tidak spektakuler seperti kasus korupsi atau gugatan hukum, tapi justru lebih mematikan karena bersifat laten dan muncul dari perhitungan internal yang bisa berubah seiring kebijakan baru.
Sementara itu risiko perpajakan juga mengintai dari balik sistem self assessment. Semua angka pajak yang dilaporkan ADRO bisa dikoreksi oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam lima tahun. Setiap koreksi dapat langsung memotong laba bersih melalui tambahan beban pajak, sekaligus mengubah nilai aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan. ADRO sendiri secara jujur mencatat adanya ketidakpastian dalam penentuan kewajiban pajak yang berarti mereka mengakui potensi masalah meskipun belum ada perselisihan yang tercatat. Ini bukan pengakuan kesalahan tapi bentuk kewaspadaan yang cerdas.
Jika semua risiko ini dikumpulkan terlihat jelas bahwa ADRO sedang bermain di lapangan hukum dan regulasi yang licin. Mereka tidak hanya menghadapi gugatan lahan bernilai triliunan tetapi juga bayangan risiko lingkungan dan pajak yang bisa sewaktu waktu muncul. Namun menariknya ADRO tetap mempertahankan nada optimistis, kemungkinan besar tidak akan ada dampak material. Kalimat itu terdengar seperti formula standar, tapi bagi investor yang jeli justru menjadi sinyal bahwa perusahaan sedang berjalan di garis tipis antara keyakinan dan potensi bencana finansial. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dalam konteks lebih luas, isu hukum yang menimpa ADRO menunjukkan paradoks klasik korporasi besar. Semakin besar mereka tumbuh, semakin kompleks pula jaringan risiko yang harus dikelola. Dugaan korupsi solar mungkin tidak masuk ke laporan keuangan, tapi gugatan lahan dan kewajiban tambang jelas ada hitungannya. Jika ke depan banding berbalik arah atau pemerintah memperketat peraturan lingkungan, maka laba ADRO yang sekarang masih terlihat stabil bisa terkikis secara signifikan.
ADRO memilih percaya diri karena mereka merasa punya pijakan hukum kuat. Tapi investor sebaiknya membaca tanda tanda dengan hati hati. Dalam dunia korporasi yang tidak diakui belum tentu tidak ada. Dan yang dianggap tidak material hari ini bisa jadi headline besar besok pagi. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2

